Siang hari terasa begitu panas. Bahkan panasnya sangat terasa menyengat di kulit. Sementara itu kelas Aria sedang berlatih di tengah lapangan.
Karna Mrs. Iris, guru pembimbing kelas Bela diri! Melihat para petarungnya mengalami penurunan stamina, maka dari itu ia memutuskan untuk meningkatkan pelatihan stamina mereka. Tentu saja dengan persetujuan ketua kelas mereka, yaitu Aria.
Disaat semua teman temannya sedang serius berlatih, Aria menatap lekat pada sudut lapangan yang terlindung oleh pohon besar.
Matanya semakin tajam ketika melihat dua orang yang sedang asik bersendau gurau dengan menghisap rokok dengan bebasnya. Padahal di sekolah mereka ada denda yang cukup tinggi untuk para murid yang merokok.
Mrs. Iris hanya mampu memandang kedua muridnya. Ia tak berani untuk menegur mereka, karna pengaruh orang tua mereka sangat kuat hingga mampu mengekang semua guru.
Namun berbeda dengan Aria. Walau keluarganya tidak sebanding dengan keluarga mereka, namun Aria tetap mendatangi mereka.
“Heyy..” panggil Aria datar. Seperti biasanya, Aria tak pandai untuk berekspresi. Maka wajah dinginnya lah yang ia tunjukan.
Raka dan Riko langsung menoleh dengan pandangan tak suka. Kedua anak kembar itu sangat membenci ketua kelas mereka yang selalu berlaku sok pemimpin.
“Apa??” ujar Riko, bangkit dari duduknya. Ia mendekati Aria dan berdiri tepat di depan gadis tersebut.
Dan itu membuat Aria mendongkak penuh agar dapat melihat wajah Riko yang notabenya lebih tinggi 40cm dari tingginya.
Aria menundukan kepalanya. Bukan maksudnya ia takut menatap wajah Riko. Melainkan ia menatap apa yang sedang tangan lelaki besar itu pegang.
“Buang itu, Riko” ucap Aria menunjuk ke arah batang rokok yang ada di sela jari telunjuk dan tengah Riko tersebut.
Riko tak mendengarkannya. Ia malah menghisap batang rokok itu dan menghembuskan asapnya tepat di wajah Aria.
Fuhhh...
Aria memejamkan matanya ketika asap hasil pembakaran tembakau itu dengan cantik menghempas di wajahnya.
Namun ketika Aria membuka matanya kembali! Wajah Riko langsung tampak menciut. Karna nyalinya seketika menghilang ketika menatap mata Aria yang menajam.
“Sekali lagi! Buang itu Riko” ucap Aria dengan nada penuh penekanan. Lantas Riko langsung melemparkan batang rokoknya ke tanah dan menginjaknya hingga apinya mati.
Raka yang menatap hal itu langsung bangkit dari duduknya dan menatap Aria dengan pandangan yang tak kalah tajam.
“Kapan kamu berhenti rese, Aria! Kamu selalu membosankan” celetuk Raka dengan membuang rokoknya ke atas tanah dan menginjaknya hingga ludes.
“Bayar dendanya!” ujar Aria lagi.
“Ya ya baiklah bu ketua. Ini.. ups jatuh! Maaf tanganku licin, Aria” ucap Raka dengan senyum smirk yang nampak nyata di wajahnya.
Aria menghela nafasnya lelah dan mengambil uang yang sengaja Raka jatuhkan tersebut. Namun Aria tidak langsung bangkit! Melainkan langsung menarik kaki Raka naik ke udara.
Membuat lelaki yang tak siap menerima serangannya itu langsung jatuh tersungkur dengan kaki kanan yang masih di pegangi oleh Aria.
Aria yang sudah berdiri membuat pandangan dingin nan tajam.
“Bersikap lebih sopan” Aria meremas pergelangan kaki Raka kuat. Raka pun langsung menjingkat sakit.
“Terutama tata krama pada yang lebih tua darimu” Aria menarik kakinya semakin tinggi dan membuat tubuh Raka semakin terangkat naik.
“Itu yang di ajarkan pemimpin keluarga bangsawan pada penerusnya. Jangan pernah lupakan hal dasar itu” ucap Aria dengan nada penuh penekanan dan mengarahkan kaki Raka ke depan! Membuat sang pemilik semakin mengaduh sakit.
Raka langsung menggigit bibir bawahnya kuat ketika melihat wajah Aria yang semakin kaku dan menakutkan.
Brukk...
Riko bertekuk lutut dan menundukan kepalanya dalam. “Maafkan kami kak” ucap Riko akhirnya.
Aria yang mendengar hal itu langsung melepaskan pergelangan kaki Raka. “Jangan di ulangi lagi” ucap Aria dengan menghela nafasnya penat.
Aria berjongkok dan meletakan tangan kanannya pada puncak kepala Riko yang masih dalam posisinya.
“Dasar anak anak nakal” ucap Aria dengan pandangan yang lebih lembut. Kali ini Riko mengangkat kepalanya dan menatap Aria dengan wajah sedikit cemberut.
“Maaf” ujar Riko sekali lagi. Sementara Raka sudah duduk bersila dengan memegangi pergelangan kakinya yang memerah karna cengkraman Aria.
“Kemarikan!” ujar Aria meminta Raka untuk memperlihatkan pergelangan kakinya yang sakit.
Raka pun melakukannya dan Aria mengusap lukanya. Lantas bekas merah itu langsung menghilang dari permukaan kulit Raka.
“Maaf.. pasti sakit” ujar Aria pada Raka yang menatapnya dengan pandangan melas seperti anak kucing yang kehujanan.
Riko dan Raka memang sangat lengket dengan Aria. Namun karna keduanya sudah tumbuh dewasa dan bahkan tingginya melampaui Aria sangat jauh, sikap mereka kadang kadang menyebalkan dan sok kuat.
Namun mereka selalu tak bisa mempertahankan sikap sok nya jika berhadapan dengan Aria. Karna Aria sudah seperti kakak kandung begi mereka, belum lagi Aria selalu pandai mendisiplinkan mereka.
Maka dari itu semua guru yang selalu mendapati kenakalan mereka, pasti langsung memanggil Aria untuk mendisiplinkan kenakalan mereka.
“Kami yang minta maaf. Jangan adukan pada Ayah! Riko akan kena pukul lagi karna ulah kami” ucap Raka dengan nada memohon. Lihat! Mereka yang tadinya berlaku seperti preman, sekarang sedang berlaku seperti adik yang manja pada kakaknya. Mereka sudah jinak bukan?!
Aria menganggukan kepalanya singkat dan berdiri dari posisinya. Ia mengusap kepala kedua pria yang sudah seperti adik lelakinya tersebut.
“Jangan di ulang! Dan cepatlah ikut pelajaran. Aku tahu stamina kalian juga sedang menurun karna terlalu banyak benmalas malasan di rumah”
Raka dan Riko pun mengangguk, lantas segera bangkit dari duduk mereka. Lalu mengikuti kawan kawannya yang lain, yang sedang berlari mengitari lapangan.
Aria pun tersenyum sekilas dan berjalan ke arah Mrs. Iris yang sudah menatapnya sedari tadi.
Aria menyerahkan uang denda atas semua kesalahan ke dua adik lelakinya. “Maaf master! Saya akan lebih memperhatikan mereka” ucap Aria dengan mendukan kepalanya dalam.
Mrs. Iris tersenyum dan mebelai puncak kepala Aria singkat. “Tidak apa! Mereka sedang dalam masa pertumbuhan. Dulu kamu juga pernah membully teman seangkatanmu karna mereka menjatuhkan bukumu bukan?”
Aria langsung tersenyum kecut mendengar nostalgia yang Mrs. Iris sebutkan barusan. “Maaf master..”
“Sudah ku bilang! Tidak apa Aria. Semua pasti memiliki prosesnya masing masing bukan? Termasuk kedua anak berandal menyebalkan itu” ucap Mrs. Iris dengan menatap Raka dan Riko gemas.
Aria hanya mampu tersenyum untuk merespon perkataan masternya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ningroem Tcah TRZ
g salah ketik ini,masa perbedaan tinggi Aria dg Riko 40meter,,,
tolong utk kedepannya yg teliti y....
soale ad beberapa kosa kata yg kurang lengkap,contoh Kerajaan tp di tulis Kerjaan,,,
smngads y 💪🏼💪🏼💪🏼
2020-12-28
5