Episode 12

"Aku sudah tak sanggup untuk kehilangan seseorang"

Setelah mengatakan hal tersebut, suasana mereka semakin senyap. Hanya suara ranting yang bertabrakan dan hembusan angin yang terdengar nyaring di telinga mereka.

Pandangan Lena bahkan memburuk. Matanya terlihat sangat sayup dengan senyum pilu yang ia tampakan dengan samar.

"Raawww..." raung Lucy memecahkan keheningan mereka. Macan belang sebesar kucing dewasa itu tengah berlari dengan semangat menuju majikannya.

Lino tersenyum dan merentangkan tangannya, menyambut kedatangan Lucy dengan pelukan hangat.

"Lucyy.. dasar nakal!" ujar Nana dengan nafas tersengkal sengkal. Pasalnya Nana sudah berlari sejauh 2km untuk mengejar peliharaan Lino tersebut.

Setelah mencium bau majikannya, macan kecil itu langsung saja berlari menuju sumber penciumannya dan tak menghiraukan teriakan Nana yang di buat kelelahan saat mengejarnya.

"Maaf Nana, apa kamu butuh minum?" tanya Lino tak enak hati ketika melihat keringat bercucuran dengan sangat deras dari pelipis gadis berambut pirang tersebut.

"Terimakasih jika kamu peka!" mendengar jawaban Nana, Lino langsung melenggang pergi untuk mengambilkannya air minum. Sementara Lucy, sudah ia titipkan pada Lena.

"Kamu baik Len? Wajahmu terlihat tidak baik saat ini. Kenapa?" tanya Nana 6ang langsung peka.

"Hanya masalah kecil" jawab Lena acuh. Ia tak ingin memperpanjang penjelasannya, sudah cukup ia mengatakan kejujurannya pada Lino hari ini. Tidak perlu sampai teman temannya tahu semua.

Nana hanya mengangguk dan ikut mengelus puncak kepala Lucy. Dan suasana pun kembali dalam keadaan hening sampai Lino bersama dengan yang lain datang membawa keributan.

...🐁 🐁 🐁 🐁...

Kend dan Eric sedang berada di kebun binatang. Hari ini adalah hari minggu, jadi mereka sekeluarga memutuskan untuk pergi berlibur setelah melakukan aktivitas yang padat pada hari biasa.

Anita dan Lino sedang izin pergi membelikan kedua bocah itu makanan ringan. Karna setelah menghabiskan setengah hari mereka untuk bermain! Eric dan Kend mengeluh lapar.

Sementara itu Lucy juga mengambil andil dalam kelaparan yang melanda tersebut. Jadi mereka bertiga sedang duduk di bawah pepohonan dengan mengusap perut lapar mereka.

"Hayy.." ucap seorang gadis pada keduanya. Di belakang gadis itu berdirilah seorang pria yang sangat akrab.

Kend mendongkak melihat kehadiran Bland disana. Belum lagi tuan Putri Bella dengan hangat menyapa mereka.

Senyuman manis dari gadis itu bahkan mengundang perhatian beberapa pemuda yang sedang bersantai di dekat mereka.

Jika di ibaratkan dengan bunga, tuan Putri kerjaan mereka ini seperti bunga peony. Dengan makna cinta dan kemakmuran yang mendalam.

Sangat cocok dengan perawakan Bella yang memiliki sikap anggun dan penyang. Belum lagi ia sangat dekat dengan rakyatnya. Mengasihi mereka dengan sepenuh hatinya.

"Yang Mulia, hormat hamba kepada Putri dan Pangeran kerajaan Hasely" seru Eric dengan senyum mengembang mendapati putri kesayangan kerajaan mereka tengah hadir disini, menyapa mereka dengan senyum tulus di wajah rupawannya.

Bella tersenyum hangat, sementara Bland dengan angkuh memperlihatkan smirknya.

"Kakak!" tegur Bella menatap tajam pada Bland yang sudah mendengus melihat peringatan dari adiknya.

"Maaf, selamat siang!" ucap Bland, akhirnya mau menyapa walau dengan ancaman dari Bella terlebih dahulu.

"Apa yang mengundang anda kemari Yang Mulia?" ucap Lino dari belakang. Sontak membuat Bella berjingkat pelan karna terkejut mendapati kehadirannya.

"Selamat siang, Yang Mulia" sapa Anita memberi penghormatan bersamaan dengan Lino.

"Selamat siang, bibi!" sapa Bella dan Bland secara bersamaan.

Anita pun tersenyum ramah mendapati mereka yang terlihat sangat malu malu. "Kalian sedang berlibur?"

Bella mengangguk. Sementara Bland hanya tersenyum kikuk. Jika dihadapan orang yang lebih tua enath mengapa Bland otomatis bersikap sangat sopan.

Mungkin karena didikan ayahnya yang sangat ketat terhadap tata krama pada orang yang lebih tua! Maka Bland bisa bersikap sangat sopan pada Anita, walau dengan Lino dan Kend ia sangat acuh.

"Kalian sudah makan siang?" tanya Anita lagi. Sementara Lino sudah sibuk mengurusi adik dan keponakannya yang sudah menjerit jerit kelaparan. Belum lagi Lucy yang sudah sibuk mengeluskan kepalanya pada kaki Lino, minta di elus.

Blan hanya memperhatikan Lino yang sibuk menyuapi Eric, sementara itu Bella sedang asyik bercengkrama bersama dengan Anita.

Lino menatap Bland yang sedari tadi memandangnya. "Mau???" seru Lino menyodorkan sebungkus sosis bakar berukuran besar padanya.

Bland hanya membuang muka sebagai respon penolakannya. Namun ketika Eric menyodorkan sosis itu padanya Bland tak mampu menolaknya. Karna Bland sangat mencintai anak anak, jadi anaka anaklah yang menjadi kelemahannya.

Belum lagi wajah Eric yang sangat menggemaskan dengan mata besar dan manik hitam pekatnya, membuat penampilan lelaki kecil itu sangat imut. Bahkan ingin rasanya Bland, mengigit pipi gembulnya yang memerah karna udara dingin.

"Untukku?" tanya Bland menunjuk dirinya sendiri.

Eric berdecak, "Tentu saja paman! Aku kan memberikannya padamu! Paman bodoh" ucap Eric tiba tiba membuat semua orang syok dan memandangnya dengan mata melebar.

Bahkan Anita sudah menatapnya dengan pandangan tajam karna perilaku yang tidak sopan tersebut. Eric pun tersenyum kikuk ketika ibunya seperti itu.

"Maaf paman" ucap Eric dengan membuat  wajahnya terlihat imut. Bland pun mengelus puncak kepalanya dengan tersenyum gemas.

"Tidak apa! Dulu aku lebih nakal darimu, aku memakluminya. Kita berteman??" ucap Bland dengan menyodorkan tangannya pada Eric.

Sesaat Eric menatap tangan besar Bland yang berada di depannya. Bahkan Bland juga tersenyum hangat ketika berbicara padanya. Itu membuat Eric yang tadinya merasa tidak senang dengan sikap Bland kepada kedua kakak

lelakinya, tiba tiba menjadi sedikit melunak.

Akhirnya Eric menjabat tangan besar itu. Dan tangan mungilnya itu hanya mampu mengenggam telunjuk Bland sebagai jabat tangan mereka.

"Baiklah.. tapi paman juga harus berteman dengan kedua kakak lelaki itu. Berjanjilah tidak akan berlaku buruk pada mereka. Maka aku akan dengan senang hati menjadi temanmu"

Setelah menimbang nimbang pernyataan Eric barusan, akhirnya Bland pun mengangguk! Tanda setuju dengan permintaan bocah menggemaskan yang sudah sah menjadi temannya saat ini.

Lino dan Kend sontak berpandangan ketika Bland dengan hangat mengulurkan kedua tangannya untuk menjabat masing masing dari mereka. "Mari berteman!" ucap Bland dengan hawa penuh tekanan.

Lino dan Kend pun sontak menahan tawa. Ternya Bland hanya sedang berakting untuk menjadi teman mereka agar ia bisa berteman dengan Eric. Yah.. walau begitu, Lino dan Kend tetapmenjabat tangannya sebagai penyempurna akting bodohnya.

"Baiklah! Semoga kedepannya rukun" ucap Lino dan Eric pun tersenyum gembira lalu mmeluk kaki Bland yang sangat tinggi dan kecil.

"Boleh ku gendong?" ucap Bland pada Anita yang sontak mengangguk menatap wajah Bland yang sudah sanagt gemas ketika melihat putranya.

"Suatu ke hormatan bagi saya, Tuan!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!