Hari ini, Arsel dan Sensa akan menikah.
Arsel sudah duduk didepan penghulu dengan meja kecil ditengah-tengah untuk meletakan seperangkat alat sholat dan keperluan lainnya.
Tidak lama Sensa keluar dari kamar ditemani Irma, dengan riasan tipis dia sudah nampak ayu, dia memakai kebaya putih dan jilbab putih. Dan riasan mahkota kecil diatas kepala terlihat sangat cantik.
Semua yang hadir nampak kagum dengan pengantin wanita, tetapi tidak bagi Arsel dimata Arsel dia tetap wanita kampungan, miskin dan sok baik.
Pak penghulu mulai menjabat tangan Arsel ,
"Bismillahirahmannirohim, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan saudara Afsensa Faiha Azahra binti alm Malik Ibrahim dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai!" ucap pak penghulu.
"Saya terima nikah dan kawinnya, Afsensa Faiha Azahra binti alm Malik Ibrahim dengan mas kawin tersebut tunai!" dengan sekali tarikan nafas Arsel mengucap ijab qobul secara lantang.
"Bagaimana saksi sah?" Tanya Pak Penghulu kepada para saksi.
"Saahh!" jawab para saksi.
"Alhamdulillah."
Setetes air mata Sensa keluar dari mata Sensa, ia tak menyangka sekarang sudah menjadi istri pria yang ada disampingnya.
Arsel dan Sensa bertukar cincin, Sensa mencium tangan Arsel, dan Arsel mencium kening Sensa .
deg,,,
Jantung Sensa berdegub kencang saat bibir Arsel menyentuh dahinya.
Acara dilanjut kedua mempelai untuk meminta doa'a restu kedua orang tua Arsel dan semua orang yang hadir.
dan ditutup dengan makan bersama karna memang tak ada pesta.
Selesai acara, Mama Eisha mengajak menantunya untuk tinggal dirumah.
Sampai dirumah kedua orang tua suaminya, Sensa benar-benar dibuat kagum dan terperangah dengan rumah milik Mertuanya, yang bak istana dengan segala kemewahan.
"Sayang, kamu langsung istirahat dikamar suamimu saja ya kamu pasti sangat lelah.
Arsel ayo ajak istri mu kekamar." suruh Mama Eisha.
"Iya Ma, Sensa kita istirahat dulu diatas," Arsel mengajak Sensa beristirahat dikamarnya.
Sensa hanya mengekor dibelakang suaminya.
Sampai dikamar, Arsel langsung masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri, rasanya dia sudah panas luar dalam. Cukup lama Arsel berada dikamar mandi dan beberapa saat dia telah selasei, kini giliran Sensa yang masuk kekamar mandi.
"Wah,,, kamar mandinya saja besar banget, bahkan lebih besar dari kamarku, semua ada." Sensa terkagum-kagum.
Selesai membersihkan diri Sensa keluar dilihat suaminya tertidur, dia ingin segera merebahkan diri di kasur yang empuk disamping suaminya, Sensa duduk disisi yang sebelah, baru pant*tnya menyentuh kasur Sensa dikejutkan dengan suara Arsel.
"Hei wanita miskin berani sekali kamu duduk di kasur ku, aku nggak akan izinin kamu nyentuh barang-barangku, kalo kamu mau tidur, tidur sana dilantai!!" bentak Arsel.
"Tapi mas!" Sensa ingin protes tapi belum selesai ucapan Sensa terpotong.
"Mas-mas, sakit telingaku denger kamu manggil aku mas, kamu itu nggak lebih baik dari pembantu. Dengar wanita miskin walaupun kita sudah menikah tapi aku nggak akan pernah anggap kamu sebagai istriku! Aku menikahimu hanya karna kemauan orang tuaku nggak lebih, ingat itu!!" sentak Arsel dengan tatapan membunuh.
deg,,, deg,,, deg,,,
Apa ini? kenapa seperti ini batin Sensa? hampir saja sensa menangis tapi dia tahan mungkin suaminya belum bisa menerima pernikahan ini dan masih butuh waktu, dia juga sadar dia siapa.
Tidak ingin berdebat akhirnya Sensa mengambil selimut dan tidur dilantai beralaskan karpet, untung disitu ada karpet jadi dia tak kedinginan. Sensa memandang seluruh ruangan, sebenarnya dipojok ruangan ada sofa , tapi kenapa suaminya tak menawarkan dirinya untuk tidur di sofa? tetapi, malah menyuruh dia tidur dilantai.
Karna lelah, tak lama Sensa pun tertidur.
Saat makan malam semua berkumpul dimeja makan.
"Sayang, ayo makan yang banyak" kata Mama Eisha. Sensa tersenyum dan mengangguk.
"Iya ma," jawabnya.
Semua hening hanya dentingan sendok beradu.
"Ma, Arsel besok mau pindah ke rumah Arsel sendiri" Arsel memulai pembicaraan,
"Kenapa harus buru-buru Sel, tinggallah disini seminggu. Mama 'kan masih pengen ditemani Mantu Mama."
"Arsel pengen mandiri Ma. Nanti Mama bisa kapan aja main kerumah Arsel."
"tapi,"
"Ma, udah biarkan Arsel pindah, mungkin dia lebih leluasa buat bikin cucu kita kalau dirumah dia sendiri." sambung Papa Abiyasa.
"uhuk uhuk," Sensa tersedak makanan yang masih dia kunyahnya.
"Ini Sayang, minum" Mama Eisha memberi segelas air minum pada Sensa.
Sensa merasa malu mendengar ucapan Papa Abiyasa, wajahnya sudah berubah pink kemerah-merahan.
"Baiklah, kalau begitu Mama izinin mereka pindah" jawab Mama Eisha sambil senyum-senyum.
Keesokan hari, Arsel dan Sensa berpamitan dengan kedua orang tuanya, Arsel dan Sensa hanya membawa baju karna semua fasilitas dirumah baru Arsel sudah lengkap.
"Hati-hati ya Sayang, kami akan sering berkunjung kerumah kalian." kata Mama Eisha.
Menempuh jarak 1 jam, tibalah dirumah Arsel sendiri, rumahnya pun tak kalah mewah, bercat hitam abu_abu dengan halaman yang luas, ada taman bunga mawar, anggrek, dan tak jauh ada gazebo untuk bersantai.
Masuk kedalam, disuguhkan dengan guci-guci antik, dan beberapa foto keluarga, ada juga foto-foto Arsel sewaktu kecil yang terlihat imut dan menggemaskan. Bahkan wajah tampan itu sudah dimiliki sejak lahir.
Ruang makan dengan meja bundar besar, ada banyak kursi, tak jauh dari situ ada dapur cantik, samping dapur ada 2 kamar pembantu dan sampingnya lagi ada kamar mandi. dilantai 2 ada 3 kamar, salah satunya kamar Arsel dengan pintu bercat abu-abu.
Sensa hanya membawa tas yang tak terlalu besar, memang baju yang Sensa bawa tidak banyak.
Arsel menaiki tangga, Sensa menyusul dibelakang nya, ditengah tangga Arsel berbalik melihat Sensa,
"Ngapain kamu ngikutin Aku!" bentak Arsel.
"Ma,mau kekamar Mas" takut-takut Sensa menjawab, aura wajah Arsel seperti malaikat pencabut nyawa.
Arsel menarik paksa tangan Sensa menuju kamar pembantu, dan menghempaskan Sensa diatas kasur dengan kasar, tangannya mengapit kedua pipi Sensa.
"Dengarkan Aku baik-baik wanita ******, aku nggak Sudi satu kamar dengan wanita miskin seperti Mu. Ingat, akan Aku buat hidupmu seperti dineraka, sampai kamu akan mati perlahan-lahan. Bagiku kamu itu menji**kan!
satu lagi panggil Aku Tuan, kamu itu lebih rendah dari seorang pelayan!!!!" sentak Arsel.
Air mata Sensa sudah tak terbendung lagi, meluncur deras sederas derasnya, hatinya hancur lebur mendengar perkataan Suaminya, segitu hinanya dia dimata suaminya sendiri.
"Memang apa salahku Mas, em,, Tuan, kenapa Tuan sangat membenciku?" Sensa memberanikan diri untuk bertanya.
Arsel berganti menarik jilbab Sensa kebelakang, tetap saja sensa kesakitan karna rambutnya ikut tertarik.
"Salahmu sudah menerima perjodohan ini! harusnya kamu menolak dan kita tidak akan menikah!
Aku tahu, wanita miskin seperti kamu hanya menginginkan harta saja kan?" kata Arsel.
"Tapi Aku nggak pernah berfikiran seperti itu Tuan?" Sensa mencoba membela diri, dia tidak pernah ada niat sedikitpun untuk memiliki atau menginginkan harta.
"Diam, Aku muak dengan omonganmu, benar-benar menjij*kan!" Arsel terlihat sangat marah.
"Plak!" suara tangan Arsel menampar Sensa.
"Astagfirullah," ucap Sensa. dia tak menyangka Arsel bisa melakukan itu.
"Dengar! kerjakan semua pekerjaan pembantu dan jangan pernah kamu membantah ku, mengerti!" setelah mengatakan kalimat terakhir Arsel keluar dengan membanting pintu dengan keras.
"Ya Allah." Sensa menangis sejadi-jadinya
serasa Sensa tak punya harga diri didepan suaminya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Sumi Sumi
arsel kamu pasti bakalan menyesal seumur hidup mu
2024-04-17
0
Nurlaela
klo sudah tampar-tampar kdrt, jangan pernah dimaafkan deh, jangan lemah dan mau ditindas sama suami begitu
2023-06-09
1
Kasih 🥰 Ibu😘😘
Sensa sllu kuat kok . sampe nanti tiba saat nya Sensa menyerah dan pergi meninggalkan Arsel dengan semua penyesalan nya
2023-02-09
0