Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur

Pagi itu, Lin Momo berjalan santai menuju pasar, menikmati suasana yang ramai dan penuh kehidupan. Ia menyukai hiruk-pikuk ini, melihat orang-orang berjualan, menawar, dan berinteraksi satu sama lain.

Saat melewati sebuah salon, Lin Momo mendengar suara marah-marah dari dalam. Banyak orang berkerumun di depan pintu, penasaran dengan apa yang terjadi. Lin Momo ikut membelah kerumunan untuk melihat lebih jelas.

Di dalam, seorang wanita paruh baya berdiri dengan wajah kesal di depan cermin. Pemilik salon, seorang wanita muda, tampak gugup dan berkali-kali meminta maaf.

"Bagaimana bisa kau membuat wajahku seperti ini?!" seru wanita itu, menunjuk wajahnya yang terlihat tidak rata karena riasan yang berantakan.

"Aku ingin tampil cantik untuk acara pesta, bukan seperti ini! Aku kesini juga karena di rekomendasikan temanku. Hasilnya tidak sesuai keinginanku sama sekali. Huh." kesal wanita itu.

Pemilik salon berkeringat dingin. "Maaf, Nyonya Liu… Saya masih bisa memperbaikinya…"

"Tidak perlu! Aku sudah cukup bersabar! Jika aku tidak mendapatkan riasan yang layak, aku akan memberitahu semua orang untuk tidak datang ke salonmu lagi! Kau tak tahu? Aku ini istri direktur pabrik sepatu. Jadi koneksi ku kemana-mana." teriak Nyonya Liu yang sedang marah.

Orang-orang di sekitar mulai berbisik.

"Kasihan pemilik salon ini. Jika dia kehilangan pelanggan, dia bisa bangkrut."

"Tapi memang benar, mungkin saja memang riasannya tidak disukai Nyonya Liu."

Lin Momo memperhatikan situasi ini dan berpikir sejenak.

"Wah, istri direktur? Bagus, ini bisa menjadi jembatan untuk Yan Zhi naik pangkat." senang Lin Momo dalam hati.

"Akan aku tunjukkan bakat ku merias wajah, ala modern, tahun 2024. Siapa aku? Tentu saja Monika, Aktris terkenal, Ter TOP BGT. Merias wajah? Kecil! Karena aku selalu merias wajahku sendiri!" ucap Lin Momo dalam hati.

Ia melangkah maju. "Maaf, bolehkah aku mencoba memperbaikinya?"

Semua orang menoleh ke arahnya, termasuk pemilik salon dan wanita yang sedang marah.

Pemilik salon tampak ragu. "Eh… Kau bisa merias wajah?"

Lin Momo tersenyum. "Aku bisa. Jika aku berhasil memperbaikinya, maka masalah ini selesai. Jika tidak, anggap saja aku hanya mencoba."

Nyonya Liu yang dirias mengerutkan kening. "Kau? Siapa? Bagaimana mungkin kau tahu cara merias?"

Saat itu juga, Lin Momo mendengar suara yang sangat ia kenal.

"Hah, aku pikir siapa. Rupanya Lin Momo yang dulu hanya tahu cara mencangkul di sawah. Sejak kapan kau jadi ahli rias?" suara sinis Xie Wen terdengar di tengah kerumunan.

Lin Momo mendengus dalam hati. "Kenapa di mana-mana aku selalu bertemu dengan orang ini?"

Ia melirik Xie Wen dengan senyum tipis. "Sejak kapan aku harus melaporkan semua keahlianku kepadamu?"

Xie Wen melipat tangannya di dada, tertawa kecil. "Aku hanya ingin tahu bagaimana caramu mempermalukan diri sendiri."

Lin Momo tak menghiraukannya dan menoleh pada wanita yang hendak dirias. "Bagaimana, Nyonya Liu? Mau mencobanya?"

Nyonya Liu itu menatapnya curiga. "Kau yakin bisa?"

Lin Momo tersenyum percaya diri. "Berikan aku waktu sebentar. Jika hasilnya lebih buruk, maka aku akan pergi tanpa protes."

"Jangan mau Nyonya! Dia saja tak pernah pakai riasan, makanya tunangannya kabur!" ucap Xie Wen

"Kau fikir aja sendiri, mana ada orang mencangkul di sawah pakai riasan? Kau bodoh? Lagian laki-laki beban itu... Aku bersyukur telah membuangnya, bukan kah sekarang kau bebas bersama nya? Tak usah ungkit-ungkit dia di depanku." ucap Lin Momo sinis.

"Kau terlalu percaya diri, Momo. Bagaimana kalau kita taruhan? Kalau kau gagal membuat Nyonya Liu lebih cantik, kau harus minta maaf padaku, sujud padaku dan beri aku 100 Yuan! Ucap Xie Wen.

Lin Momo tersenyum dalam hati, "Memangnya aku takut padamu? Akan aku tunjukkan kebolehanku dalam berias."

"Baiklah, tapi jika aku bisa membuat Nyonya Liu terlihat cantik dan puas, kau harus bersujud padaku dan meminta maaf padaku. Beri aku 100 Yuan juga, bagaimana kau setuju?" ucap Lin Momo tegas.

"Ah baiklah, aku setuju. Pasti kau tak bisa," ucap Xie Wen mengejek.

"Kau saja yang tak tau, kalian para wanita disini yang akan jadi saksi ya." ucap Lin Momo.

Semua orang yang berada disana menganggukkan kepala mereka.

"Ya, kami jadi saksi nya."

"Lanjutkan Nona."

Lin Momo menatap Nyonya Liu, "Bagaimana Nyonya, apakah kau setuju?"

Nyonya Liu itu akhirnya mengangguk. "Baiklah, aku ingin melihat apakah kau benar-benar bisa atau hanya bicara besar."

Lin Momo tersenyum dan segera mengambil alat rias kepunyaan pemilik toko dan mulai bekerja. Dengan gerakan lincah dan terampil, ia membersihkan riasan sebelumnya dan mulai merias ulang wajah wanita itu. Orang-orang di sekitar menyaksikan dengan kagum saat perlahan-lahan wajah wanita itu berubah menjadi lebih segar dan bercahaya.

Saat Lin Momo selesai, semua orang terkejut.

"Wow, hasilnya sangat berbeda!"

"Nyonya Liu terlihat lebih muda dan segar!"

"Benar-benar cantik!"

Nyonya Liu yang dirias melihat bayangannya di cermin dan hampir tidak percaya.

"Ini… ini luar biasa! Wajahku terlihat jauh lebih baik!" ucap Nyonya Liu senang.

Ia berbalik ke arah Lin Momo. "Gadis muda, kau sangat berbakat!"

Lin Momo tersenyum. "Terima kasih."

"Hm.. Aku sangat puas. Siapa tadi nama mu?" tanya Nyonya Liu.

"Lin Momo, panggil saja Momo." jawab Lin Momo.

"Ah iya Momo," ucap Nyonya Liu tersenyum.

Lin Momo berbalik menatap Xie Wen dan tersenyum mengejek, "Sekarang giliranmu, Xie Wen. Aku menang."

Semua orang menatap Xie Wen. Xie Wen akan segera kabur, sayangnya Lin Momo sudah hapal karakter Xie Wen.

"Mau kemana? Bukankah saat nya kah membayar dan meminta maaf padaku?" ucap Lin Momo sambil memegang tangan Xie Wen yang akan kabur.

"Siapa yang kabur? Aku.. Aku hanya sakit perut! Lagian tadi ucapan aku hanya bercanda, Momo!"ucap Xie Wen yang takut.

"Bercanda? Tadi kau sangat meremehkanku. Hey wanita disini semua nya jadi saksi. Kalau kau kalah, kau harus bersujud meminta maaf padaku dan memberiku uang 100 Yuan. Mana uangnya?" Ucap Lin Momo sambil menadahkan tangan kanan nya.

Dengan terpaksa dan kesal, Xie Wen mengambil uang di tas nya 100 Yuan, dengan tidak rela menyerahkannya kepada Lin Momo, "Ini 100 Yuan, sudah ya. Aku pergi!"

"Eh, mau kemana? sujud dan minta maaf padaku." ucap Lin Momo menyeringai.

"Kau! Aku sudah memeberimu uang, kenapa aku juga harus bersujud padamu." ucap Xie Wen marah.

"Heh, jika aku yang kalah, kau pasti tak akan segan-segan meminta nya padaku bukan? Kalau kau tak mau, akan aku laporkan ke polisi. Aku punya banyak saksi." ucap Lin Momo sinis.

Xie Wen memandang orang-orang disana yang sedang berbisik tentangnya, mau tak mau ia lalu bersujud, "Maaf, Momo!"

"Puas kau?" teriak Xie Wen.

"Apa katamu? Aku tak mendengarnya!" ucap Lin Momo pura-pura tak mendengar ucapan permintaan maaf Xie Wen.

Xie Wen dongkol, di kerjain oleh Lin Momo. Akhirnya ia berteriak, "AKU MINTA MAAF, LIN MOMO. Kau puas?"

"Ah ya ya.. Aku puas, kalau begini kan aku mendengarnya." ucap Lin Momo tersenyum puas.

Dengan mendengus, Xie Wen berdiri dan pergi dari salon itu. orang orang hanya menatap kepergiannya sekilas, dan kepo dengan selanjutnya.

Pemilik salon kini mendekati Lin Momo dengan mata berbinar. "Hallo Momo, perkenalkan nama bibi, Jia Ru. Bagaimana kalau kau bekerja di sini? Aku bisa membayarmu dengan baik!"

Lin Momo tertawa kecil. "Saat ini aku belum memutuskan. Tapi terima kasih atas tawarannya."

Nyonya Liu yang mendengar ucapan Lin Momo, punya ide di otak nya, lalu berkata, "Adikku akan menikah beberapa hari lagi, dan aku ingin kau yang meriasnya. Aku yakin kau bisa membuatnya terlihat cantik di hari pernikahannya."

Lin Momo sedikit terkejut. "Aku?"

"Ya! Aku akan membayarmu. Dan jangan khawatir, aku akan merekomendasikanmu ke orang-orang yang membutuhkan jasa rias!"

"Maaf, tapi aku belum mempunyai perlengkapan rias." ucap Lin Momo sedih.

"Ah, itu tak masalah." ucap Nyonya Liu sambil mengambil uang di dompetnya dan menyodorkan uang itu ke Lin Momo.

"Ini apa, nyonya?" ucap Lin Momo bingung.

"Itu untukmu, atas jasamu yang membuat aku hari ini sangat cantik. Kau juga bisa membeli perlengkapan riasmu." ucap Nyonya Liu tersenyum.

Lin Momo memandang uang ditangannya, "Kalau begitu... Terima kasih Nyonya Liu. Bagaimana jika kau tulis alamat pengantin dan kapan acara nya agar aku ingat. Karena aku masih belum ada telefon di rumah." ucap Li Momo.

"Baiklah, tolong minta alat tulis." Perintah Nyonya Liu.

Pemilik salon, Bibi Jia Ru segera ambil alat tulis dan memberikannya kepada Nyonya Liu.

"Terima kasih," ucap Nyonya Liu tulus, lalu menulis alamat dan tanggal pernikahan. Setelah selesai, ia memberikannya kepada Lin Momo.

Lin Momo menggenggam kertas berisi alamat dan tanggal pernikahan dengan hati-hati. Senyumnya mengembang, merasa bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang baru.

"Baiklah, Nyonya Liu. Aku akan datang tepat waktu untuk merias adikmu," ucap Lin Momo dengan penuh keyakinan.

Nyonya Liu tersenyum puas. "Bagus! Aku yakin kau akan membuatnya terlihat luar biasa di hari istimewanya."

Pemilik salon, Bibi Jia Ru, menatap Lin Momo dengan kagum. "Momo, jika kau berubah pikiran dan ingin bekerja di sini, pintuku selalu terbuka untukmu."

Lin Momo tersenyum. "Aku akan mempertimbangkannya, Bibi Jia. Terima kasih atas tawarannya."

Setelah berbincang sebentar, Lin Momo berpamitan. Dengan hati yang ringan, ia melangkah keluar dari salon.

Terpopuler

Comments

Hariyanti

Hariyanti

kemarin urusan jahit dan disain pakaian.hari ini urusan merias wajah.besok ada kejutan apa lg yaaaa🤔🤔🤔

2025-03-18

0

Narimah Ahmad

Narimah Ahmad

cergas dn pintar mencari duit ,mandiri bangat 💪💪💪

2025-02-12

0

Erna Masliana

Erna Masliana

ho'oh kayak setan ada dimana mana

2025-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Akhir Hidup Monika
2 Terjebak Di Tahun 1990
3 Nyonya Yan
4 Pindah Rumah
5 Apakah Punya Mu?
6 Pinjam Dulu Ya
7 Suami Baru Cukup Perhatian
8 Tak Sia-Sia Bakatnya
9 Tak Sebanding Dengan Suamiku
10 Masakan Pertama Lin Momo
11 Handukmu Hampir Melorot
12 Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13 Tak Perlu Menungguku
14 Menyuapi Yan Zhi
15 Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16 Berbelanja Perlengkapan Rias
17 Menikmati Waktu di Restoran 1990
18 Yan Zhi Menungguku?
19 Kau Gugup Sekali
20 Benar-Benar Ujian
21 Mie Cinta Yang Gagal
22 Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23 Lin Momo Yang Tersangat Senang
24 Lin Momo Yang Menggemaskan
25 Pekerjaan Pertama Lin Momo
26 Jasa Merias Lin Momo
27 Tukang Onar Pasar
28 Cerita Lin Momo
29 Mengantar Yan Zhi Kerja
30 Tamu Negara Asing Datang
31 Kaki Lin Momo Berdarah
32 Rencana Licik Wu Yuan
33 Kemarahan Yan Zhi
34 KeKhawatiran Yan Zhi
35 Telepone Dari Ibu Mertua
36 Merasa Panas Bermain Api
37 Ungkapan Suka Yan Zhi
38 Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39 Kedatangan Nyonya Besar
40 Kesalahpahaman
41 Aku Belum Bertemu
42 Kedatangan Ji Ru di Asrama
43 Salah Alamat
44 Ceraikan Saja Suami Mu
45 Identitas Pemilik Pabrik
46 Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47 Aku Mencintaimu, Lin Momo
48 Dibawah Tatapan Yan Zhi
49 Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50 Suami Manja Lin Momo
51 Kejutan Istimewa
52 Terpesona Pria 1990
53 Malam Sebelum Pesta
54 Hari Pesta Pernikahan
55 Kabar Bahagia
56 Rencana Masa Depan
57 Pemeriksaan Lanjutan
58 Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59 Hadiah Terindah Dalam Hidup
60 Ada Yang Baru
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Akhir Hidup Monika
2
Terjebak Di Tahun 1990
3
Nyonya Yan
4
Pindah Rumah
5
Apakah Punya Mu?
6
Pinjam Dulu Ya
7
Suami Baru Cukup Perhatian
8
Tak Sia-Sia Bakatnya
9
Tak Sebanding Dengan Suamiku
10
Masakan Pertama Lin Momo
11
Handukmu Hampir Melorot
12
Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13
Tak Perlu Menungguku
14
Menyuapi Yan Zhi
15
Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16
Berbelanja Perlengkapan Rias
17
Menikmati Waktu di Restoran 1990
18
Yan Zhi Menungguku?
19
Kau Gugup Sekali
20
Benar-Benar Ujian
21
Mie Cinta Yang Gagal
22
Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23
Lin Momo Yang Tersangat Senang
24
Lin Momo Yang Menggemaskan
25
Pekerjaan Pertama Lin Momo
26
Jasa Merias Lin Momo
27
Tukang Onar Pasar
28
Cerita Lin Momo
29
Mengantar Yan Zhi Kerja
30
Tamu Negara Asing Datang
31
Kaki Lin Momo Berdarah
32
Rencana Licik Wu Yuan
33
Kemarahan Yan Zhi
34
KeKhawatiran Yan Zhi
35
Telepone Dari Ibu Mertua
36
Merasa Panas Bermain Api
37
Ungkapan Suka Yan Zhi
38
Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39
Kedatangan Nyonya Besar
40
Kesalahpahaman
41
Aku Belum Bertemu
42
Kedatangan Ji Ru di Asrama
43
Salah Alamat
44
Ceraikan Saja Suami Mu
45
Identitas Pemilik Pabrik
46
Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47
Aku Mencintaimu, Lin Momo
48
Dibawah Tatapan Yan Zhi
49
Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50
Suami Manja Lin Momo
51
Kejutan Istimewa
52
Terpesona Pria 1990
53
Malam Sebelum Pesta
54
Hari Pesta Pernikahan
55
Kabar Bahagia
56
Rencana Masa Depan
57
Pemeriksaan Lanjutan
58
Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59
Hadiah Terindah Dalam Hidup
60
Ada Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!