Dari pagi Sensa sudah berkutat didapur membuat sarapan. Jam 6.30 Arsel sudah rapi dengan pakaian formalnya dia duduk dikursi meja makan.
Sensa membuatkan kopi dan menaruhnya dimeja depan Arsel. tak ada percakapan Sensa berjalan lagi kedapur.
"Tunggu! duduklah," perintah Arsel. Tapi Sensa tak bergeming, dia takut Arsel hanya salah kata, karna Sensa sendiri tidak pernah makan satu meja dengan Arsel kecuali hanya saat ada kedua orangnya saja.
"Aku tidak suka mengulang perkataan ku!!" kata Arsel lagi sedikit jengkel.
Dan Sensa pun mendekat, duduk berjarak 1 kursi dari tempat duduk Arsel.
"Makanlah sarapanmu."
Sensa hanya mengangguk dan mengambil makanan untuk Arsel setelah itu untuk dia sendiri.
Arsel memperhatikan Sensa , pipi sebelah kirinya masih sedikit bengkak dan agak memar.
Sesekali Sensa meringis saat menyendok makanan kemulut nya.
Semalam Arsel merenung, memang benar yang dikatakan Sensa, selama ini memang wanita itu tidak pernah merepotkan, tidak pernah protes dan tidak pernah mengadukan perbuatannya pada kedua orang tuanya. Selama ini memang dia sendiri yang terlalu egois menyalahkan Sensa. Dia bertekat tak akan menyakiti Sensa lagi, meskipun dia belum mencintai Sensa, mulai sekarang dia tidak akan berbuat kasar lagi padanya.
Arsel mengeluarkan kartu Black Card dari dompet dan memberikan pada Sensa.
"Pakailah untuk kebutuhanmu, dan juga belilah obat memar untuk luka mu." Arsel menyodorkan kartu itu diatas meja.
Sensa memandang Arsel, Dia seperti mimpi disiang bolong, hanya dalam semalam dan pertengkeran semalam Arsel berubah drastis? Sensa sampai terbengong, antara percaya dan tidak percaya.
"Lanjutkan makanmu, jangan memandangiku seperti itu, anggap saja sebagai permintaan maaf ku." Arsel berkata dan melanjutkan sarapannya.
Tak lama, Rengga mengetuk pintu dan langsung berjalan masuk tanpa permisi, ya itulah salah satu kebiasaan Rengga.
"Pagi Bos, pagi Sensa." sapa Rengga.
Arsel mengangguk sedang Sensa tersenyum. Rengga duduk berseberangan dengan Arsel.
"Saya buatkan teh dulu sekertaris Rengga."
Sensa sudah ingin beranjak tapi Rengga mencegahnya.
"Tidak usah, aku tadi udah minum teh, udah sarapan juga. Sudah kamu lanjutin aja sarapannya. Eh,,, itu pipimu, kenapa bengkak dan sedikit memar?" tanya Rengga penasaran.
"Ini, kemarin jatuh dan kepentok meja, nanti dikompres juga sembuh." bohong Sensa.
Tentu Rengga tidak percaya begitu saja dengan jawaban Sensa. Rengga bisa menebak pasti Arsel sudah melakukan kekerasan lagi, Rengga memandang Arsel curiga.
"Satu menit lagi Lo liatin gue kek gitu, potong gaji!!" Arsel mengancam Rengga tanpa mengalihkan pandangan dari piringnya.
"haeh, dasar manusia kutub Utara!!" Rengga memutar bola mata malas.
"Sekali lagi, gue bener-bener akan kirim Lo kekutub Utara dan nggak akan bisa balik lagi!!" Arsel berjalan meninggalkan meja makan, disusul Rengga dibelakangnya, karna terburu-buru Rengga lupa membawa tas Arsel yang ada dimeja.
Sensa yang tahu tas Arsel tergeletak dimeja dia berlari membawa tas itu.
"Tuan, tasnya ketinggalan!!" Sensa berteriak, karna Arsel sudah sampai didepan pintu depan.
Sensa memberikan tas pada Arsel, dia juga menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman. Arsel sedikit bingung, namun dia memberikan tangannya juga. Sensa mencium punggung tangan Arsel dan tersenyum manis.
Hati Arsel merasa hangat dengan perlakuan Sensa. Arsel merasa wanita didepannya itu benar-benar tulus.
"Ehem,,,,kayaknya, perang dunia kemarin udah agak damai nih? syukur deh, mudah-mudahan kutub Utara segera cair!!" kata Rengga menyindir.
Arsel langsung mengalihkan perhatian pada Rengga.
"Sejak kapan Lo nggak takut sama ancaman gue? Lo pilih yang pertama tadi atau yang kedua?" gertak Arsel.
"Enggak, Bos. Ampun bos, ampun. Tadi lidah gue keseleo jadi bicaranya agak ngawur." Rengga mengangkat tangan dengan cengengesan.
Mereka berdua akhirnya sudah berangkat, Sensa masih didepan pintu melihat mobil yang ditumpangi Arsel menghilang dari pandangan.
Sensa tersenyum-senyum 'senang' tentu dia berharap Arsel sedikit bisa berubah.
********
"Bos, kayaknya pagi ini ada yang beda?"
Rengga bertanya karna sedari tadi dia penasaran. Saat tadi melihat Sensa terluka dia sudah menduga itu ulah sahabat kejamnya itu.
Tapi anehnya sikap Arsel lebih lunak dari sebelumnya padahal kemarin saja Arsel bermesraan dengan Bella didepan Sensa, pasti hati Sensa sangat sakit. Itulah isi hati Rengga yang kebingunga.
"Enggak ada yang beda, semua masih sama."
Arsel menjawab cuek.
"Buktinya tadi, Sensa cium tangan Lo, dan Lo nya diem aja? biasanya, Lo akan marah kayak orang kesetanan!!" sindir Rengga lagi.
"Semalam gue bertengkar hebat sama dia, gara-gara kemarin dia tau gue ciuman sama Bella. Dia minta cerai tapi gue nggak mau. Lo tau sendiri kan kalo gue cerai sama dia gue pasti besok pagi udah jadi gembel. semalam juga dia bilang kalo dia punya perasaan sama gue!" Arsel menjelaskan kejadian semalam pada Rengga.
"Gila, istri mana Bro yang nggak sakit hati, liat suaminya ciuman sama cewek lain dan lagi dia punya perasaan sama Lo. Fix, sakit banget tuh!! Em,,,nggak heran sih, kalau dia suka sama Lo, pesona Lo emang bener kayak playboy kadal buntung. hahahaha,,," Rengga tertawa lucu.
"Bangkek Lo!!!" umpat Arsel.
"Semalam dia bilang kalau gue nggak punya perasaan sama dia, se'enggaknya gue nggak akan nyakitin dia lagi. Ya udah, gue coba bersikap normal sama dia. Selama ini gue kasar sama dia biar dia benci sama gue, tapi akhir-akhir ini gue kasihan juga sama dia, gue berasa jadi laki-laki kejam." Arsel berbicara sambil memejamkan matanya.
"Hei,,,hei,,,Bos!! Lo tadi pagi salah minum vitamin apa gimana? Lo baru sadar kalau selama ini udah jadi orang kejam! gue yang bukan siapa-siapa nya aja kasihan liat Lo nyiksa dia kayak gitu dan itu nggak sebentar Lo, Bos!! setahun lebih Lo nyakitin dia, Lo kurung dia, Lo anggap dia pembantu padahal dia istri lo, harusnya Lo berterimakasih sama dia. Karna dia, Lo nggak jadi pengangguran, kalau dia nggak mikirin Lo mungkin udah dari dulu dia ngadu ke Om dan kelar hidup Lo!! kurang baik gimana dia? punya istri sholehah kok malah disia-siain. Lo buang, banyak yang mungut suka rela tau, gue aja mau. Sekarang udah langka Bos, model cewek kayak gitu, giliran cewek ondel-ondel aja, Lo pertahanin padahal udah jelas-jelas dia ninggalin Lo, Bos. Ya elah, kadal buntung malah tidur!! dikira gue ngedongeng kali ya!!!" kesal Rengga, panjang lebar menjelaskan tapi Arsel diam saja tanpa menjawab.
"Gue denger ceramah Lo yang panjang kali lebar, kayak ustad Sadam Husein!!" jawab Arsel ikut kesal.
"Kira'in Lo molor, mulut gue udah berbusa gini juga, capek tau!!" keluh Rengga.
"Siapa suruh Lo ngomong panjang lebar kayak rel kereta, telinga gue aja hampir hilang fungsi dengerin ceramah Lo, tokek!!" jawab Arsel masih kesal.
"Ya, siapa tau dengan ceramah gue tadi Lo berubah insaf. Lo ngertikan omongan gue tadi?" tanya Rengga agak curiga.
"Enggak!!" Arsel menjawab singkat.
"Buset, bisa strok gue lama-lama punya Bos somplak kek Lo!!" Rengga benar-benar dibuat jengkel oleh Arsel.
Arsel diam, tak menanggapi lagi omongan Rengga. Lebih tepatnya memikirkan omongan Rengga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Salma Cheng
aduh sensha jangan terbuai donk hanya karna kartu itu ,
2022-05-17
1
Dinoet
𝑏𝑒𝑔𝑜 𝑏𝑔𝑡 𝑗𝑑𝑖 𝑐𝑤𝑒
2021-07-15
1
jaehyun
udah kek indosiar
2021-06-04
1