Kini satu tahun sudah berlalu. Tak ada yang berubah, hari-hari masih sama seperti biasanya. Ya biasa, Arsel masih tetap dingin tak tersentuh. Sensa sendiri dengan keadaan yang masih setia disamping Arsel, walau dengan air mata, dia masih mencoba sabar, dan ikhlas.
****************
"Sayang,," terdengar suara seorang wanita yang memanggil, Arsel menengok kesumber suara dan pandangan matanya terkunci disatu objek itu.
"Ella?" kaget Arsel dengan bergumam lirih.
Bella berjalan mendekat.
"Hey, kok melamun sih?" Bella menyadarkan Arsel yang terbengong.
Arsel berdiri dari kursi kebanggaannya.
"Ngapain, kamu kesini!!" dengan sinis Arsel bertanya.
"Kok ngapain? ya Aku kangen kamu lah.
Memang kamu nggak kangen sama Aku?" tanya Bella dengan percaya diri.
"Cih, kangen?? setelah hampir satu tahun menghilang nggak jelas, nggak ada kabar sekarang dateng-dateng bilang kangen?" Arsel masih berbicara sinis.
"Sayang, Sayang,, gitu ih, jangan marah dulu dong. Aku, bakal jelasin ke kamu semuanya, ayo kita keluar!!" ajak Bella.
"Nggak bisa sekarang, Aku sebentar lagi ada metting!" tolak Arsel.
"Ya udah, Aku tunggu disini, ya." Bella memutuskan untuk menunggu sampai Arsel selesai metting.
"Hem,,." Arsel hanya berdehem dan pergi keluar ruangan.
Bella menunggu diruangan Arsel.
'Arsel, Arsel. Kamu harus kembali menjadi milikku. Aku yakin, Aku pasti dengan mudah bisa menaklukan hatimu lagi. Dan setelah itu Aku akan menjadi Nyonya
Arsel. Ya, Nyonya Arsel. Hahahaa,,,," Bella tertawa bahagia.
Satu jam menunggu akhirnya Arsel sudah selesai metting dan kembali keruangan. Bella sendiri masih duduk cantik diatas sofa empuk.
Saat Arsel masuk, Bella langsung mengajaknya keluar untuk pergi ke Restoran, Arsel pun tak menolak dan malah mengikuti Bella.
Mereka berdua keluar dari ruangan dan langsung masuk ke lift kusus Presdir.
Bella menggandeng tangan Arsel dan Arsel tidak menolak hanya diam saja.
Satu tahun berpacaran, dulu Bella sering berkunjung ke Kantor Arsel, dan para staf Kantor sudah tahu kalau Bella memang kekasih Bosnya, jadi tak ada yang berani melarang Bella masuk keruangan Arsel.
Para pekerja Kantor pun belum ada yang tau kalau sebenernya Bosnya itu sudah menikah.
Karna memang pernikahan itu tidak dipublikasikan.
Sampai di Restoran yang tak jauh dari kantor, mereka langsung memesan makanan.
"Sayang,,"panggil Bella, ia ingin memulai pembicaraan, meraih punggung tangan Arsel dan menggenggamnya.
Arsel hanya diam memandang Bella dia pun tak menolak tangannya digenggam Bella.
Arsel memberi waktu Bella untuk menjelaskan semuanya.
"Maaf, waktu itu aku ninggalin kamu tanpa kabar sama sekali, waktu itu Perusahaan Papa ku mengalami masalah, dan semua harta Papa habis, Aku dipaksa menikah dengan anak temen Papa. Dan selama ini, Aku tinggal di Paris dengan suamiku." jelas Bella tentu dengan dibumbui air mata palsu.
"Jadi, kamu sudah menikah?" kaget Arsel mengetahui kekasih atau mantan kekasihnya itu sudah menikah, padahal dia masih memiliki perasaan untuknya.
Bella mengangguk.
"Aku terpaksa, Sel. Papa punya banyak hutang dan Papa menikahkan ku sebagai jaminan hutang." hiks, hiks, tangis Bella semakin kencang, Arsel memberikan tissu.
"Lalu, kenapa kamu nggak jelasin ke Aku?
Aku pasti bantu keluarga kamu, La." kata Arsel.
"Aku malu mau jelasin sama kamu. Sudah nggak ada waktu, karna Aku harus menikah saat itu juga!"
"Diimana sekarang keberadaan suamimu?" Arsel penasaran karna Bella tak memperkenalkan suaminya.
"Satu tahun Aku menikah, Aku nggak bahagia sama sekali, Aku selalu memikirkan keadaanmu, Aku nggak bisa melupakanmu, Aku masih terlalu sayang sama kamu. Apalagi suamiku sering memperlakukan ku dengan kasar, Aku nggak tahan terus bersamanya" masih dalam akting menangisnya ya.
Arsel diam dia malah teringat Sensa, perlakuan dia tak jauh beda dari suami Bella.
"Sel, kamu mau 'kan maafin, Aku?" rayu Bella.
"Hem, Aku udah maafin kamu." jawab Arsel.
"Lalu, apa kita bisa seperti dulu lagi, Sel?"
"Apa maksudmu Ella? Aku nggak bisa menjalin hubungan dengan istri orang!!" tolak Arsel.
"Tapi, sebentar lagi Aku sudah akan bercerai
dengan suamiku Sel, Aku masih sayang banget sama kamu, Sel. Tidak ada yang beda, Aku masih Ella yang dulu,"
"Aku nggak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya, Sel. Aku masih cinta sama kamu." Bella tak pantang menyerah untuk meluluhkan hati Arsel.
"Entah lah, kita jalani seperti ini aja dulu." jawab Arsel.
"Hem, iya. Nggak apa-apa asal kita masih bisa dekat seperti dulu. Makasih, Sel." Bella tersenyum licik.
'Lihat saja Arsel, kamu pasti akan jatuh kepelukanku lagi, hanya dengan sedikit acting saja kamu sudah luluh. Dasar bodoh!! hahhaaa, Bella tertawa puas dalam hatinya.
Sambil menikmati makanan, mereka berbincang-bincang santai. Walau Bella yang lebih banyak bicara. Arsel? sebenernya dia masih bingung harus bagaimana. Dia memang masih sayang dengan Bella, tapi sekarang keadaaanya sudah nggak seperti dulu, jika dia dulu bebas berpacaran dengan Bella didepan umum, tapi tidak dengan sekarang, kedua orang tuanya akan murka jika dia ketahuan berhubungan lagi dengan Bella.
Sensa? wanita itu? Arsel sama sekali tak memikirkan perasaan Sensa.
"Ella, Aku akan kembali kekantor. Kamu pulanglah, Aku nggak bisa anter kamu, hari ini Aku sibuk." Arsel sudah beranjak ingin pergi.
"Hem, nggak pa-pa, Aku bisa naik taksi,
Sampai jumpa, Sayang." Bella menarik tangan mencium pipi Arsel.
Arsel hanya tersenyum dan melenggang pergi.
Ciuman,,,, ciuman itu yang Arsel rindukan.
Kenapa dia kembali disaat yang tidak tepat seperti ini. fikir arsel.
Sore hari, Arsel sudah pulang dari Kantor.
"Bos,, gue langsung cabut aja, ya." kata Rengga.
"Hem," jawab Arsel.
Arsel melihat Sensa sedang menyiram tanaman.
Sensa mematikan kran, setelah melihat sosok suaminya itu turun dari mobil, dan dia langsung mendekati Arsel.
"Tuan, biar Saya bawakan tasnya."
Arsel memberikan tas kantor itu pada Sensa, dan terus berjalan masuk kedalam rumah.
"Ingin minum kopi atau jus?" tanya Sensa lagi.
"Air dingin saja." Arsel menyenderkan punggung disofa.
"Baik, Saya ambilkan dulu sebentar." Sensa segera kedapur dan mengambil air dingin untuk Arsel.
Arsel mengambil gelas air itu dan meminum sampai habis, dia memijat pelipisnya.
Sensa masih berdiri disamping Arsel, Arsel melirik Sensa.
"Kamu, pijitin kepala Saya." perintah Arsel.
Sensa sempat terkejut mendengar perintah itu. Tapi, dengan cepat Sensa pindah dibelakang sofa dan mulai mijat kepala Arsel. Arsel hanya memejamkan mata menikmati pijatan lembut dari Sensa.
Batin Sensa senang sekali bisa melayani Arsel, tumben sekali suaminya itu nggak marah, dan mau menyuruh dia memijat kepalanya. Biasanya, dia selalu murka saat tak sengaja Sensa menyentuhnya.
'ada apa ya? mungkin dikantor masih ada masalah, pikir Sensa.
Entah karna pijitan Sensa yang enak, atau karna kelelahan, Arsel malah tertidur.
Sensa memandang wajar Arsel, mata elangnya yang terpejam, alis lebat, hidung mancung, bibir tipis, kulit wajah yang putih mulus, semua pas dan nyaris sempurna. Benar-benar membuat kaum hawa terpesona dan jatuh hati. Tanpa sadar, Sensa mendekatkan wajahnya dan mencium kening Arsel. Bahagia,,, Sensa sangat bahagia, untung Arsel masih tertidur, kalau sampai terbangun, Entah hukuman apa yang akan Arsel berikan untuk Sensa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Nurlaela
cinta BOLEH, BODOH janganlah dasar dunia haluuuuu
2023-06-09
1
Kasih 🥰 Ibu😘😘
Bella pengacau datang .😤
2023-02-09
0
laura lee
hhhmmm jgn mau di bitakan cinta sa,,pergi too kamu msh suci,,untuk apa tinggal ma suami tp nyiksa terus ,,kamu betah amat yah di siksa
2022-12-30
0