Satu bulan sudah, sejak Arsel gagal melamar Bella, kini sikap Arsel semakin dingin tak tersentuh. Arsel sekarang jarang berada dirumah dia lebih suka diluar rumah. Dikantor hingga larut malam baru pulang, tak jarang juga dia pergi keclub minum_minuman hingga mabuk, tapi tidak dengan bermain wanita, dari dulu Arsel tidak suka bermain wanita, dia pun masih perjaka, baginya hanya istrinya saja nanti yang akan dia berikan jiwa dan raganya.
Sebenernya Arsel belum sepenuhnya melupakan Bella dia sangat mencintai Bella. Satu tahun bersama mampu membuat hati Arsel sepenuhnya hanya memikirkan Bella.
Apakah Arsel membenci Bella? maka jawabannya, tidak. Arsel hanya kecewa dengan Bella yang tidak datang pada malam itu, padahal Arsel sangat mengharapkan kedatangannya, karna dia akan melamar Bella. Tetapi malah sampai sekarang Bella masih belum ada kabar sama sekali.
Orang-orang yang Arsel suruh untuk mencari Bella pun masih belum menemukan keberadaannya, hanya terakhir orang suruhan Arsel bilang jika Bella pindah keluar negeri.
Melihat kelakuan Arsel akhir- akhir ini membuat kedua orang tua Arsel khawatir.
Mama dan Papa Arsel, berunding untuk menjodohkan anak semata wayang mereka dengan gadis lain.
Didekat kolam, Mama dan Papa Arsel sedang berbincang-bincang tentang perjodohan itu.
"Memang, Mama sudah ada calon buat Arsel?" tanya Papa Abiyasa.
"Kalau soal itu Papa tenang saja, serahkan semua sama Mama. tapi," Mama Eisha menjeda ucapannya.
"Tapi apa Ma?" Papa Abiyasa bertanya penasaran.
"Sebenernya anaknya cantik Pa, baik, sopan, dan sederhana, hanya saja, sepertinya dia anak orang biasa Pa. Bahkan gadis itu cuma Karyawan ditoko bunga langganan Mama." dengan ragu Mama Eisha menjelaskan.
"Oh, kalau soal itu mah Papa nggak apa-apa Ma, nggak masalah. Papa juga nggak menilai seseorang dari kekayaannya." ucap Papa Abiyasa.
"Lalu, apa Arsel mau Ma kita jodohkan?" tanya Papa Abiyasa lagi.
"Ya kita paksa ajalah Pa, kalau nunggu Arsel yang nyari kelamaan Pa, keburu jadi bujang tua dia!" Jawab Mama Eisha sedikit kesal.
"Memang, Papa nggak pengen cepet-cepet punya cucu?. Mama udah bayangin kalau Arsel menikah, dan punya anak, Kita akan dipanggil Kakek sama Nenek. uh, pasti bahagia banget Pa." jawab Mama Eisha sambil tersenyum senang.
Jam 19,15 Arsel baru pulang dari kantor,
Papa Abiyasa dan Mama Eisha sudah menunggu Arsel sedari tadi untuk membahas tentang perjodohan.
"Sayang, sudah pulang Nak. Sini, Mama sama Papa ingin berbicara dengan Mu." Mama Eisha menggiring Arsel untuk duduk bergabung bersamanya.
Arsel menurut dan duduk di sofa samping Mama Eisha.
"Ada apa ma?" Tanya Arsel, dia penasaran kedua orang tuanya ingin membicarakan apa, karna sepertinya itu hal yang serius.
"Sayang, bagaimana apa sampai sekarang belum ada kabar lagi dari Bella?" tanya Mama Eisha.
"Kenapa sih Ma, tanya tentang Bella terus!" jawab Arsel sudah sedikit jengkel. Dia masih tidak suka ketika membicarakan soal Bella, karna itu seperti membuka luka hatinya.
"Terakhir orang suruhan Arsel bilang, Bella sudah pindah keluar Negeri. Tapi Bella tetep nggak ada kabar. Arsel bener-bener bingung kenapa Bella tiba-tiba ninggalin Arsel." jawab Arsel lagi namun dengan rasa sedih.
"Kamu udah dewasa Nak, udah waktunya kamu menikah!" ucap Mama Eisha.
"Ma, Arsel malas bahas soal nikah. Arsel masih ingin sendiri, wanita semua sama cuma pemberi harapan palsu. Jadi, Mama udah stop! nggak usah bahas nikah dan perempuan. Aku pusing Ma, capek. Arsel ingin istirahat!" Arsel beranjak ingin pergi.
"Arsel tunggu!" kini giliran Papa Abiyasa yang bicara, setelah dari tadi dia hanya menjadi pendengar.
"Yang dikatakan Mama kamu itu benar Arsel, mau sampai kapan kamu sendiri, Mama sama Papa sudah tua Nak, Kami hanya ingin melihat Kamu bahagia, menikah dan memberikan kami cucu. Hanya kamu Arsel anak kami satu-satunya. Penerus keluarga kita. Sebelumnya, Kami sudah memberi kamu waktu untuk memperkenalkan wanita mu, tapi kamu gagal. Jadi, Papa dan Mama sudah putuskan untuk menjodohkan kamu dengan wanita pilihan kami!" Papa Abiyasa berbicara tegas.
"Apa Pa, dijodohin? sekarang bukan zaman nenek moyang Pa, yang menikah karna perjodohan! sekarang zaman modern Pa.
Arsel nggak mau!. Kalau pun Arsel menikah, itu dengan pilihan Aku sendiri Pa, nggak dengan perjodohan!" Arsel menentang perjodohan itu.
"Mau sampai kapan, kami harus menunggu kamu mencari wanitamu? kalau kamu tetep nggak mau, Papa akan mencoret nama kamu dari daftar warisan Papa, dan akan mencabut semua fasilitas yang kamu gunakan saat ini!" Papa Abiyasa mengancam Arsel. Hanya itu satu-satunya jalan, supaya Arsel mau menerima perjodohan.
"Pa,!!" Arsel berontak ingin menolak.
"Cukup Arsel, besok malam kita akan pergi kerumah perempuan pilihan Mama, dan sekalian untuk melamar. Dan minggu depannya kamu akan menikah!" ucapan Papa Abiyasa tak terbantahkan lagi.
"Secepat itu Pa?" tanya Arsel tidak percaya.
Mama dan Papanya hanya mengangguk.
Arsel melangkah begitu saja, dengan ekspresi yang entah seperti apa. Kecewa, marah, sedih semua bercampur menjadi satu.
Sampai dikamar Arsel membanting pintu, dan mengacak rambutnya frustasi.
"Ah, sial, sial, sial. Perjodohan macam apa?"
hah, Arsel menghirup udara dan membuangnya kasar.
"Bagaimana mau nikah, orangnya aja nggak kenal, seperti apa cantik, atau buruk rupa!" Arsel menggerutu.
Arsel menuju kamar mandi langsung menghidupkan shower begitu saja.
Disana masih dengan pemikiranya, kata Perjodohan masih terus terdengar ditelinga, bagai kaset yang berputar-putar hingga kepalanya serasa ingin pecah.
*************"
Malam yang ditunggu pun tiba. Mama Eisha, Papa Abiyasa, dan tentu saja Arsel sudah bersiap, dan sudah duduk didalam mobil. Mereka semua akan berkunjung kerumah Sensa. Jangan ditanya dari mana mereka tahu rumah Sensa, karna sebelum nya Mama Eisha sudah menyuruh orang untuk mengikuti Sensa pulang, jadilah Mama Eisha tahu dimana kontrakan Sensa.
Sampai didepan kontrakan Sensa, Mama Eisha langsung mengetuk pintu.
tok,tok
Sensa yang baru menyelesaikan sholat isya',
bergegas keluar kamar untuk membuka pintu.
ceklek
Sensa dibuat terkejut dengan kedatangan tamunya yang tak lain adalah keluarga Arsel.
"Eh, Bu, Pak." sapa sensa sambil mecium tangan kedua orang tua Arsel. Bukan untuk mencari perhatian, dia memang selalu menghormati orang yang lebih tua.
"Mari silahkan masuk dan silahkan duduk
Saya bikinkan minum sebentar." Sensa segera kedapur membuat minuman untuk tamunya.
"Yang bener saja, Mama ingin aku menikah dengan gadis tadi, gadis miskin, kampungan, berada dirumah ini berasa ingin muntah," batin Arsel.
Arsel menyenggol lengan mamanya.
"Ma, yang bener saja Arsel disuruh menikahi gadis kampungan seperti itu!" kata arsel sinis.
"Syut, diem Arsel kamu belum tahu dan belum kenal aja, dia itu gadis baik, sopan, dan cantik kan?" bisik Mama Eisha.
"Heh, cantik dari mana Ma, orang pucet kayak orang-orangan sawah gitu dibilang cantik!" kata Arsel.
"Arsel, kamu jangan kecewain Mama, kamu inget kan perkataan Papa tadi malem?" Mama Eisha mengingatkan Arsel tentang ancaman Papa Abiyasa yang tidak main-main.
"Lebih tepatnya, ancaman!" kata Arsel dalam hati. Mau tak mau, Arsel hanya pasrah dan menjawab "iya."
Tak lama, Sensa datang dengan 3 gelas tehnya.
"Silahkan diminum, Buk, Pak, Mas" Sensa menyuruh tamunya untuk meminum teh.
Sejenak, Sensa Kagum bahkan sangat terpesona dengan pria yang ada disamping Mama Eisha.
Hanya satu kata, yaitu sempurna. batinnya.
"Astagfirullah, bisa-bisanya Aku punya pemikiran itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Sumi Sumi
sensa langsung suka sama arsel
2024-04-17
0
Aliya Jazila
baca lagi
2023-04-13
0
Kasih 🥰 Ibu😘😘
novel terbit 2021 . baca lagi 2023 . masih enak d baca . cuma novel ini yg mau aku baca ulang
2023-02-09
0