Akibat Perjodohan
Tokoh utama wanita - Afsensa Faiha Azahra.
Tokoh utama laki-laki - Arsel Dirga Milard.
Hari Minggu, bagi sebagian orang adalah hari untuk bermalas-malasan. Tetapi tidak untuk Afsensa Faiha Azahra yang biasa dipanggil Sensa, Dia tetap harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dari dulu Sensa memang gadis sederhana karena memang berasal dari keluarga yang serba pas-pasan, apalagi setelah kejadian 1 tahun yang lalu kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat. Kejadian itu menjadi pukulan terberat bagi Sensa yang saat itu berusia 21 tahun.
Sensa hanya hidup sebatang kara tanpa sanak saudara, itulah yang menjadikan dia gadis yang mandiri, dia tidak pantang menyerah dan tidak mengeluh dengan keadaan, dia menjalani takdir yang memang sudah digariskan untuknya dengan tegar.
Setelah menyelesaikan tugas rumahan, Sensa segera bersiap untuk berangkat bekerja.
Tidak membutuhkan waktu lama, hanya 20 menit dari kontrakan menuju ketoko bunga.
Ya, Sensa hanya salah satu seorang karyawan ditoko bunga yang tidak terlalu besar.
Dia hanya seorang lulusan SMA saja, dulu kedua orang tuanya tidak sanggup untuk melanjutkan biaya kuliah, jadi setelah menamatkan pendidikan SMA, Sensa tidak melanjutkan untuk kuliah. Dia juga tidak tega membebani kedua orang tuanya yang hanya buruh biasa.
Sensa mengayuh sepeda bututnya, sampai didepan Toko, dan menaruh sepeda disamping bangunan persegi itu.
"Pagi Irma," sapa Sensa pada sahabat nya. Irma adalah teman dekat Sensa, mereka kenal dan berteman sejak sama-sama bekerja diToko bunga, karna mereka berdua Karyawan pertama ditoko itu.
"Pagi juga Sa," jawab Irma.
"Tumben, hari ini nggak telat," kata sensa.
Irma tidak menjawab dan hanya tersenyum saja.
Mereka berdua masuk kedalam, dan memulai bekerja dengan merangkai-rangkai bunga.
Dulu ditoko itu hanya Sensa dan Irma yang menjadi Karyawan dan sekarang bertambah dua orang lagi, yaitu Nia dan Sinta. Mereka baru beberapa bulan menjadi Karyawan di Toko itu.
Tidak beberapa lama ada seorang Ibu datang.
"Hei Mbak," Sapa Ibu pengunjung itu ramah.
"Iya Ibu ada yang bisa dibantu, maaf Ibu mau nyari bunga apa ya?" tanya Sensa tak kalah ramah.
"Saya mau bunga mawar merah dan tolong kamu kasih kata-kata romantis ya, karena rencananya anak Saya akan melamar kekasihnya." Ibu pengunjung itu memberitahukan pesanannya.
Ibu Pengunjung itu adalah Mama Eisha.
"Baik Bu, Saya akan segera menyiapkannya." Jawab Sensa masih terus tersenyum.
Sensa memang termasuk Karyawan yang paling ramah dan jujur, maka dari itu dia ditempatkan didepan dan dibagian kasir untuk melayani pembeli, sedang yang lain bertugas merangkai bunga dan menata toko.
Sensa menyuruh karyawan lainnya untuk menyiapkan bunga pesanan itu, sedang dia bertugas merangkai kata-kata romantis.
Beberapa saat pesanan bunga itu sudah selesai dirangkai.
"Ini bunganya Bu, sudah jadi," Sensa memberi tahu dan memberikan bungan itu pada Mama Eisha.
"Oh iya, jadi berapa totalnya?" tanya Mama Eisha.
"Dua ratus ribu saja, Bu" jawab Sensa. Mama Eisha mengambil dompet, mengambil uang seratus ribuan dua lembar, dan memberikannya pada Sensa.
"Terima Kasih ya," Ucap Mama Eisha.
"Iya Ibu, sama-sama." jawab Sensa.
Mama Eisha sudah keluar dari toko dan masuk kedalam mobil.
*************
Pukul 17.15, Arsel baru pulang dari rumah Rengga.
Rengga adalah sahabat sekaligus Sekertaris Arsel dikantor. Mereka berdua sudah seperti saudara, meski bersahabat namun setiap bertemu mereka selalu berdebat dengan candaan-candaan yang mengejek, tetapi mereka sudah memahami karakter satu sama lain.
"Hallo, Anak Mama udah pulang?" Mama Eisha menyapa Arsel yang baru datang.
"IyA Ma," jawab Arsel.
"Bagaimana Sayang, acara untuk nanti malam?" tanya Mama Eisha lagi.
Arsel mendekati Mama Eisha dan duduk disofa samping Mamanya.
"Iya Ma, do'ain semua lancar ya Ma. Arsel sudah ingin cepat-cepat nikah sama Bella." jawab Arsel.
"Tentu Sayang, Mama pasti mendo'akan semoga semua berjalan lancar. Mama juga sudah tidak sabar pengen cepat-cepat gendong cucu dari anak Mama satu-satunya ini." kata Mama Eisha sambil tersenyum bahagia.
"Enak saja Arsel anak Mama aja, anak Papa juga dong." sahut Papa Abiyasa yang tidak lain adalah Ayah Arsel, sambil meletakkan koran dimeja.
"Iya-iya, anak Papa juga,"
"Ya udah Ma, Pa. Arsel kekamar dulu mau mandi gerah, sekalian mau istirahat dulu." Setelah itu Arsel berdiri dan berjalan kekamarnya.
"Iya Sayang." Jawab Mama Eisha.
"Mama sudah bener-bener nggak sabar pengen lihat anak Kita bahagia ya Pa," Mama Eisha berbicara pada suaminya.
"Iya Ma, semoga semuanya lancar dan kita segera punya cucu." Jawab Papa Abiyasa.
Sebagai orang tua, hanya itu harapan mereka agar Arsel anaknya segera menikah, dan mempunyai anak, dan menjadi penerus keluarga mereka. Mereka tidak mempunyai anak lagi, hanya Arsel satu-satunya anak mereka.
Keluarga itu terlihat hangat, dan bahagia.
Sebelum Arsel berubah dingin.
Pukul 17.00, Sensa baru pulang dari toko bunga. Dengan mengayuh sepeda bututnya. Ya, karena hanya sepeda butut itulah kendaraan yang Sensa punya. Jangankan ingin sepeda motor, punya sepeda butut itu saja Sensa sudah sangat bersyukur, setidaknya masih punya kendaraan untuk kemana-mana daripada harus berjalan kaki.
" huf, capeknya." Keluh Sensa.
Dikontrakkan 6x6 inilah Sensa tinggal. Hanya ada ruang tamu yang tidak terlalu besar, 1 kamar, ruang makan, dapur dan kamar mandi.
Setelah masuk kedalam rumah Sensa bergegas membersihkan diri.
Dan selesai mandi, Sensa langsung kedapur dan mulai memasak nasi goreng, karna didapur hanya ada nasi sisa tadi pagi dan 2 telur, ditanggal tua seperti ini Sensa harus hemat, dengan uang gajian yang tak seberapa itu Sensa harus membayar semuanya sendiri. Buat bayar kontrakan, dan belanja harian. Jika ada uang sisa Sensa akan tabung uang itu, karna Sensa ingin punya rumah sendiri.
Tidak lama terdengar azan magrib, Sensa mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat Maghrib. Selesai sholat, Sensa berjalan kemeja makan, duduk sendiri dan mulai mengambil nasi goreng yang dia bikin tadi dan langsung memakannya.
"Sepi sekali hidupku." gumam Sensa sambil memandang foto kedua orang tuanya, yang dipajang diruangan itu.
"Ayah Ibu, Sensa rindu kalian," ucapnya lirih.
Selesai makan malam, Sensa langsung mencuci piring, dan menuju kedepan rumah, disana ada kursi panjang terbuat dari kayu Sensa duduk dikursi itu sambil merenung.
"Kapan, Aku punya pacar atau suami gitu yang ganteng, sholeh, dan yang bisa mencintaiku apa adanya. Setelah menikah punya anak yang lucu, jadi hari-hari ku udah nggak kesepian lagi deh. Ah,,, Sensa kamu ini menghayalnya ketinggian!" sambil memukul kepalanya pelan dan senyum sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Sumi Sumi
aku baca ulang karna belum nemu certa yang lebih bagus lagi
2024-04-17
0
Renesme Kiky
nyimak
2023-06-09
0
Kasih 🥰 Ibu😘😘
aku mulai baca lagi setelah sekian lama purnama berlalu
2023-02-09
0