Rama telah sampai mengantar Gita menuju rumahnya. Rama melihat disekeliling rumah Gita.
"Rumahmu nyaman juga. Aku baru tahu."
"Bukannya Kakak sudah tahu?"
"Waktu itu sudah gelap, dan aku tidak memperhatikan sekeliling rumahmu. Aku hanya memperhatikan dirimu."
Grrrrrrrrl.. Kenapa perkataannya selalu saja membuatku melayang? Kenapa? Dia kadang menaikkan ku, lalu menjatuhkan ku. Hatiku diombang ambing olehnya. Dan sekarang, apalagi ini? Enyahlah kau wahai Kak Rama. Aku bisa pingsan mendengar semua bualanmu ini.
"Kak Rama apaan sih." Ucap Gita malu
"Nggak lah, gue becanda. Yaudah gue cabut dulu ya. Bye"
"Makasih yah kak, udah anterin aku pulang" ujar Gita sambil melambaikan tangannya ketika Rama pergi.
*Sejujurnya yang ingin ku ucapkan adalah terimakasih kau telah menemaniku hari ini, berbincang denganku, makan denganku, bahkan naik motor denganku. Hal itu sudah mewakili rasa rinduku padamu selama ini. Bahagia sudah hatiku, ini yang aku inginkan sejak dulu Kak, bisa berdua bersamamu menikmati hari. Tapi, disisi lain aku juga merasa bersalah. Aku merasa tak enak pada tunangannya kak Rama. Kalau ia tahu bagaimana? Dia pasti sakit hati. Walaupun aku tak ada hubungan apapun dengan Kak Rama, setidaknya wanita mana sih yang tidak sakit hati melihat pasangannya bersama wanita lain? Maafkan aku Kak Siska. Aku pun tak bisa mengontrol perasaanku. Aku tahu ini salah, tapi tak bisa kupungkiri akupun menikmatinya. Apakah aku seorang wanita yang jahat?
*Dirumah Rama*
Dimas, Maafin gue. Gue udah lancang bawa cewe lu jalan hari ini. Gue juga nggak ngerti kenapa gue bisa ngerasa nyaman banget kalau gue lagi sama dia. Gue tau gue salah, tapi gue harus apa? Semua yang gue dan dia laluin adalah suatu kebetulan. Kebetulan kita bertemu, kebetulan kita lapar, itu hanya sebuah kebetulan kan? kebetulan yang tidak ada artinya. Tapi kenapa aku malah ingin berdua lagi dengannya? Apakah aku mulai menyukainya? Apakah hatiku telah diambil olehnya? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Sejak kapan perasaanku tumbuh untuknya? Bagaimana aku bisa bersama Siska kalau ternyata hatiku ada ditangan Gita?
*Suasana di perusahaan Angkasa Putra grup**
Semua karyawan sedang sibuk bekerja. Tak terkecuali Gita yang sedang mengetik di komputer. Dia banyak sekali pekerjaan hari ini, dia terlihat fokus menghadap komputer dan tangannya cekatan mengetik keyboard.
Rama berjalan melewati tempat kerja Gita, melihat sekilas kearah Gita, dan tersenyum. Melihatnya saja, sudah membuat Rama bahagia, Mengapa bisa seperti ini? Darimana kah awalnya kisah ini? Mengapa Rama harus terjebak didalam perasaan yang salah? Kalau Gita bukan kekasih Dimas mungkin dia tak akan merasa bersalah seperti ini.
*Siska? Kenapa sekarang hatiku tak tertuju pada Siska. Rasanya sejak dulu kutahan amarahku untuknya. Dan sekarang aku benar-benar sudah tidak menginginkanmu lagi. Apalagi dengan sikap aroganmu. Sungguh aku ingin dia menjauh dari hidupku, karena ada bunga baru dalam hatiku. Meskipun bunga itu entah bisa ku gapai atau tidak.
-Jam Makan Siang-
"Git.. Gita*" Panggil Dimas di seberang sana.
Gita melihat kearah Dimas, dan melambaikan tangannya.
"Udah makan belum?" Tanya Dimas
"Udah kak, barusan."
"Jalan-jalan keliling kantor yuk."
"Boleh, kak"
Gita dan Dimas berjalan mengitari taman kantor, karena waktu istirahat masih ada dua puluh menit lagi. Dimas membuka pembicaraan.
"Libur kemarin kamu kemana aja?" Tanya Dimas
"Aku cuma lari pagi aja di alun-alun." Ucap Gita
"Sama siapa?" Tanya Dimas lagi.
DEGGG.. Kenapa pertanyaan kak Dimas seperti itu? Kak Dimas nanya aku sama siapa? Apa dia lihat aku kemarin sama Kak Rama? Ah, tapi masa sih? Ehh, tapi kenapa aku harus tidak nyaman ditanya seperti itu? Kak Dimas itu bukan siapa-siapa aku kan? Pikir Gita.
"Aku sendiri kak, tapi setelah itu aku bertemu Kak Rama. Ternyata dia juga sedang lari pagi itu." Jawab Gita jujur
"Terus kamu jalan sama dia?" Selidik Dimas.
Eh, ini kenapa lagi sih? Pertanyaannya kok seperti menyudutkan aku gini. Kak Dimas kenapa sih? Kok dia kayak jealous gitu? Duh, aku jadi gak nyaman.
"Karena aku lapar, jadi dia ngajak aku makan kak. Tapi setelah itu aku pulang."
"Kamu diantar Rama?" Tanyanya lagi.
"Iya, dia mengantarku." Wajah Gita terlihat takut.
"Hahahahahaha, kenapa kamu ketakutan gitu sih? Santai aja napa Git. Gue cuma nanya aja." Gelak tawa Dimas
"Abisnya kak Dimas kayak lagi interogasi aku gitu. padahal aku sama kak Rama cuma sengaja bertemu. Aku jadi takut ketahuan sama tunangannya Kak Rama." Jelas Gita.
"Harusnya sebelum kamu menerima tawaran Rama, kamu pikirkan itu dulu. Untung yang lihat cuma aku, kalau ternyata tunangan Rama melihat, apa yang akan terjadi padamu?"
"Kakak lihat aku? Kenapa gak nemuin aku kalo gitu? jahat banget." tanya Gita
"Aku buru-buru kemarin" jawab Dimas simpel
Gimana aku mau nemuin kamu Git? kamu bilang pacarmu kan lagi tak enak badan. Yasudah aku tak menampakkan diriku dihadapan kalian. Sejujurnya, aku ingin mendekati kaliaan kemarin, tapi rasanya pasti akan sangat canggung. Dan aku heran, kenapa kebetulan kalian itu selalu saja terjadi berulang-ulang kali? Gumam Dimas.
Kak Dimas benar juga. Kenapa kemarin aku mau mau saja diajaknya makan? kenapa aku malah tak menolaknya. Kenapa aku tak pakai alasan tunangannya saja? Kenapa dekat kak Rama malah membuatku jadi bodoh sih? Umpat Gita dalam hati.
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB. Mereka pun kembali beraktifitas seperti biasa. Berkutat dengan laporan dan pembukuan. Sampai tak terasa waktu telah menunjukan pukul 16.00 WIB. Beberapa karyawan meninggalkan ruang kerja mereka bergegas segera pulang, beberapa karyawan lagi masih menetap karena ada overtime dan pekerjaan tambahan.
Gita pulang dengan angkutan umum. Untuk menuju rumahnya, Gita harus dua kali menaiki angkutan umum. Ribet memang, tapi itu lebih ekonomis menurutnya ketimbang dia naik Car online, memakan biaya dua kali lipat. Tak apalah aku ribet sedikit, pikirnya.
Setelah makan malam, Gita beristirahat. Menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya dikasur. Sudah lama Gita tak membuka Aplikasi facebooknya. Sambil mendengarkan alunan lagu favoritnya dari Ysabelle Cuevas, Gita melihat kabar beranda facebooknya. Perhatiannya terfokus pada permintaan pertemanan di facebooknya, dengan nama "Rama Hanggara Putra". Dia segera membuka permintaan pertemanan itu, dan melihat siapa Rama Hanggara Putra. Apakah Rama yang ia sukai? Ah, tapi di facebook kan nama yang sama itu pasti banyak, pikirnya.
Oh my God, ini benar Kak Rama. Foto Profil facebook nya memang benar dia. Dia meminta pertemanan facebook denganku. Tapi bagaimana dia menemukan akun facebook ku? Ah, pasti gampang saja, nama facebook ku kan Anggita Nindya, nama asliku. Pasti mudah saja menemukannya. TAPI, masa dia mencari akun facebookku? Apa dia sengaja mencari namaku? Ah, khayalan gila ini lagi. Pasti karena ada saran pertemanan, dan kebetulan namaku muncul di berandanya, tak sengaja ia memencet " tambah teman" Ya.. pasti begitu. Tidak mungkin kak Rama sengaja mencari akun facebookku.
Gita mengklik "Konfirmasi" pada gawainya. Sekarang, ia dan Rama berteman di facebooknya. Gita penasaran, dengan isengnya ia membuka profil Rama dan stalking profil nya sambil melihat status dan foto-foto Rama. Tetapi, Rama jang membuat postingan, hanya sering memposting foto-foto saja. Gita melihat di informasi tentang Rama, Bertunangan dengan Siska Gavanny Putri. Nama yang cantik, seperti orangnya. Gita melamun.
*Apakah boleh kukatakan sekali ini saja bahwa aku cemburu? Tunangan Rama sama cantik, pintar dan pastinya Kak Rama sangat menyayangi nya sampai di facebook pun ia cantumkan nama tunangannya. Lamunannya buyar, seketika ada chat masuk.
👨💼Rama Hanggara : Kamu lagi apa?
HaHhh? Kak Rama mengetik pesan untukku. Ternyata dia tahu bahwa ini aku. Tanpa sadar Gita kegirangan melihat chatting dari Rama. Aku harus segera membalasnya, pikir Gita.
👩💼Anggita Nindya : Lagi tiduran. Ini Kak Rama kan?
👨💼Rama Hanggara : Ya, siapa lagi.
👩💼Anggita Nindya : Hehe.. Kak Rama sedang apa?
👨💼 Rama Hanggara : Sedang memikirkanmu 🤣
👩💼 Anggita Nindya : Mulai deh, nyebelin. 😒
👨💼 Rama Hanggara : Lucuuuuuuu..
👩💼 Anggita Nindya : Lucu apa coba?
👨💼 Rama Hanggara : Kamu, lucu kalau cemberut gitu.
👩💼 Anggita Nindya : Idih, apaan sih. Siapa yang cemberut coba.
👨💼 Rama Hanggara : Galak juga ya kamu kalo chatting gini.
👩💼 Anggita Nindya : Aku, baik hati gini dibilang galak.
👨💼 Rama Hanggara : Kamu memang peri baik hati yang turun dari langit.
👩💼 Anggita Nindya : Aku boleh ketawa gak?
👨💼 Rama Hanggara : Kenapa?
👩💼 Anggita Nindya : Kak Rama lucu. Kalo ketemu aku langsung suka jutek, kalo lagi chatting gini bikin aku ngakak terus 😋
👨💼 Rama Hanggara : Emang aku keliatan lagi ngelucu?
Hadehhhhhh, mulai deh nyebelin kalo penyakit nyebelin kak Rama kambuh. Umpat Gita dalam hati.
👩💼 Anggita Nindya : Ya enggak sih. Udah, lupain aja.
👨💼 Rama Hanggara : Mana bisa aku lupain peri baik hati?
👩💼 Anggita Nindya : Kak Ramaaaaaaaaa.. 😕
👨💼 Rama Hanggara : Apa Gitaaaaaaaaaaa?
Dia ngetik namaku. Gitaaaaaa.. Hatiku meleleh, hatiku mencair. Oh, tidak. Tolong jangan teruskan chatting ini kak, aku tak sanggup lagi, hatiku berflower-flower sepertinya.
👩💼 Anggita Nindya : Tauk ah, gelap.
👨💼 Rama Hanggara : Sini, aku akan menerangi malammu yang gelap.
Gilaaaaaaaa, kenapa dia jadi seperti ini sih? Sadar Gita sadar. Kak Rama mungkin hanya bosan, jangan berharap lebih. Tenangkan hatimu, dan jangan terlihat bahagia. Biasa saja.
👩💼 Anggita Nindya : hahahahaa
👨💼 Rama Hanggara : Kenapa belum tidur ?
👩💼 Anggita Nindya : Sebentar lagi
👨💼 Rama Hanggara : Jangan terlalu malam, besok kamu harus kerja
👩💼 Anggita Nindya : Siap, Bos
👨💼 Rama Hanggara : Aku memang bos mu.
👩💼 Anggita Nindya : Hihihihi, aku benar kan
👨💼 Rama Hanggara : Aku mau tidur. Selamat malam, selamat tidur.
👩💼 Anggita Nindya : Iya kak. Selamat tidur juga 💋
👨💼 Rama Hanggara : Kamu mau menciumku?
Hahhhhhhh, kenapa bisa salah emoticons begitu? Ya Ampun Gita lo malu-maluin ajaaaaa.
Hapus Pesan? Ya.
👩💼 Anggita Nindya : Ralat. Iya kak. Selamat tidur juga 😴
👨💼 Rama Hanggara : Tapi aku sudah lihat tadi.
👩💼 Anggita Nindya : Itukan salah pencet. Keburu kekirim.
👨💼 Rama Hanggara : Kamu malu ya?
👩💼 Anggita Nindya : Apaan sih Kak Rama? Udah ah, katanya mau tidur. Aku tidur duluan aja. Selamat malam ya kak. Nice dream.
Anggita Nindya sedang tidak aktif
Ehhh, langsung offline. Dia pasti malu. Rama, jahat banget lo ngerjain cewek polos kayak dia. Tapi gue seneng. Hidup gue jadi berwarna. Maafin gue ya peri baik hati. Gumam Rama sambil senyam senyum.
Gita tak kuasa menahan malu, kenapa dia harus salah emoticons begitu sih? Kan malu-maluin.
Gimana besok kalau aku ketemu dia? aku ga sanggup. aku malu. Aaaaaah, Kak Rama kenaoa menyebalkan begitu sih? Aku gak mau ketemu dia. Aku benar-benar malu.
Disisi lain, ia sangat senang bisa mengobrol santai dengan Rama meskipun hanya lewat ketikan. Dia tak menyangka akhirnya bisa sedekat ini dengan Rama. Tunangannya? Ah, biarkanlah dahulu. Aku kan tidak berbuat hal yang aneh-aneh. Hanya sebatas teman dan rekan kerja saja.
*Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Gaparkoh Mda
bisa ketawa sendiri
2023-07-11
0
Leni Fatmawati Fatmawati
hatiku yg berbunga" jd ny,hahayy berasa blk ke masa muda🤭
2022-01-21
0
Sigid Prihatmoyo
u kan tau rama n siska ad mslh, jd terusin aza... biar waktu yg menjwb, takdir g akan slh kok
2021-02-14
0