Diperjalanan pulang Sensa masih saja menangis, hati perempuan mana yang tidak sakit melihat suaminya bermesraan dengan perempuan lain. Pasti sangat sakit dan hancur lebur, itulah yang Sensa rasakan saat ini.
Sesampai dirumah, Sensa langsung kekamar dan menumpahkan lagi tangisnya hingga dia lelah dan tertidur.
Suara adzan ashar membangunkan Sensa. Dia berjalan kekamar mandi untuk membersihkan diri sekalian mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, selesai sholat dia mengadu pada sang Pemilik Kehidupan, berkeluh kesah tentang takdir hidupnya,
ingin bertahan atau menyerah. Disisi lain dia sangat mencintai Arsel, dan disisi lain dia teringat perlakuan Arsel yang selalu menyakiti fisik dan hatinya.
*********
Jam 8.30 Sensa duduk diruang tamu menunggu Arsel pulang, namun yang ditunggu belum juga pulang, sampai Sensa tertidur disofa.
Hingga jam 10 malam, Arsel baru membuka pintu depan. Pemandangan pertama yang Arsel lihat lagi-lagi Sensa yang tertidur, dengan mata sedikit bengkak mungkin karna tak henti dia menangis.
Arsel mendekat memperhatikan wajah Sensa yang selalu polos tanpa makeup namun masih terlihat cantik alami.
Sensa terbangun dan membuka mata,
reflek Arsel berdiri dan ingin pergi.
"Tuan sudah pulang?" suara Sensa menghentikan langkah Arsel, dia membalikan badan melihat Sensa.
"Saya, ingin menyerah." suara Sensa lirih namun masih bisa terdengar.
"Apa maksut, kamu?" tanya Arsel.
"Tolong ceraikan saya." hati Sensa sakit mengatakan itu, tapi mungkin ini akan lebih baik.
"Tidak!! saya tidak akan menceraikan mu!!" kata Arsel marah dengan permintaan Sensa.
"Kalau anda tidak mau menceraikan saya, kenapa anda selalu menyakiti saya! bukan hanya fisik, tapi sekarang hati saya juga anda sakiti. Setahun lebih saya bertahan dengan pernikahan ini, berharap suatu saat anda bisa melihat keberadaan saya, dan perlahan bisa menerima saya, tapi sampai sekarang semua itu tak pernah terjadi, sampai sekarangpun anda selalu berbuat kejam kepada saya!. Jika anda tidak menginginkan saya, tolong ceraikan saya!! biarkan saya pergi." panjang lebar Sensa mengeluarkan isi hatinya, dia sudah mulai menangis lagi.
"Dengar, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan mu!!" jawab Arsel datar.
"Kalau anda tidak mempunyai rasa apapun pada saya, kenapa anda tidak mau menceraikan saya? apa anda masih belum puas menyiksa lahir batin saya!! katakan salah saya apa, Tuan? tidakkah anda punya sedikit hati untuk memperlakukan saya sebagai seorang wanita?" Sensa terus mendesak Arsel.
"Karna sedari awal kamu tidak menolak perjodohan ini, jika saat itu kamu menolak, kedua orang tuaku tidak akan memaksaku menikahi mu." suara Arsel sudah meninggi, dia tetap menyalahkan Sensa tentang perjodohan itu.
"Lalu kenapa saat itu juga anda tidak menolak perjodohan kita!!" Sensa mengimbangi suara Arsel yang meninggi. Rasanya dia lelah selalu diinjak-injak harga dirinya.
"Mereka mengancam akan mencoret nama ku dari daftar warisan, mengambil semua fasilitas ku. Dan aku akan menjadi gembel jika aku menolak!!" Arsel mengatakan alasan kenapa dia tidak mau menceraikan Sensa.
"Jadi karna alasan itu?Hah, jika aku tahu alasan itu dari awal aku tidak akan mau menerima perjodohan ini." kata Sensa.
"Benarkah?Heh, aku yakin perempuan miskin sepertimu tidak mungkin menolak. Karna yang kamu inginkan hanya hartaku sajakan!!"
Arsel berkata dengan sinis.
Mendengar kata-kata dari Arsel, membuat Sensa bertambah marah. Nyatanya selama ini dia tidak pernah menuntut apapun dari suami kejamnya itu. Lalu, alasan apa yang membuat Arsel menganggapnya wanita matre.
"Dengar, Tuan Arsel yang terhormat. Coba anda ingat, pernahkah saya menggunakan uang anda untuk bersenang-senang? pernahkah saya menghambur-hamburkan uang anda? apa anda ingat, selama ini anda tidak pernah memberi saya uang lebih!! bahkan satu helai baju pun saya beli dengan uang saya sendiri. Masih anda menilai saya wanita miskin yang haus uang!! tidakkah anda melihat saya seperti tahanan yang tidak ada kebebasan!! dirumah sebesar ini saya seperti pembantu, belum kekerasan fisik yang saya alami. Pernahkan saya mengadu atau mengeluh!!" Sensa benar-benar marah, dia berbicara dengan suara tinggi, dia geram dengan Arsel yang selalu menuduhnya haus uang dan wanita matre yang hanya menginginkan uangnya.
plaakk,,,
Arsel menampar Sensa dengan keras, hingga ujung bibir Sensa berdarah. Sensa langsung memegangi pipinya dan semakin menangis terisak.
"Bunuh saja saya sekarang juga, Tuan. Agar saya tidak merasakan kesakitan ini lagi." Sensa berkata lirih.
"Salahkah saya, mempunyai perasaan untuk anda. Salahkah saya, mencintai anda? saya tidak pernah menginginkan harta anda, Tuan. Sekalipun saya pergi dari rumah ini, saya tidak akan membawa sepeserpun uang anda. Jika anda tidak menginginkan saya, tolong jangan sakiti saya lagi, saya sudah lelah, Tuan. Hiks,,," tanpa sadar Sensa mengatakan isi hatinya, bahwa dia mencintai suaminya.
Hati Arsel bergejolak setelah mendengar ungkapan perasaan Sensa kepadanya. Bahwa Sensa mempunyai perasaan cinta untuknya. Arsel sedang bingung saat ini, dia bingung untuk mengartikan perasaannya sendiri, antara senang, sedih, iba, semua menjadi satu.
Arsel mendekat dan memeluk tubuh Sensa secara tiba-tiba.
Sensa yang merasakan pelukan dari Arsel, semakin membuatnya menangis lebih kencang.
"Dengan kejadian tadi siang, anda sudah menambah luka hati saya. Memberikan luka yang sempurna untuk saya, Tuan. Hiks,,," Sensa memeluk tubuh Arsel, ini pertama kalinya dia bisa merasakan pelukan hangat dari suaminya. Pelukan yang selama ini dia nanti-nantikan.
"Maaf."
Satu kata lolos dari bibir Arsel, dia lebih kuat mendekap tubuh Sensa. Arsel merasa bersalah pada Sensa, sudah membuat wanita itu menderita dengan luka-luka yang dia berikan.
"Aku tidak akan menyakitimu lagi." Arsel berbicara lirih didekat telinga Sensa.
"Emm,,"
Sensa mengangguk, Arsel melepas pelukannya dia menghapus sedikit darah diujung bibir Sensa dengan hati-hati.
"Tidurlah." perintah Arsel. Dan berlalu pergi meninggalkan Sensa sendiri.
Sensa masih mematung, memperhatikan Arsel yang berjalan menaiki tangga, hingga Arsel hilang dibalik pintu.
Perasaan Sensa sedikit menghangat, setelah tadi Arsel memeluk dan mengatakan bahw dia tidak akan menyakitinya lagi.
Jika benar Arsel sudah tidak akan menyakitinya lagi, berarti masih ada harapan bagi Sensa untuk bertahan disamping Arsel.
Dia akan menunggu sampai Arsel bisa menerima dia sebagai istrinya dan memperlakukan dirinya layaknya seorang istri, bukan pembantu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
laura lee
peluk dikit masa kmluluh si sa aaahh ndak suka bgt ma sensa
2022-12-30
2
Es kepal milo
yah ujung2 nya malah luluh dengan satu kata maaf, jangan terlalu bego deh
2022-07-19
0
Salma Cheng
sepertinya ada rasa jengkel , bosan ko' gitu" jha ceritanya ....bukanya kuat malah +bodoh
2022-05-17
0