Lukisan Yang Dirahasiakan

*Satu Bulan Kemudian*

Waktu kian bergulir. Hari berganti menjadi minggu dan minggu berganti menjadi bulan. Tidak terasa, satu bulan sudah Bram dan Yuri tinggal bersama.

Semenjak malam itu, tidak pernah ada lagi perdebatan tajam di antara mereka. Bram dan Yuri justru semakin akrab, semakin dekat. Yuri bahkan tidak lagi menyebut 'saya' untuk mengganti panggilan bagi dirinya.

Laki-laki itu masih suka menggoda istri pura-puranya itu. Mungkin hanya hal itu yang bisa membuat ia tertawa, di tengah kondisinya yang menyedihkan.

Sore ini pun demikian. Yuri yang tengah asyik melukis, sambil mendengarkan dan menyenandungkan lagu-lagu cinta kuno favoritnya, harus siap menghadapi gangguan kecil dari laki-laki itu.

🎵🎶🎵🎶

Hold me close and hold me fast

The magic spell you cast

This is 'la vie en rose'

When you kiss me, heaven sighs

And though I close my eyes

I see 'la vie en rose'

"Kadang kala aku merasa kamu hidup di tahun yang salah." Bram yang baru saja menyelesaikan acara mandi sorenya sedang berjalan dengan bantuan tongkat, untuk menghampiri Yuri yang masih berkutat dengan kuas dan cat.

"Aku? Hidup di tahun yang salah?" Yuri mengerutkan keningnya dan menatap laki-laki itu.

"Iya! Semua lagu-lagu yang kau dengarkan ini adalah lagu yang terkenal pada saat Papa dan Mamaku baru mengenal cinta. Lagu ini jelas berumur lebih tua dari umurku." Bram duduk di samping Yuri.

"Hei, Tuan yang sok modern. Apa anda tidak bisa mendengar dengan jelas suara siapa ini? Michael Buble. Bahkan seorang Lady Gaga pun pernah menyanyikan lagu ini. Musik itu sama dengan lukisan. Dia abadi." Yuri kembali melanjutkan aktivitas mencorat-coret kanvas yang ada di hadapannya.

"Tetap saja aneh untukku. Saat yang lain sedang demam-demamnya dengan K-Pop, kamu justru masih hidup dalam lagu-lagu cinta Romeo dan Juliet yang sudah mati." Bram terus mengusik Yuri hingga perempuan itu tidak bisa berkonsentrasi.

Yuri menghentikan sejenak lagi kegiatannya, menatap Bram dengan kesal, menghembuskan nafasnya dengan berat, kemudian memilih tidak menjawab laki-laki itu. Ia sudah tahu bahwa Bram hanya suka menggodanya. Ia pun melukis kembali.

"Kau tidak menjawab! Itu berarti apa yang aku katakan adalah benar." Bram menyeringai karena merasa berhasil mengganggu perempuan itu.

"Terserah anda saja Tuan Abraham Adiputera yang terhormat. Hamba hanya mau melukis dengan tenang." Yuri mengacuhkan laki-laki itu. Sementara Bram tertawa puas.

🎵🎶🎵🎶

When you press me to your heart

I'm in a world apart

A world where roses bloom

"Sebenarnya apa yang sedang kau lukis? Sepertinya akhir-akhir ini durasi melukismu lebih sering dari biasanya." Bram yang penasaran kembali mengusik gadis itu dengan pertanyaan-pertanyaannya.

"Sejak minggu lalu, aku membuat dua lukisan. Lukisan yang satu adalah lukisan pesanan orang, yang biasanya kita bawa ke kota tiap minggunya dan lukisan yang lain, yang saat ini sedang ku kerjakan adalah lukisan yang sangat istimewa untukku. Aku ingin membuat lukisan ini sesempurna mungkin. Aku akan mengerjakannya dengan sabar dan perlahan." Perempuan itu tersenyum menatap kanvas yang tidak lagi kosong di hadapannya.

"Lukisan apa yang begitu istimewa bagimu? Apa kamu akan menjualnya juga? Mungkin dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya?" Bram semakin penasaran.

"Aku tidak akan menjual lukisan ini untuk siapapun. Lukisan ini terlalu berharga dan tidak akan bisa dinilai oleh uang. Lukisan ini adalah lukisan..........." Yuri menahan ucapannya. Ia melirik wajah Bram yang terlihat lucu karena begitu penasaran.

"Rahasia," sambungnya. Yuri melepaskan tawanya. Ia puas bisa membalas laki-laki itu.

"K-kau! Kau tahu bahwa aku tidak bisa melihat. Apa susahnya mendeskripsikan apa yang sedang kamu lukis itu padaku?" Laki-laki itu terbiasa mendapatkan semua jawaban, saat ia ingin mengetahui segala sesuatu selama ini. Yuri benar-benar telah menggelitik emosinya.

"Aku justru sengaja melukisnya karena Mas tidak bisa melihat. Seandainya Mas bisa melihat, maka aku tidak mungkin melukisnya," jawab Yuri sambil tertawa kembali mengejek laki-laki itu. Setelah puas tertawa, gadis itu pun akhirnya fokus melukis kembali.

"Kau memang suka mencari gara-gara denganku nona. Tetapi, sebenarnya kamu sudah mencari masalah dengan orang yang salah," gumam Bram di dalam hati. Ia kembali menyeringai karena tiba-tiba mendapatkan sebuah ide jahil di kepalanya.

🎵🎶🎵🎶

And when you speak

Angels sing from above

Everyday words seem

To turn into love songs

"Dimana kamu meletakkan Paletmu?" Bram berkata dengan nada tenang.

"Aku sedang memegangnya di tanganku. Memangnya kenapa Mas?" Yuri merasa aneh dengan pertanyaan laki-laki itu.

"Bolehkah aku meminjamnya sebentar? Aku merasa bau catnya tidak seperti biasanya. Jangan-jangan cat ini sudah kadaluarsa.

"Hah? Tapi aku tidak mencium bau yang berbeda," jawab Yuri sambil mengendus palet yang telah berisi cat warna-warni itu.

"Semenjak buta, hidungku jadi lebih sensitif. Aku benar-benar mencium bau yang aneh. Coba bawa ke sini!" Bram menengadahkan tangannya untuk menerima palet milik Yuri. Laki-laki itu juga masih menarik-narik nafasnya beberapa kali, tanda bahwa ia sedang menyelidik aroma itu.

Dengan polos Yuri menyerahkan palet catnya kepada Bram. Laki- laki itu pun langsung mengendus palet cat itu.

"Benar! Sumbernya dari sini. Mendekatlah! Biar aku tunjukkan," tutur Bram dan segera dituruti oleh Yuri.

Gadis itu mendekatkan kepalanya ke depan palet yang sedang di pegang oleh Bram, sambil ikut mengendus-endus. Laki-laki itu pun tersenyum.

"Ini saatnya," ucap Bram dengan volume suara yang kecil.

"Hah?" Yuri mendengar Bram mengatakan sesuatu tetapi tidak jelas.

Laki-laki itu sangat meyakini bahwa Yuri sudah berada persis di depannya. Dengan cepat, laki-laki itu mencelupkan jari-jarinya ke dalam palet itu dan menyentuh wajah Yuri. Ia pun kemudian tertawa terbahak-bahak, "Hahahahaha....."

Yuri tersentak. Ia tidak menduga Bram akan melakukan tindakan kekanak-kanakan itu. Wajahnya kotor terkena cat akibat ulah Bram.

"Mas, mengotori wajahku!" Yuri seketika protes kepada laki-laki itu.

"Mana? Aku tidak melihat apa-apa di wajahmu," ejek Bram kepada perempuan itu.

Yuri yang tidak terima berinisiatif membalas. Ia ikut mencelupkan jari-jarinya dan membuat tanda di wajah Bram.

Sore itu, kondisi ruang tengah, yang biasa digunakan untuk melukis menjadi sangat berantakan. Yuri dan Bram masih saling membalas. Cat yang semula hanya mengotori wajah kini mengotori hampir seluruh bagian tubuh keduanya.

Bram hampir kalah. Kondisi laki-laki itu lebih parah dari Yuri. Beruntung ia berhasil menangkap tangan Yuri. Ia pun memeluk gadis itu sambil membuatnya geli.

"Ampun Mas. Aku menyerah. Stop Mas!" Yuri berbicara sambil tertawa karena rasa geli yang sungguh menyiksanya.

"Minta maaf padaku atau aku tidak akan melepaskanmu," ucap laki-laki itu sambil terus menggelitik dan memeluk pinggang Yuri.

"Maaf Mas. Maaf. Ampuni aku, aku sudah tidak tahaaannn... Hahahaha," ucap Yuri sambil terus menggerakkan tubuhnya, berharap pelukan laki-laki itu terlepas.

Yuri yang terlalu banyak bergerak, membuat Bram mulai kehilangan keseimbangan. Laki-laki itu kemudian terjatuh bersama dengan gadis itu.

Bruukkk...

"Aaaaahhhh!!!!!" Yuri berteriak saat mereka berdua sama-sama jatuh tergeletak di lantai.

"Ssshhhh..."Bram secara otomatis mendesis karena merasa punggungnya sakit.

Beberapa menit kemudian, keheningan tiba-tiba menguasai ruangan itu. Yuri menindih Bram dalam posisi berhadapan dan masih berpelukan. Wajah Yuri dan wajah Bram sangat dekat. Baik Bram dan Yuri bisa merasakan deru napas dan detak jantung orang yang sedang menempel pada tubuh mereka.

🎵🎶🎵🎶

Give your heart and soul to me

And life will always be

'La vie en rose'

Mereka masih berada pada posisi yang sama selama beberapa menit. Seperti tersihir Yuri semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Bram. Semakin dekat dan semakin bertambah dekat hingga sesuatu menyadarkan mereka sebelum terjadi sesuatu.

Tok!! Tok!! Tok!!

-------

Selamat membaca!

Terpopuler

Comments

lili

lili

kayak ya yg dlukis Yuri bram

2023-02-25

0

ReNaTa

ReNaTa

wahhh..udah pake acara tindih menindih nih
kanjutkan thor
kuuyyy ahhhh

2021-02-02

0

Sekar's Bridal

Sekar's Bridal

tumben blm up kak? i miss u

2020-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Terancam
2 Menemukanmu
3 Sandiwara
4 Cantik
5 Janda Termuda Dan Tercepat
6 Melukis Pemilik Hati
7 Kawan Lama
8 Gelisah
9 Mawar Merah
10 Bukan Orang Asing
11 Cover Dan Visual Cast
12 Lukisan Yang Dirahasiakan
13 Tidak Suka
14 Sang Kekasih Dan Sang Sahabat
15 Tidak Peka
16 Ancaman
17 Jawaban
18 Memberi Tahu
19 Pelukan Terakhir
20 Luka Yang Tidak Terlihat
21 Sempurna
22 Meminta Bantuan
23 Takut
24 Mengambil Jarak
25 Nyanyian Meminta Maaf
26 Penasaran
27 Sudah Waktunya?
28 Semu
29 Sudah Kehilangan Dirinya
30 Pergi Setelah Membayar Kebaikan
31 Pendonor Rahasia
32 Bertukar Posisi
33 Firasat Buruk
34 Hanya Keberuntungan
35 Merindukanmu
36 Kembali Ke Masa Lalu
37 Berselisih Jalan
38 Tempat Persinggahan Sementara
39 Aroma Dan Suara
40 Anomali
41 Menyukai Rasa Sakit
42 Obsesi
43 Perjumpaan
44 Bagaimana Jika?
45 Sesuatu Terjadi
46 Lebih Peka?
47 Menggenggam Dan Melepas
48 Maafkan Aku
49 Tak Bisa Melepaskanmu
50 Marah?
51 Dalam Pelukan
52 Tanpa Perasaan
53 Membawanya Kembali
54 Mantan Terindah
55 Lily Yang Tumbuh Di Lembah
56 Pernah Diposisi Yang Sama
57 Berjuang
58 Kekasih Yang Romantis
59 Tidur
60 Simpanan?
61 Kekasih Yang Penakut
62 Amarah
63 Seutuhnya
64 Intuisi
65 Mengabadikan Malam
66 Tidak Biasa
67 Penawaran Atau Ancaman?
68 Cinta Yang Akan Membawaku Pulang
69 Melepasnya Lagi
70 Sebuah Bantuan?
71 Aku Tahu, Aku Di Sini
72 Menikmati Kesalahan
73 Si Pemantik Rindu
74 Nona...
75 Sang Perwira
76 Sang Ayah
77 Mencari Petunjuk
78 Getir
79 Matahari Jingga
80 Belahan Dunia Yang Berbeda
81 Maukah Kau?
82 Si 'Kepala Bantal'
83 1475 Hari
84 Akhir Sebuah Penantian
85 Cinta Yang Mereka Sebut Gila
86 Mata Hanyalah Bukti
87 DAFTAR LAGU-LAGU OST THROUGH MY EYES
88 UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGUMUMAN
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Terancam
2
Menemukanmu
3
Sandiwara
4
Cantik
5
Janda Termuda Dan Tercepat
6
Melukis Pemilik Hati
7
Kawan Lama
8
Gelisah
9
Mawar Merah
10
Bukan Orang Asing
11
Cover Dan Visual Cast
12
Lukisan Yang Dirahasiakan
13
Tidak Suka
14
Sang Kekasih Dan Sang Sahabat
15
Tidak Peka
16
Ancaman
17
Jawaban
18
Memberi Tahu
19
Pelukan Terakhir
20
Luka Yang Tidak Terlihat
21
Sempurna
22
Meminta Bantuan
23
Takut
24
Mengambil Jarak
25
Nyanyian Meminta Maaf
26
Penasaran
27
Sudah Waktunya?
28
Semu
29
Sudah Kehilangan Dirinya
30
Pergi Setelah Membayar Kebaikan
31
Pendonor Rahasia
32
Bertukar Posisi
33
Firasat Buruk
34
Hanya Keberuntungan
35
Merindukanmu
36
Kembali Ke Masa Lalu
37
Berselisih Jalan
38
Tempat Persinggahan Sementara
39
Aroma Dan Suara
40
Anomali
41
Menyukai Rasa Sakit
42
Obsesi
43
Perjumpaan
44
Bagaimana Jika?
45
Sesuatu Terjadi
46
Lebih Peka?
47
Menggenggam Dan Melepas
48
Maafkan Aku
49
Tak Bisa Melepaskanmu
50
Marah?
51
Dalam Pelukan
52
Tanpa Perasaan
53
Membawanya Kembali
54
Mantan Terindah
55
Lily Yang Tumbuh Di Lembah
56
Pernah Diposisi Yang Sama
57
Berjuang
58
Kekasih Yang Romantis
59
Tidur
60
Simpanan?
61
Kekasih Yang Penakut
62
Amarah
63
Seutuhnya
64
Intuisi
65
Mengabadikan Malam
66
Tidak Biasa
67
Penawaran Atau Ancaman?
68
Cinta Yang Akan Membawaku Pulang
69
Melepasnya Lagi
70
Sebuah Bantuan?
71
Aku Tahu, Aku Di Sini
72
Menikmati Kesalahan
73
Si Pemantik Rindu
74
Nona...
75
Sang Perwira
76
Sang Ayah
77
Mencari Petunjuk
78
Getir
79
Matahari Jingga
80
Belahan Dunia Yang Berbeda
81
Maukah Kau?
82
Si 'Kepala Bantal'
83
1475 Hari
84
Akhir Sebuah Penantian
85
Cinta Yang Mereka Sebut Gila
86
Mata Hanyalah Bukti
87
DAFTAR LAGU-LAGU OST THROUGH MY EYES
88
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!