"Sensa perkenalkan ini suami Ibu, Papa Abiyasa, dan ini Arsel anak Ibu." Mama Eisha memperkenalkan keluarganya.
"Iya perkenalkan Om, saya Sensa." Sensa memperkenalkan diri, dia tidak berani menyapa Arsel karna lelaki itu terlihat dingin dan angkuh.
"Begini Sensa kedatangan keluarga ibu kesini ingin bersilaturahmi, dan juga membahas lamaran yang pernah Ibu bilang waktu itu ditoko bunga." jelas Mama Eisha.
Sensa kembali terkejut, pikir Sensa obrolan Ibu Eisha waktu ditoko itu hanya bercanda, nggak taunya malah jadi serius. Bagaimana ini, Sensa menjadi bingung.
" Bagaimana Nak?" tanya Mama Eisha, karna yang ditanya malah melamun.
"Em,, gimana ya Bu, saya dan anak Ibukan juga belum saling kenal?" ragu-ragu Sensa berkata.
"Kamu tenang saja Nak, bukankah setelah menikah kamu bisa mengenal suamimu."
"Ibu yakin dan percaya kamu gadis baik Nak." bujuk Mama Eisha.
'jangan terima, jangan terima' suara hati Arsel.
Tetapi, tanpa diduga Sensa menjawab,
"Baiklah Bu, saya terima lamaran ini" Kata Sensa lancar.
"Alhamdulillah," sahut kedua orang tua Arsel.
'Sial, b*ngsat, kenapa wanita itu harus menerima lamaran. Awas saja kamu gadis kampung!' umpatan hati Arsel yang tak dapat diucapkan langsung.
"Baik, kalau kamu sudah setuju, minggu depan kalian akan langsung ijab qobul." kata Mama Eisha.
"Hah,,, secepat itu Bu?" tanya Sensa.
"Iya Nak, lebih cepat maka akan lebih baik."
"Oh iya, kamu mau pesta seperti apa, mau pesta digedung mana? atau kamu mau milih konsep sendiri, juga boleh."
"Tidak Bu, saya lebih suka acara yang sederhana saja, bila perlu hanya dihadiri keluarga Ibu saja, karna saya cuma hidup sendiri dan nggak sauadara atau siapapun." kata Sensa.
Kedua orang tua Arsel saling pandang, menujukan raut agak kecewa karna impian Mama Eisha ingin pernikahan Arsel, anak mereka satu-satunya penerus kekayaan keluarga Milard digelar dengan kemeriahan dan kemewahan. Tapi tidak apa-apa yang penting mereka menikah pikir Mama Eisha.
"Ya udah kalo itu mau kamu nggak apa-apa, kita adakan acara nya secara sederhana saja" jawab Mama Eisha tidak semangat namun masih tersenyum.
Sedari tadi Arsel hanya diam saja, sebenarnya dia sudah muak lama-lama berada disitu, ia ingin segera pulang.
"Nanti hari Sabtu depan biar Arsel jemput kamu, buat fitting baju pengantin kalian ya!"
"Iya Bu," jawab Sensa sambil tersenyum.
"Baik Nak, karna sudah malam kami pamit pulang dulu," pamit Papa Abiyasa.
Sensa mengantarkan mereka kedepan pintu, tak lupa untuk mencium tangan kedua orang tua itu.
"Kamu baik-baik ya Nak" kata Mama Eisha sambil mengelus jilbab Sensa.
Sensa sangat tersentuh sekali dengan perlakuan Mama Eisha yang begitu tulus padanya.
"Iya Bu, Ibu dan Bapak juga hati-hati ya, dijalan."
Arsel? dia udah kabur duluan sedari tadi, masuk kemobil dan menunggu di belakang kemudi.
'Drama apa lagi mereka, cuma pamitan aja lama banget!' kesal Arsel.
Kini mobil sudah melaju menapaki jalan beraspal.
"Mama memang pinter deh cari calon menantu, cantik, baik, sopan lagi," puji Papa Abiyasa.
"Siapa dulu dong yang nyari, Mama gitu loh," Mama Eisha membanggakan diri, Papa Abiyasa hanya mencebikan bibirnya, namun dalam hati sangat senang.
"Mudah-mudahan mereka bisa bahagia ya Pa," do'a Mama Eisha.
"Amin." balas Papa Abiyasa.
Sesampainya dirumah, Arsel langsung pergi kekamar, kedua orang tua Arsel hanya menghela nafas saja melihat anaknya pergi.
**************
Hari-hari Sensa berjalan seperti biasanya. Dia tetap masuk bekerja, walaupun minggu depan dia sudah menikah. Sensa meminta Irma sahabat satu-satunya itu untuk menemani saat ijab qobul nanti.
"Whaaat?" Irma berteriak kencang, dia kaget bukan main, mendengar Sensa bercerita tentang pernikahan dadakan itu. Apalagi minggu depan sahabat baiknya akan mengakhiri masa lajangnya, secepat itu membuat Irma shok.
"Nggak usah berteriak kencang begitu, Irma!" Sensa sebal dengan respon Irma yang berlebihan menurutnya.
"Sumpah, Aku nggak percaya kamu mau nikah Sa dan secepat itu, denger kamu pacaran aja nggak pernah, terus tiba-tiba kamu bilang mau nikah? kamu gila Sa!" Irma mengoceh.
"Memangnya kamu mau nikah sama siapa Sa?" tanya Irma lagi, dia penasaran siapa lelaki yang akan menjadi calon suami dari sahabatnya.
"Sama anaknya Ibu yang pernah beli bunga disini, namanya Ibu Eisha, dan anaknya bernama Arsel," Sensa memberitahu Irma nama calon suaminya.
"Arsel? Arsel Dirga Milard, pengusaha muda yang sukses itu, orang kaya ke 5 di Indonesia Sa? wah-wah, hebat kamu Sa, Aku bener-bener nggak nyangka nasib kamu seberuntung itu" Puji Irma.
"Aku malah nggak tahu Ma," jawab Sensa acuh.
"Maksut kamu nggak tahu, gimana sa?" tanya Irma penasaran.
"Ya, Aku nikah sama dia itu karna Ibu Eisha yang jodohin Aku sama anaknya. Aku aja tahu wajah calon suamiku baru kemarin malem, pas mereka datang kerumah untuk melamar ku. Sebenernya Aku ragu juga Ma, mau aku tolak atau mau Aku terima, gimana Aku mau nikah coba, sedangkan Aku nggak kenal sama sekali dengan calon suamiku. Hanya Aku juga nggak enak sama Ibu Eisha kalau Aku mau menolak, dia udah baik banget sama Aku." Sensa menceritakan curhatannya kepada Irma sahabatnya.
"Bismillah ajalah, niat yang baik mudah-mudahan pernikahanku nanti bahagia ya." kata Sensa.
"Amin. Tentu, Aku akan selalu mendo'akan kebahagianmu, Sa. Kamu sahabatku terbaik." mereka berdua saling berpelukan satu sama lain.
"Ehem, minggu depan udah ganti status nih, jadi Nyonya Arsel, hahaha" Irma menggoda Sensa dan tertawa ria.
"Apa-an sih kamu, Aku tetep Sensa yang dulu, nggak akan berubah meski menjadi istri Ar, em, Arsel." jawab Sensa.
"Arsel Dirga milard" sambung Irma,
"Masak, calon suami sendiri nggak hafal namanya?" Irma menggelengkan kepala.
"Besok kalau udah nikah kenalan langsung, 'kan udah halal."
"Waktu Aku liat difoto tuh orang ganteng banget Sa, aslinya pasti lebih ganteng ya?" Irma bertanya antusias.
"Memang ganteng banget orangnya, sedangkan Aku? yah,,, cuma kek gini Aku merasa minder deh deket sama dia, apalagi jadi istrinya." Sensa menjawab dengan merasa tidak percaya diri.
"Kek gini gimana? kamu tuh cantik tau Sa, apalagi nanti kalo kamu udah di makeup, beh, Cinderella aja kalah sama kecantikan kamu," Irma memuji Sensa yang tidak percaya diri.
"Idih, garing banget tau omongan kamu.
Sudah, Ayok kerja lagi waktu istirahat nya udah abis, ntar bos tiba-tiba Dateng kesini, kelar kerjaan kita. Mencari pekerjaan sekarang susah tau!"
"Iya-iya Sekertaris bos!" mereka tertawa bersama. Karna istirahat selesai, mereka kembali kedalam dan melanjutkan pekerjaan.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Sumi Sumi
awal mula derita mu sensa
2024-04-17
0
Kasih 🥰 Ibu😘😘
inilah mau awal penderitaan Sensa . di siksa setiap hari am Arsel
2023-02-09
0
Salma Cheng
sama sensa aku juga ragu , semangat Sa, lanjut
2022-05-17
0