Episode 2

"Siapa kau?"

Hou masih diam di tempat. Ia tak bergeming sedikit pun.

Alis wanita itu semakin mengernyit dengan parah. Wanita itu pun berjalan mendekatinya dan hendak menyentuh keningnya namun Hou menepis tangannya kasar.

"Jangan menyentuhku seenaknya! Atau kau akan ku hukum mati" tegas Hou membuat wanita itu menatapnya semakin tajam.

"Kaisar!" Seru seorang bocah lelaki berumur 7 tahun, menatap Hou dengan mata berbinar binar.

"Apa yang kamu katakan Eric?" Ujar wanita itu bingung.

"Ohh.. ibu dia bukan paman Lino! Dia kaisar! Kaisar Yang Mulia! Apa ibu tidak mengerti?" Seru anak bernama Eric itu pada ibunya.

"Lalu dimana pamanmu?" Tanya wanita itu lagi.

Eric pun menunjuk pada sebuah bingkai foto yang di dalamnya ada potret Lino disana. "Ibu beli lah rangkaian bunga untuk paman! Agar paman bahagia disana"

Seketika semua orang terdiam. Mencerna kalimat yang di ucapkan oleh bocah lelaki itu dengan susah payah.

"Eric jangan bercanda nak!" Lelaki bersurai hitam itu menjewer telinga keponakannya.

"Aww.. paman Ken! Aku tidak berbohong. Paman Lino sudah tiada. Apa aku pernah berbohong tentang segala hal?" Jerit Eric kesakitan.

Kedua lutut wanita itu seketika menjadi lemas dan hampir saja ia terduduk di lantai, namun Hou menangkap tubuhnya dengan cepat. Mendudukan wanita itu pada sebuah sofa yang ada di dekat mereka.

"Eric coba katakan apa yang kau lihat sayang! Jangan berbohong pada ibumu. Atau ibu akan menjadikanmu boneka falak dan menggantungnya di dapur agar tidak ada tikus disana" ancam wanita itu dengan memijit pelipisnya.

Eric pun bergidik ngeri dan mulai berbicara. Sebelum itu Eric menggenggam tangan Hou, atau lebih tepatnya tubuh Lino yang digunakan oleh Hou saat ini.

"Baiklah! Maaf paman kaisar! Ini akan sedikit sakit. Mungkin seperti tersengat aliran listrik kecil. Tapi biarkan aku melihat masa lalu paman Lino agar ibuku tidak menjadikan ku falak. Okey!" Jelas Eric dan Hou hanya mengangguk pelan.

Sebuah cahaya redup memancar keluar dari tubuh Eric. Sebuah sulur setipis benang berwarna putih menjulur kearah Hou dan menusuk masuk ke pelipisnya.

Hou sempat mengernyit karna kaget akan rasa sengatan itu. Namun tak lama kemudian ia sudah mulai terbiasa dengan rasanya.

"Baiklah! Dimana paman mu?" Tanya wanita itu serius.

"Paman pergi jauh ibu! Ia terlihat menderita di sini. Teman temannya membully nya. Guru guru selalu membentak dan meremehkannya" wanita itu langsung lemas mendengar perkataan anaknya.

Jujur ia tak pernah tau bagaimana keadaan Lino di sekolah karna dia sibuk dengan pekerjaannya.

Karna ia adalah tulang punggung keluarga! Jadi ia bekerja keras untuk menghidupi anak dan kedua adik lelakinya seorang diri.

"Teruskan Eric!"

Eric pun kembali berenang ke dalam ingatan Lino "Paman menyelam pada danau gelap. Eric tidak tau tempat apa itu. Tapi paman Lino menghampiri Kaisar Yang Mulia ini dan meminta tolong padanya. Jadi paman kaisar lah yang ada di dalam tubuh paman Lino sekarang" jelas Eric kembali.

"Lalu dimana pamanmu?"

"Lenyap!" "Dia hilang bersama cahaya terang itu. Aku melihatnya! Dia lenyap seperti buih di lautan gelap itu" ucap Hou membuat wajah sedih wanita itu bertambah parah.

"Benar yang dikatakan paman kaisar! Itulah yang terjadi. Jadi paman Lino sudah tiada ibu"

"Emm.. apa kau masih akan menyihirku jadi falak? Aku sudah mengatakan semuanya" ujar Eric gugup.

Wanita itu menghela nafasnya kasar "Tidak! Baiklah kalian pergi lah kesekolah. Kau juga kaisar. Ken akan membantumu" tegas wanita itu dan melenggang pergi dengan raut wajah sedih.

Lelaki bersurai hitam itu, Ken maksudnya. Duduk di hadapan Hou dengan menatapnya penuh keseriusan.

"Tolong jadilah kakakku kaisar. Dia sudah meminta tolong padamu waktu itu bukan?!" ujar Ken dengan nada sedih.

Hou yang bersifat rendah hati dan penyayang itu pun luluh. Walau pun pengkhianatan keluarganya membuatnya sedikit enggan, namun melihat raut wajah Ken yang begitu tulus itu membuat hati Hou seperti di cubit rasanya.

"Baiklah! Tapi aku tidak mengerti apa pun tentang dunia ini. Tolong bantu jelaskan segalanya" pinta Hou dengan helaan nafas lelah.

"Tentu saja! Kau tak perlu khawatir. Emm.. bagaimana aku harus memanggilmu saat di depan orang orang? Apa masih harus memanggil kaisar?"

"Tidak perlu! Panggil saja seperti kau memanggil pemilik asli tubuh ini"

"Baiklah! Lino. Namanya ada lah Lino. Kakakku! Orang yang sangat baik, tapi karna dirinya tidak bisa apa pun dia dianggap sebagai seorang pecundang. Dan di selalu jadi bahan bullyan dimana mana" sedih Ken dengan mata berkaca kaca.

Hou menatapnya kasihan. Ia juga menatap raut wajah Eric yang seperti kehilangan sosok pamannya.

Suasana rumah itu sedang kelabu karna mereka sedang berkabung tapi mereka tak memiliki tempat untuk mengeluh tentang perasaan mereka.

Karna mereka hanyalah sebatang kara di dunia ini. Hanya saling memiliki satu sama lain.

Seharusnya Lino bersyukur masih memiliki keluarga yang mencintainya setulus ini. Jika dirinya menjadi Lino. Ia mungkin akan bersyukur walau semua dunia membencinya tapi keluarga kecil ini masih menyayanginya. Setidaknya ia masih memiliki tempat berpulang yang nyaman dan hangat walau diluar sana terasa begitu menyakitkan.

Begitu pikir Hou. Ia kembali mengingat kejadian di masanya. Mengingat bagaimana saudara serta kekasihnya mengkhianati dirinya yang begitu menyayangi mereka setulushati.

Menjadikannya berfikir. Memang benar semua rakyat menyanjung namanya! Namun nanti jika dirinya melakukan sedikit kesalahan atau menyinggung perasaan rakyatnya? Mungkin rakyatnya akan terus menudingnya.

Mengarahkan semua mata pisau pada dirinya seorang. Mendapat julukan raja bengis. Pemimpin tak berperasaan dan tak becus dalam mengurus negara.

Kalau begitu apa enaknya jadi seorang raja? Dan tak memiliki tempat untuk mengadu lelah dengan nyaman? Tidak memiliki rumah yang nyaman saat lelah dengan semuanya itu?

"Hahhhhh...." Hou menghelana nafasnya kasar dan menepuk nepuk pundak Ken agar tetap tabah.

Lalu Hou menyandarkan punggungnya pada kursi dengan bantalan tebal itu. Enatah apa nama benda ini? Tapi ini sangat nyaman.

Lebih nyaman dari singgah sananya di istana. Dan ruangan ini lebih terasa sejuk karna benda balok yang terus mengeluarkan udara sejuk sedari tadi itu.

Sungguh rumah yang begitu nyaman untuk Hou melepaskan penatnya. Melepas segala pemikiran buruk mengenai segala hal.

Tempat sederhana bagi orang orang abad 21 ini adalah tempat paling nyaman bagi Hou saat ini. Sungguh senang Hou disini.

Dasar Haru bodoh! Aku sudah menyediakannya tempat paling nyaman untuknya menikmati hidup tapi ia malah naik ke ujung tebing! Yang kapan saja bisa membuatnya terjun bebas dengan sekali dorongan. Dasar lelaki bodoh! Kesalnya.

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

cuakeepp ceritanya...👍🏼👍🏼👍🏼

2021-11-30

1

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

MALIN KUNDANG [KEDURHAKAAN]�

eric anak indigo kah? atau dunia tempat hao tinggal sekarang ada manusia super/sihir?

2021-07-03

3

Anik New

Anik New

bagus kok beda i like

2021-06-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!