...Sungguh akhir yang tragis! Aku melihatmu terkulai seperti rumput yang terinjak puluhan kali.....
Eric duduk di depan rumah dengan mengayunkan kakinya ke depan dan ke belakang. Ia sedang menunggu ibunya selesai berdandan. Karna hari ini mereka akan pergi ke acara ke lulusannya.
Tentu saja ke dua pamannya akan ikut. Namun tidak bisa sekarang, karna mereka harus pergi ke sekolah terlebih dahulu untuk meminta izin cuti seharian.
“Eric..” seru Anita mencari keberadaan anaknya, ketika dirinya sedang memakai sepatu di balik pintu rumahnya.
Yang di panggil pun langsung menyelingukan kepalanya ke dalam, menatap sang ibu yang seketika tersenyum ketika melihat wajahnya. “Aku disini ma!”
Anita masih setia dengan senyumnya. “Maafkan mama, ayo kita berangkat sayang” Anita pun meraih tangan Eric, dan menggandengnya.
Lalu mereka lekas pergi ke sekolah Eric yang berjarak 4 km dari rumah mereka dengan menggunakan bus kota.
Sementara itu Lino dan Kend di sekolah.....
Gdubrakkk...
Wahahaha...
Kend jatuh dari kursinya. Temannya, yang duduk di belakang bangkunya dengan sengaja menarik kursinya ke belakang hingga ia terjatuh saat ingin duduk.
“Ssshh...” keluh Kend dengan mengelus pantatnya yang terasa sakit.
Kend menoleh cepat pada Milo yang terbahak di bangkunya. Lelaki itu sedang asyik menertawakan kemalangan temannya.
“Resek” ketus Kend langsung bangkit dan menjitak kepalanya keras.
Ctakk...
“Adaww... sakit tau bego!” keluh Milo dengan mengusap kepalanya yang sakit karna jitakan Kend yang terlalu keras. “Salah sendiri duduk gak liat liat belakang dulu”
Mendengar itu Kend langsung menatapnya dengan marah. Namun amarahnya itu hanya sebetas kesal saja. Tidak amarah yang akan memicu pertengkaran antara mereka berdua.
Melihat raut wajah temannya tersebut, Milo langsung menyatukan kedua tangannya di depan wajahnya dan menundukan kepalanya sedikit, meminta maaf atas tindakannya kepada Kend.
“Heyy.. Kend, cepatlah duduk di bangkumu! Bokong mu menghalangi pandanganku” celetuk Agatha dengan mimik wajah yang sangat datar.
Namun orang orang di sekelilingnya itu, langsung menatapnya dengan pandangan syok, ketika mendengar penuturannya.
“Wakkkhh.. maafkan aku! Baiklah aku akan duduk” seru Kend dan langsung mengambil sikap duduk tegap di tempatnya.
Duk.. duk.. Milo menendang kaki kursi milik Kend, membuat si empu menolehkan kepalanya cepat, dengan mata tajam bagai sembilah pedang. “Apa?”
Milo menggelengkan kepalanya cepat “Ahk.. tidak Kend! Aku tidak mencari ribut lagi. Tapi aku mencium bau iblis sangat kuat dari arah sana”
Kend mengikuti arah telunjuk milik Milo pergi. Telunjuk itu mengarah pada luar jendela kelas mereka.
Pranggg...
Dan naas, semua orang di buat tercengang ketika Kend langsung melompat keluar jendela dan menaiki sapu terbangnya, entah pergi kemana.
Namun yang di yakini oleh Milo adalah pandangan Kend yang mendadak khawatir ketika melihat pemandangan apa yang ada di luar jendela kelasanya.
“Anak kurang ajar! Kend....” teriak Mr. Albert yang melihat tingkah muridnya tersebut.
“Akkhh..” lengkuh Agatha tiba tiba merasakan sakit yang teramat sangat menusuk ke dalam dadanya.
Tes.. tes..
Semua murid di buat ternganga lebar, bakan Mr. Albert pun langsung menatap panik ketika sebuah pedang tiba tiba menusuk jantung anak muridnya tersebut.
Bum... bum... bum..
Terdengar suara mendegum dari arah utara. Semua mata yang tadinya tertuju pada Agatha, segera berpindah fokus pada asal muasal bunyi tersebut.
“Hobbit??”
“Raksasa???”
Mr. Albert mendekati Agatha dengan wajah panik. Keringat deras mengucur pada pelipis gadis tersebut. Dan ada tanda tanda aneh pada tubuhnya.
Pedang yang menancap pada dada Agatha membuatnya perlahan lahan kehilangan kesadaran. Mr. Albert mengamil tindakan cepat.
Ia mencabut pedang yang terbuat dari tulang dengan energi gelap dari tubuh Agatha. “Ahhhkkk” jerit Agatha sangat menderita.
Semua teman temannya menoleh padanya. Mimik wajah mereka menunjukan rasa ketakutan yang sangat kuat.
Hawa yang ada di kelas pun menjadi kiat mencengkram ketika para Hobbit berukuran manusia sebang berjalan memasuki wilayah sekolah mereka.
“Apa yang sedang terjadi” gumam Milo dengan menatap sekelilingnya. Hawa mencengram ini muncul dari pedang yang ada di tangan Mr. Albert sekarang.
Prangg..
Kaca jendela itu kembali terhantam sesuatu. Kepingan kaca tajamnya menyebar di ruang jelas.
“Apa yang terjadi sebenarnya?” jerit seorang murid wanita dengan mengepalkan tangannya kuat.
“Barrier nya hancur” ucap Hugo dengan menatap tajam pada kejauhan. Teman temannya pun menjadi gerogi mendengar hal tersebut.
Jika barriernya hancur, maka dunia yang ada di sebrang hutan Irinz sudah kehilangan pembatasanya. Maka semua mahluk yang di penjarakan di sana akan segera lepas dan menghancurkan wilayah setempat.
Bahkan disana terdapat beberapa monster tingkat 10 dan tingkat dewa. Menenangkannya tidak cukup dengan 2 atau 3 orang, melainkan 7 sampai 10 orang tingkat 10 untuk satu monster tingkat dewa. Bahkan, bisa jadi mereka sudah berefolusi dan bertambah semakin kuat sekarang.
Drakkk... Brakk..
Pintu ruang kelas di buka dengan sangat keras. Seorang pria berdiri dengan kepala tengkoraknya disana.
Tubuh yang terlihat kekar dengan balutan jas hitam yang di selimuti hawa gelap, membuat siapa saja yang menatapnya langsung menelan ludah, ketakutan!
Semua orang diam di tempatnya. Bahkan Mr. Albert tak bisa menggerakan kakinya ketika melihat penampakan mengerikan dari mahluk yang berdiri di hadapannya tersebut.
Tap.. tap.. tap..
Kaki lelaki tersebut melangkah dengan pasti mendekati tuan Albert yang masih membeku dengan penampakannya.
“Milikku! Beraninya kau memegangnya dengan tangan kotormu... wushhh..” Hobbit itu hendak menyerang tuan Albert.
Tapi syukurlah Milo langsung melesat dan membawa pergi gurunya dari tempatnya. Jika tidak! Mungkin kepala Tuan Albert sudah tertebas dengan tangan tengkoraknya yang sangat tajam tersebut.
“Woo.. cepat juga” Ucap Hobbit tersebut dengan senyum smirk yang semakin melebar ketika menatap keseriusan dari mata Milo. “Matilah di tanganku”
Basstt...
Milo terdiam di tempatnya. Ia terpaku melihat kecepatan serangan Hobbit tersebut bertambah 5x lipat dari sebelumnya.
Namun dengan cepat Hugo melindungi Milo dan menghindar tepat waktu. Namun seketika Huga tersadar jika tubuhnya melayang dan menghantam keluar jendela. Hingga membuatnya terjun bebas dari lantai 3.
“Dasar bodoh”
Tap..
Tubuh Hugo bergelantungan dengan bebas di udara. Tangan kanannya terkait dengan tangan kiri Kend yang tengah berdiri di atas sapu terbangnya.
“Jangan ceroboh bodoh...! Bagaimana jika kau mati? Lalu siapa yang akan terus mengomel masalah uang kas pada kami, Hugo bodoh!”
“Sialan.. buakk”
Mata Hugo melebar ketika melihat Haven yang melesat dan menghantamkan kakinya pada kepala Hobbit yang membuat diri Hugo terjun bebas, hingga kepalanya terlempar menghantam dinding hingga dinding kelasnya itu retak parah.
“Fokus! Lebih fokus lah pada serangan dan keseimbanganmu, bodoh” sarkas Haven menatap Hugo dengan pandangan sedingin gunung es.
Hugo mengalihkan pandangannya pada Kend yang masih setia menggenggam tangannya dengan sangat erat. Seketika kedua sudut Hugo tertarik naik, menampakan sebuah senyum tipis.
“Terimakasih”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
🍒ꦽꦽꦼ➮ᎪᴠꫀӀƖყ~NꫀᎥɾᴀᏞყꪀꪀҽ༆
Next kaka~ uhuy, langsung lanjut
2020-12-30
4
Senja
next
2020-12-13
2