Di tempat lain. Jam sudah menunjukkan pukul 19.30, Arsel turun dari tangga, dia terlihat sangat tampan memakai kemeja putih dan celana jeans hitam, tidak lupa jam mahal yang melingkar ditangan.
Diruang keluarga Mama Eisha dan Papa Abiyasa sedang bersantai .
"Wah, anak Mama ganteng banget sih," Puji Mama Eisha pada Arsel.
Dan Arsel hanya tersenyum.
"Arsel berangkat dulu ya Ma, Pa." Arsel berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Jangan lupa, bunga mawar yang Mama beli tadi ya, Sayang." Mama Eisha mengingatkan bunga yang dibelinya tadi, supaya Arsel tidak lupa membawanya.
"Iya, Ma." Jawab Arsel.
Arsel, menuju ke garasi mobil dan mengendarai mobil Sport miliknya, untuk menuju Restoran yang sudah dibooking sebelumnya.
Pelayan menyambut kedatangan Arsel dengan baik.
"Selamat datang Tuan." Ucap pelayan.
Arsel hanya mengangguk saja, dan langsung menuju kemeja yang telah disediakan.
"Mana Ella kok belum datang, coba aku hubungi dia dulu?" Arsel mulai menghubungi Ella lewat ponselnya.
"Kenapa nomernya sibuk?" satu jam sudah Arsel menunggu, dia mulai jenuh.
Seorang pelayan datang.
"Tuan, apakah makanannya mau dihidangkan sekarang?" tanya salah satu Pelayan yang mendekati meja Arsel.
"Kamu, tidak lihat pacar Saya belum datang!" bentak Arsel pada Pelayan. Pelayan itupun sampai gemetaran.
Sampai jam 23.30, orang yang ditunggu juga tidak datang, Arsel mencoba menghubungi Bella lagi, namun nomer Bella malah tidak aktif.
Akhirnya, Arsel memutuskan untuk pulang,
dia benar-benar merasa kecewa dengan Bella.
Bunga mawar yang dibelikan Mama Eisha berakhir begitu saja ditong sampah.
Sesampainya dirumah, Arsel langsung menuju ke kamar, dan menghempaskan tubuhnya ke kasur king size.
Arsel terus berfikir, kenapa Bella tega tidak datang, bahkan tak memberi kabar sama sekali. Apa selama ini Bella tidak pernah menganggap hubungan ini serius?
lelah dengan pemikirannya, Arsel pun tertidur.
Pagi-pagi Mama Eisha dan Papa Abiyasa sudah duduk dimeja makan, Arsel turun dari kamar dan langsung bergabung bersama kedua orang tuanya.
"Pagi Sayang, bagaimana tadi malam sukseskan acaranya? lalu kapan kita akan kerumah Bella dan melamarnya secara resmi, Mama bener-bener sudah nggak sabar pengen cepet punya menantu." Mama Eisha bertanya dengan sangat antusias.
"Ma, mulai sekarang nggak usah bahas pernikahan. Arsel kecewa, tadi malam Bella nggak dateng dan nggak ada kabar sampai sekarang! Arsel, nggak mau mikirin cewek dan pernikahan lagi. Arsel akan fokus dikantor saja." Jawab Arsel sedikit ketus.
Tanpa sarapan Arsel pergi begitu saja, tanpa berpamitan kepada kedua orang tuanya.
Mama Eisha sudah ingin mencegah anaknya, tapi Papa Abiyasa menghentikan.
"Udahlah Ma, biarkan Arsel sendiri dulu untuk menenangkan fikiran, Papa rasa ini semua pasti berat bagi Arsel." Ucap Papa Abiyasa.
Hari ini Arsel mengendarai mobilnya sendiri, biasanya Arsel akan diantar jemput Rengga, tapi pagi tadi Arsel menelpon Rengga agar tak menjemputnya.
Tiba dikantor para karyawan memberi hormat, namun Sang Bos hanya acuh saja dan terus berjalan menuju lift.
Beberapa Karyawan saling berbisik.
"Eh, kenapa tu sih Bos mukanya dingin banget kayak kutub Utara?" tanya Karyawan pertama.
"Memang dari dulu kali Bos mukanya dingin gitu, untung ganteng jadi nggak bosen liatnya," Karyawan kedua menjawab.
"Hus, sudah ayo kerja, kok malah jadi ngegosip, entar kena marah." Jawab Karyawan ke tiga. Dan Karyawan yang bergosip ria itu membubarkan diri dan kembali bekerja.
Diruangan, Arsel terlihat uring-uringan dengan staf kantor. Kesalah sekecil apapun bisa jadi besar. Hari inipun Arsel terlihat kacau.
************
Sedang dikontrakkan, Sensa sudah melakukan dan menyelesaikan rutinitas paginya, Sensa bergegas berangkat ketoko bunga dengan mengayuh sepeda bututnya.
Sesampainya ditoko bunga, Sensa langsung membuka toko, dan tidak lama teman kerja Sensa, Nia dan sinta datang.
"Pagi mbak," sapa mereka.
"Pagi juga," Sensa menjawab dengan senyum.
"Kita langsung kedalam ya mbak."
"Iya."
Setengah jam, Irma baru datang dengan motor maticnya.
"Maaf ya Sa, aku telat." Kata Irma.
"Memang kapan kamu nggak telat? tiap hari juga telat terus. Ayo kita langsung kerja." jawab Sensa dan langsung mengajak Irma untuk mulai bekerja.
"Iya, Sensa ku sayaang."Jawab Irma dengan suara manja.
"Idih, sayang-sayang pala lu peyang!" jawab Sensa bercanda. Irma hanya berlalu sambil tertawa.
Tidak lama, Mama Eisha datang ketoko bunga.
"Selamat datang buk, mau pesen bunga apa?" Tanya Sensa dengan ramah, tetapi yang ditanya malah melamun.
"Cantik sekali anak ini, manis. Gimana kalau Aku jodohin aja sama Arsel?" Mama Eisha berbicara dalam hati.
"Bu!" Sensa coba memanggil Ibu itu lagi.
"Eh iya, maaf Ibu malah melamun, Ibu mau pesen bunga buat jenguk temen Ibu yang sakit." terang Mama Eisha.
"Sebentar ya Buk, biar disiapkan temen saya dulu." Sensa menghampiri Nia dan sinta, untuk menyiapkan bunganya.
"Silahkan duduk dulu Bu." setelah kembali, Sensa menyuruh Mama Eisha untuk duduk.
Sambil menunggu, Mama Eisha ingin bertanya-tanya tentang sensa.
"Nama kamu siapa nak?" tanya Mama Eisha.
"Nama saya Sensa Bu," jawabnya.
"Kamu tinggal dimana," lagi Mama Eisha bertanya.
"Saya ngontrak dijalan Kamboja, nggak jauh dari sini kok Bu cuma 20 menit sudah sampai itupun dengan sepeda." Sensa memberitahu alamat kontrakannya.
"Kamu sudah punya pasangan nak, pacar atau suami gitu?" Mama Eisha semakin penasaran.
Sensa belum menjawab. Sensa merasa heran, kenapa Ibu ini tanya masalah pribadinya, tapi tidak sopan jika tidak dijawab.
"Belum Bu, mana ada cowok yang mau sama Saya." jawab Sensa.
"Kenapa memangnya kamu cantik, manis terlebih lembut dan sopan santun.
Bagaimana kalau Ibu jodohkan dengan anak Ibu?" Kata Mama Eisha.
"Ah, Ibu mana ada zaman sekarang dijodoh-jodohkan, lagian Saya juga belum kenal sama anak Ibu, kalau Saya mau belum tentu anak Ibu mau sama Saya." jawab Sensa sambil tersenyum.
"Kamu tenang aja anak Ibu pasti mau, biar Ibu yang urus. Oh iya, kapan-kapan bolehkan Ibu datang kerumah Kamu, kalau bisa sih langsung melamar Kamu." kata Mama Eisha to the point.
"Tapi, bukankah kemarin Ibu membeli bunga mawar untuk acara lamaran anak Ibu?" Sensa bertanya, karna masih ingat dengan Mama Eisha yang kemarin datang membeli bunga untuk acara lamaran.
"Iya, tapi sayangnya gagal, pacar anak Ibu tidak datang dan tidak ada kabar juga sampai sekarang. Maka itu, Ibu ingin jodohin anak Ibu dengan kamu saja, Ibu yakin Kamu gadis yang baik."
Sensa hanya tersenyum, dia bingung ingin menjawab apa, karna Sensa sendiri ragu dengan perjodohan yang mendadak ini. Sensa berfikir kenal sama anaknya aja enggak mau langsung dijodohin. Kalau dilihat dari ibunya sih baik, semoga anaknya juga baik.
"Mbak, ini bunganya," Nia menghampiri Sensa dan menyerahkan bunga yang sudah dirangkai.
"Iya Sinta," jawab Sensa dengan mengambil bunganya, untuk diberikan kepada Mama Eisha.
"Ibu, ini bunganya sudah jadi," Sensa menyodorkan bunga itu.
"Oh, iya" Mama Eisha mengambil bunga dari Sensa dan memberikan uang.
"Sensa, Ibu pasti akan datang kerumahmu bersama keluarga Ibu,"
"Silahkan kalau Ibu ingin berkunjung ke kontrakan Saya Bu,"
"Iya sudah, Ibu pulang dulu."
"Ya Bu, hati-hati dijalan dan Terima Kasih." Kata Sensa ramah.
" gila, ini bener-bener gila! apa-apaan coba?Aku harus menerima perjodohan ini?" Sensa berbicara sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
gw heran ama iklan ngapa muncul bae y
2023-08-28
0
Kasih 🥰 Ibu😘😘
sensa pasti mau d jodohin
2023-02-09
0
Marhaban ya Nur17
belum nyatu neh ama cerita
2022-04-07
0