Apa lagi itu tentangmu..
Degh!
Lino terdiam sesaat. Ia mengedipkan matanya berulang kali, ketika menyadari sesuatu yang aneh. Apa barusan dia mendengar sesuatu yang aneh? Tapi dia yakin Aria tidak mengucapkan kalimat itu dari bibirnya.
Lalu apa yang barusan ia dengar?
Kau mendengarku kan?
Lino menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari dimana asal suara yang terngiang di kepalanya itu. Namun raut wajah kebingungan darinya itu justru mengundang perhatian teman temannya.
Teman temannya pun mengeryit! Menanggapi kelinglungan Lino. Kenapa Lino menoleh ke kanan dan ke kiri? Aapa yang sedang ia cari saat ini?
"Ada apa?" Tanya Kend mewakilkan kebingungan mereka.
Jangan membuat orang panik! Mereka tidak tahu apa apa. Tetaplah tenang!
Lagi. Lino mendengar suara itu lagi. Dan itu membuat bulu kuduknya berdiri seketika. Lino menggosok kedua tangannya sendiri seperti orang bodoh.
"Tidak papa!" Sahutnya untuk Kend. Namun jawaban itu masih tidak bisa menjawab tuntas pertannyaan Kend. Tentu saja karna jawabannya benar benar tidak meyakinkan.
Lino bangkit dari duduknya. Hendak berjalan pergi mengambil air minum. Siapa tahu ia mendengar suara suara aneh karna dia tidak fokus saat ini atau karna dirinya sedang kekurangan cairan.
Mau kemana?
Degh!..langkahnya terhenti. Ia menoleh ke arah teman temannya dengan ragu. Wajah Lino yang bingung itu sangat terpampang nyata saat ini.
Dan tentu saja itu membuat teman temannya balas menatapnya dengan tatapan bingung. Namun tidak dengan Aria yang malah tersenyum usil melihat reaksinya.
Aria merasa sangat gemas dengan kelinglungan Lino saat ini. Bagi Aria, ia terlihat sangat menggemaskan sampai sampai Aria tidak bisa mengendalikan ekspresinya agar tidak tersenyum ketika melihatnya.
Kau!
Geram Lino dengan alis yang sudah mencuram dalam. Aria pun terbahak tanpa suara dan lekas bangkit dari duduknya, untuk menekati Lino yang sudah terlihat setengah marah padanya.
"Aku haus! Bisa tolong tunjukan dapurnya?"
Sayang..
Lino mendengus kesal ketika mendengar kata sayang yang terngiang begi saja di dalam kepalanya. Dan Lino pun langsung melenggang ke belakang, ke arah dapur untuk meneguk air dingin, supaya amarahnya bisa sedikit mereda. Dan Aria langsung mengikuti langkahnya pergi.
"Kenapa kau ketakutan?" Tanya Aria masih setia memperlihatkan senyum usilnya. Kali ini sangat nyata, bahwa kini Aria dengan terang terangan sedang menggoda Lino, karna mereka hanya berdua sekarang.
"Entahlah! Kau pasti tau aku kenapa, Aria! Jangan menyebalkan" Kesal Lino membuang wajahnya dengan acuh. Lino merasa sangat kesal karna Aria yang mempermainkannya seperti orang bodoh saat ini, yahh.. walau Lino memang masih bodoh sih sekarang wkwkwk.. namun Lino tidak mau mengakuinya.
Aria terbahak pelan dan tiba tiba aura di sekelilingnya menjadi gelap, Aria tiba tiba menjadi serius! Dan itu membuat Lino menoleh ragu padanya. Menatap gadis itu dengan pandangan sedikit takut. Karja jujur saja, mata Aria yang menjadi tajam itu sangat mengerikan.
"A..ada ap..!"
"Kau bukan Lino ya kan?! Dimana dia sekarang tuan?" Ucap Aria dengan penuh penekanan.
Mata Lino membulat lebar. Bahkan gelas yang ia pegang hampir saja jatuh. Untung saja Aria dengan sigap membenarkan genggaman Lino yang tiba tiba melonggar tersebut.
"Ba..bagaimana kau tahu tentang ini?" ucap Lino mendadak menjadi gugup dan merasa terpojok. Ia sangat bingung untuk merespon Aria saat ini.
Aria tersenyum simpul dan matanya yang tadi bagaikan sembilah pedang tiba tiba meredup, bahkan Lino tahu bahwa pandangannya menampakan seberapa sakit hatinya kini. Pilu rasanya melihat wajah cantik itu mendadak
kehilangan cahayanya.
"Aku tidak bodoh tuan! Sampai - sampai tidak bisa mengenali kekasihku dengan benar" Aria menatap mata Lino dalam. Membuat Lino terpana melihat seberapa cantik wajah gadis di hadapannya ini.
Bahkan jika di bandingkan dengan kecantikan Xuexue, Aria jauh lebih cantik. Bahkan bisa dikatakan wajah Aria sangat mirip dengan boneka.
"Lino itu bodoh! Dia tidak bisa menggunakan senjata. Tidak bisa sihir. Ah.. bahkan terlalu jauh untuk semua kemampuan itu. Berjalan dengan sepatu biasa saja bisa membuat kakinya terkilir berulang kali dalam sehari. Lalu bagaimana bisa Lino yang kukenal itu bisa sedewasa dirimu saat ini tuan?"
Aria memberikan jeda. "Ia tidak bisa bergaul sepertimu, ia tidak bisa mengikuti pelajaran secepat dirimu. Ia benar benar lelaki yang bodoh tuan" dada Aria mulai terasa sesak.
"Tapi aku sangat menyayanginya" tambah Aria dengan senyum pilu dan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata indahnya.
"Basipun dia tidak memiliki apa pun di dunia ini! Aku masih menyayanginya" kalimat itu di akhiri dengan sebuah senyuman pilu yang tampak nyata di wajah cantik Aria.
Bahkan Lino sudah mulai berkaca kaca mendengar ketulusan dari cinta Aria. "Maafkan aku.. tapi Lino sudah..."
"Aku tau dia tiada saat ini tuan! Tapi aku masih tidak yakin. Lebih tepatnya aku tidak mau mengakui fakta itu, tuan" Mata lino membulat, namun lain dengan Aria yang menatapnya tajam.
"Dan kau harus menjadi penggantinya kini" mulut Lino ternga-nga lebar.
"Ap..apa? Bagaimana bisa aku menggantikan kekasihmu? Aku kan tidak mengerti bagaimana saat kalian bersama dulu?" Ucap Lino melakukan protes keras pada ucapan Aria barusan.
Aria bangkit dari duduknya, ia seperti tidak mau mendengarkan perkataan lain selain jawaban iya. Namun jawaban Lino tidak membuatnya puas. Akhirnya Aria hanya ingin mengacuhkannya saja.
Aria hanya tak sanggup kehilangan orang bodoh seperti Lino. Orang bodoh yang membuatnya bisa berekspresi dan mengekspresikan perasaannya seperti sekarang. Kenangan mereka sungguh terlalu berarti bagi Aria.
Keberadaan Lino sungguh penting baginya. Dan Aria tak ingin kehilangan itu, tak mengapa jika Lino yang ia kenal berubah! Ia bisa belajar mengenalnya lagi. Namun jangan jika Lino pergi untuk meninggalkannya. Aria bisa menggila saat itu juga,Aria tidak akan sanggup menanggung rasa kehilangan itu.
"Aku tidak masalah dengan perubahan sikap! Asal aku bisa terus memilikimu disisiku" sarkas Aria dan langsung melenggang pergi.
Sebenarnya Aria masih belajar tentang ekspresi wajahnya. Jadi wajar jika dia salah dalam mengendalikan mimik wajahnya. seperti barusaan! seharusnya ia memeprlihatkan ekspresi sedih dan nada yang sedikit memelas, namun Aria malah menatap Lino tajam dengan suara sarkasnya.
"Hey! Apa apaan itu. Tidak adil! Ariaaaa.. dasar gadis menyebalkan "
Setelah kepergian Aria. Lino kembali duduk bergabung dengan teman temannya.
Wajahnya terlihat kesal saat ini. Sementara Aria sudah memasang wajah dinginnya dan mengacuhkan segala pandangan Lino yang menusuk ketika memandangnya.
"Kenapa jadi kesal? Wajahmu sudah sama persis dengan kertas skrip yang dibuang dosen ke sampaha, lecek dan naas" ucap Ivan membuat dengusan nafas Lino semakin terdengar kasar.
"Entah! Aku hanya kesal dengan seseorang yang sangat menyebalkan" jawab Lino masih setia dengan tatapan menusuknya untuk Aria.
Aria meliriknya dan terkekeh tanpa suara.
Aku menyayangimu Lino
Mendengar itu, tanpa sadar Lino menggebrak meja dengan sangat keras. BRAKK...
"Kau!"
Iya sayangg...
"Dasar menyebalkan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ririn
ternyata sepasang kekasih mencintai tanpa syarat hiks ak terharu
2021-02-07
8