Jam 7 malam, Mama Eisha dan Papa Abiyasa baru tiba dirumah Arsel, Anak dan Menantu yang dirindukan sudah menyambut didepan pintu, senyum merekah mereka berikan.
"Assalamu'alaikum, Nak," Mama dan Papa Abiyasa mengucap salam bersamaan.
"Wala'ikumsalam, Ma,Pa." Jawab Arsel dan Sensa. Mereka bergantian menyalami tangan, kedua orang tua Arsel.
"Mari,,, Ma,Pa. Kita masuk." ajak Sensa, dengan senyum ramah. Dan mereka semua pun masuk bersamaan. Sensa menyuruh kedua Mertuanya untuk lansung menuju kemeja makan dan dilanjut makan malam bersama, karna memang sudah waktunya.
Sensa mulai mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Arsel. Sungguh Sensa merasa sangat senang, karna ini pertama kali baginya bisa melayani sang suami. Walau semua hanya bersandiwara, tapi ini seperti harapan. Semoga, kelak bisa terus melayani suaminya.
Selesai dia mengambilkan makanan untuk Arsel, kini giliran dia mengambil nasi untuk dia sendiri.
Mama dan Papa Abiyasa, sangat senang melihat kedekatan mereka, orang tua itu sangat bahagia karna difikir perjodohan itu berhasil dan membuat keduanya saling mencintai. Tapi, nyatanya semua itu salah, semua yang mereka lihat hanya sandiwara yang diperankan oleh Arsel dengan begitu apik. Kenapa hanya Arsel? karna dia yang tidak menerima perjodohan itu, dan selalu menyiksa istri malangnya. Sensa sendiri sudah mempunyai perasaan untuk Arsel, meski disiksa dan dihina, Sensa masih tetap melayani Arsel, suaminya itu dengan tulus.
Setelah saling pandang dan tersenyum, Mama Eisha dan Papa Abiyasa mulai menyendok makanan ke mulut mereka.
"Enak ya, Pa." kata Mama Eisha. Papa Abiyasa mengangguk.
"Ini kamu yang masak, Nak?" tanya Mama Eisha.
"Iya, Ma."
"Wah, ini sangat enak loh, Sayang" puji Mama Eisha.
"Ah, Mama berlebihan kasih pujiannya," kata Sensa malu.
"Iya, Ma. Masakan Sensa memang enak terus." sahut Arsel, membuat Sensa mlongo, tak menyangka suami iblis itu memuji masakannya. Tetapi dihati sudah senyum-senyum, bahagia tak terkira. Entah itu hanya sandiwara Arsel atau dari hatinya, dia tak tahu.
Beberapa saat, Mama Eisha terus memperhatikan Sensa dengan seksama.
"Sensa, kok kamu kelihatan kurusan sih sayang?" tanya Mama Eisha sambil menguyah makanan.
"Masak sih, Ma? mungkin hanya perasaan Mama saja." jawab Sensa sedikit gugup.
"Harusnya, Kamu itu semakin gemuk loh. La ini malah makin kurus, perlakuan Arsel baik kan, sama Kamu?" tanya Mama Eisha menilisik mereka berdua.
"Uhuhk-uhukk,," suara batuk Arsel yang tersedak makanan. Sensa segera memberikan air putih pada Arsel. Arsel langsung meminum air itu.
"Mas Arsel baik kok, Ma. sama Aku." jawab Sensa, dia melihat Arsel sebentar sambil tersenyum.
Arsel malah berganti memandang Sensa dengan sinis, seperti sedang mengancam lewat sorot mata tajamnya. 'awas saja kalo kamu berani ngadu' begitu mungkin ancaman Arsel yang ada didalam hati.
"Sensa, kalau Arsel nyakitin kamu, kamu bisa bilang ke Mama. Nanti biar Mama beri pelajaran dia!!" kata Mama Eisha, dia beralih melihat anaknya sendiri.
"Arsel dengar, kalau sampek Mama tahu kamu nyakitin Sensa atau buat dia sedih, awas saja!! Mama akan bikin perhitungan!!" ancam Mama Eisha.
"Udah, Ma. Arsel nggak mungkin berani nyakitin Sensa, kalau sampek itu terjadi, Papa sendiri yang akan hajar dia, sampek mukanya bengkak kayak badut." kata Papa Abiyasa, tangannya yang memegang sendok dipakai untuk menunjuk Arsel.
Ancaman dari Papa Abiyasa malah membuat Mama Eisha dan Sensa tertawa, Arsel? dia diam saja.
'Andai kalian tau, perlakuan Arsel ke Aku. Entah semarah apa kalian, Ma, Pa. Terima Kasih, Aku benar-benar bahagia mempunyai Mertua sebaik kalian. Walau, saat ini suamiku sendiri belum bisa bersikap baik padaku, tapi Aku tak akan lelah berdo'a, semoga suamiku bisa mencintaiku seperti Aku mencintainya.' batin Sensa.
"Sensa, kok melamun? O, iya. Mama kok nggak lihat ada pembantu disini?" Mama Eisha agak curiga.
"Bibinya masih pulang kampung Ma, katanya keluarganya ada yang sakit." kini Arsel yang menjawab.
"Ho,, kasian dong Sensa, ngerjain tugas rumah sendirian, pasti capek ngurus rumah sebesar ini sendirian. Arsel, harusnya 'kan kamu cari lagi!! apa kamu udah nggak sanggup bayar gaji pembantu lebih dari beberapa orang? kamu ini gimana sih, pantes Sensa agak kurus pasti dia kecapekan. Kamu itu loh, jadi suami kok nggak peka, kamu nggak akan bangkrut walau punya 10 pembantu, Arsel!!!" panjang kali lebar, Mama Eisha berceramah.
"Ma, sudah-sudah. Dari tadi ngomong aja apa nggak capek. Papa aja yang dengerin sampek pusing, udah, biar besok Arsel yang urus semuanya, ya kan, Sel?" Papa Abiyasa menengahi.
"Iya, Pa." jawab Arsel singkat dan jelas.
'Heh, padahal menantu kesayangan kalian itu, memang pantasnya jadi pembantu!!' batin Arsel kesal.
Selesai makan malam, Papa Abiyasa dan Arsel, mengobrol diruang keluarga. Sedang Sensa langsung membersihkan meja makan dan mencuci piring.
Mama Eisha, masih duduk dikursi meja makan, memperhatikan Sensa yang masih mengelap meja dan membawa piring kotor ketempat pencucian piring.
"Ya ampun, Nak. kalau kayak gini tangan kamu bisa jadi kasar!" kata Mama Eisha.
"Nggak apa-apa, Ma. Sensa udah biasa mengerjakan pekerjaan rumah." jawab Sensa.
"Nggak bisa gitu, Sayang! rumah ini besar banget, nanti kamu capek. Lihat, kamu sampek kurus begini, dan muka kamu juga agak pucat? atau jangan-jangan?" Mama Eisha, belum melanjutkan pembicaraan, sudah berjalan keruang keluarga menghampiri suami dan anaknya.
"Pa, bentar lagi kita akan punya cucu!!" girang Mama Eisha.
"Yang bener, Ma?" Papa Abiyasa terkejut senang.
"Kalian apa'an sih!! belum, Sensa belum hamil, Ma, Pa!!" jawab Arsel, agar orang tuanya tidak lanjut salah paham.
"Tapi,,, Sensa terlihat pucat. Mama kira dia hamil,, jadi belum ya? lalu kapan, Mama punya cucu, kalian menikah sudah tujuh bulan lebih loh, harusnya Sensa udah ada tanda-tanda hamil kan?" sedih Mama Eisha.
"O, ya.. kalau nggak, kalian ikut progam hamil saja gimana?" usul Mama Eisha.
"Akhir-akhir ini Arsel masih sibuk, Ma. Dikantor masih banyak kerjaan!!" tolak Arsel.
"Ya, itu yang bikin kamu lama punya anak!! kamu terlalu sibuk. Pokoknya, Mama nggak mau tau!! kamu harus luangin banyak waktu buat istrimu!!" kata Mama Eisha.
"Baik, Ma. Nanti Arsel usahain!" jawab Arsel sedikit sebal.
Mereka meneruskan dengan berbincang-bincang, dan bercanda bersama. Sampai tak terasa waktu sudah sangat malam.
"Sudah malam, ayo istirahat, Ma." Papa Abiyasa mengajak Mama Eisha beristirahat.
"Masih jam sepuluh, Pa." jawab Mama Eisha, belum tahu maksut suaminya.
"Katanya, Mama pengen cepet-cepet punya cucu! kita beri waktu mereka buat bikin cucu." Papa Abiyasa tersenyum jahil.
"hihi,, ok lah, kalau begitu." jawab Mama Eisha dengan senyum jahil juga.
"Apa'an sih, Pa." jawab Arsel kesal, dengan kejahilan kedua orang tuanya.
"Udah sana-sana, pokok harus jadi. Semangat ya, kalau perlu sampai pagi." hahaha,,, Mama Eisha tertawa disusul Papa Abiyasa juga ikut tertawa, istrinya lebih jahil. Wajah Sensa sudah memanas, mendengar kata-kata itu. Arsel sendiri terlihat kesal.
"Ya, udah. Kita istirahat dulu." Arsel berpamit kekamar, sudah tak ingin mendengar kata-kata jahil dari orang tuanya.
Dia menggandeng tangan Sensa, mereka sangat bagus dalam bersandiwara, terlihat mesra walau hanya berpura_pura. Hanya begitu saja sudah membuat Sensa bahagia. Ini pertama kalinya, Arsel menggandeng tangannya dengan lembut.
Kedua orang tua Arsel, sangat senang melihat kemesraan mereka, meski hanya bergandengan tangan. Mereka sudah meyakini bahwa rumah tangga Anaknya itu bahagia dan harmonis. Kenyataan yang sebenarnya hanya SANDIWARA saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Salma Cheng
astaga mertua GK peka bgd, kurus bukan hamil tapi menderita bathin di siksa bathin maupun fisik ,😡😡😡😡
2022-05-17
1
Salma Cheng
alah males liat mama mertua GK peka
2022-05-17
0
Mega Zeen
goblok kau sensa... aku pun akan ikut menghajar mu Kl kau terlalu sabar😡😤👊
2022-03-19
0