Tak Perlu Menungguku

Setelah berkata demikian, Yan Zhi beranjak dari ranjang dan berjalan menuju lemari. Ia membuka salah satu laci, mengambil sesuatu, lalu kembali ke Lin Momo. Dengan tenang, ia menyodorkan selembar kain yang di dalamnya terselip beberapa lembar uang.

"Ini, ambillah. 1000 Yuan. Aku akan memberikan gajiku untukmu, untuk keperluan rumah tangga."

Lin Momo menatapnya dengan mata membelalak. "Tunggu, bukankah tadi pagi kau sudah memberiku 100 Yuan? Dan sekarang 1000 Yuan? Bukankah gajimu paling hanya sekitar 200–300 Yuan sebulan? Kenapa kau memiliki uang sebanyak ini? Darimana kau mendapatkannya?"

Yan Zhi terdiam sejenak, tampak sedikit gelagapan. "A-Ah… aku menyimpannya selama ini. Aku pandai mengatur uang dan selalu berhemat. Lagipula, sebentar lagi kita akan pindah ke mess yang disiapkan pabrik, jadi tidak banyak yang perlu dikhawatirkan. Ambillah, uang ini untukmu."

Lin Momo melipat tangannya di dada, menatap Yan Zhi dengan skeptis. "Aku tidak butuh. Ambil kembali uangmu. Aku bisa menghidupi diriku sendiri. Bukankah aku sudah memberitahumu tadi? Aku bisa menghasilkan uang hanya dengan memodifikasi pakaian orang lain."

Yan Zhi menghela napas, kemudian menyodorkan uang itu lagi. "Tetap saja, ambillah. Ini uang nafkah pertamaku untukmu."

Lin Momo menyipitkan mata. "Bukankah ini yang kedua? Pagi tadi kau juga memberiku uang belanja."

Yan Zhi menggaruk kepalanya, tampak sedikit tidak sabar. "Ya, ya… terserah bagaimana kau menghitungnya. Intinya, ambil saja ini."

Lin Momo masih menatapnya dengan curiga, lalu dengan nada hati-hati, ia bertanya, "Yan Zhi… apakah kau benar-benar berniat meneruskan pernikahan ini? Bukankah awalnya kita hanya berpura-pura?"

Yan Zhi menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak, lalu tersenyum tipis. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku berpura-pura. Bukankah kau yang duluan mengajakku menikah? Jadi sekarang, kau harus bertanggung jawab dengan ucapanmu."

Lin Momo terdiam, hatinya sedikit bergetar tanpa ia sadari. Tatapan serius Yan Zhi membuatnya sedikit gelisah. Ia menelan ludah, lalu berusaha menjaga ekspresinya tetap santai.

"Hah… dasar pria menyebalkan," gumamnya sambil akhirnya menerima uang yang diberikan Yan Zhi.

Yan Zhi merebahkan dirinya di ranjang dan menatap Lin Momo yang masih berdiri di dekat meja rias.

"Ayo tidur, bukankah kau sudah selesai?" ucapnya santai.

Lin Momo menyipitkan mata curiga. "Kenapa buru-buru? Tidak perlu repot menungguku."

Yan Zhi terkekeh kecil, lalu memutar tubuhnya menghadap Lin Momo. "Bukankah kau sudah lelah? Hari ini kau banyak beraktivitas."

Lin Momo melipat tangannya di dada. "Ya, tapi kenapa kau menungguku?"

Yan Zhi menatapnya dengan ekspresi serius, lalu menjawab dengan nada datar, "Karena aku harus memelukmu kalau tidur. Kalau tidak…"

Lin Momo mengangkat alis. "Kalau tidak apa?"

Yan Zhi memasang wajah tenang, tapi bibirnya melengkung tipis. "Kalau tidak, kamu tidur tak mau diam."

Mata Lin Momo berkedut. "Benarkah?" tanyanya dengan ekspresi tidak percaya.

Tapi dalam hati, ia tahu kalau Yan Zhi tidak bohong. Ia memang sering tidak bisa diam saat tidur. Kadang berguling ke sana kemari, kadang menarik selimut terlalu kuat, dan bahkan pernah jatuh dari ranjang.

Yan Zhi menyandarkan kepalanya ke bantal, matanya tetap tertuju pada Lin Momo. "Tentu saja benar. Semalam… kaki mu berada di perutku, belum lagi tengah malam kau berguling-guling, hingga tanganmu berada di kepala ku."

Lin Momo langsung terbatuk kecil, mencoba menutupi rasa malunya. "I-Itu pasti tidak sengaja!"

Yan Zhi tersenyum penuh arti. "Entahlah… tapi demi keamanan, aku harus memelukmu supaya kau tidak melakukan tindakan kekerasan dalam tidur lagi."

Lin Momo mendengus pelan, tapi pipinya sedikit memerah. Ia berjalan ke sisi ranjang dan berbaring dengan punggung menghadap Yan Zhi. "Terserah. Asal kau tidak menggangguku."

Namun, begitu ia menarik selimut, sebuah tangan melingkar di pinggangnya.

"Selamat tidur, Nyonya Yan." bisik Yan Zhi dengan suara rendah.

Lin Momo membeku sesaat sebelum menghela napas panjang. "Ya.. Selamat malam Tuan Yan."

Namun, tanpa sadar, senyum tipis muncul di wajahnya.

Malam semakin larut, dan suasana kamar begitu sunyi. Cahaya remang dari lampu kecil di meja samping ranjang memberikan penerangan samar. Yan Zhi yang sebelumnya tertidur lelap, perlahan mulai merasakan ada sesuatu yang bergerak di dekatnya.

Lin Momo tampak tidak nyaman dalam tidurnya. Tanpa sadar, tubuhnya bergerak, membalikkan badan hingga kini ia menghadap Yan Zhi. Kelopak matanya tetap tertutup rapat, seolah terlelap, tetapi tubuhnya terus mencari posisi yang lebih nyaman.

Yan Zhi yang merasakan pergerakan di sampingnya mulai membuka mata dengan setengah sadar. Namun, sebelum ia bisa memahami situasi, Lin Momo sudah semakin mendekat, wajahnya kini tepat menempel di dada Yan Zhi.

"Hah?" Yan Zhi mengedipkan matanya beberapa kali, mencoba memastikan apakah ia sedang bermimpi atau ini benar-benar terjadi.

Tangan Lin Momo bergerak, melingkar di pinggangnya, dan tanpa aba-aba, kakinya juga ikut naik, menyangkut di pinggang Yan Zhi. Posisi ini... benar-benar seperti seseorang yang sedang memeluk guling!

Yan Zhi langsung melotot, tubuhnya kaku seketika. Ia bisa merasakan napas hangat Lin Momo menyentuh kulitnya. Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.

"Astaga… Lin Momo, kau ini tidur atau sengaja?" gumamnya pelan, mencoba menenangkan diri.

Ia ingin menyingkirkan tangan dan kaki istrinya, tapi begitu ia sedikit bergerak, Lin Momo malah semakin erat memeluknya, mendekapnya seolah tak ingin melepaskan.

Yan Zhi membeku di tempat. Mau bagaimana lagi? Ia tak ingin membangunkan Lin Momo, tapi di sisi lain... bagaimana mungkin ia bisa tidur nyenyak dengan posisi seperti ini?!

Ia menatap langit-langit kamar, menghela napas panjang.

"Ujian macam apa ini?" bisiknya frustasi.

Detik demi detik berlalu, tapi Lin Momo masih terus nyaman dalam posisinya, sementara Yan Zhi hanya bisa pasrah. Ia berusaha memejamkan mata, mencoba tidur kembali, tapi jantungnya tak berhenti berdegup kencang.

Malam ini, sepertinya Yan Zhi harus berjuang keras untuk bisa tidur.

Terpopuler

Comments

Rahmah AL

Rahmah AL

lanjuttt thorr
ceritanya bagussss
semangattty

2025-02-12

0

panty sari

panty sari

tidurnya rusuh ya kaya tawuran

2025-02-12

0

millie ❣

millie ❣

wkkwkwk pusing tujuh keliling tuh 🤣

2025-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Akhir Hidup Monika
2 Terjebak Di Tahun 1990
3 Nyonya Yan
4 Pindah Rumah
5 Apakah Punya Mu?
6 Pinjam Dulu Ya
7 Suami Baru Cukup Perhatian
8 Tak Sia-Sia Bakatnya
9 Tak Sebanding Dengan Suamiku
10 Masakan Pertama Lin Momo
11 Handukmu Hampir Melorot
12 Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13 Tak Perlu Menungguku
14 Menyuapi Yan Zhi
15 Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16 Berbelanja Perlengkapan Rias
17 Menikmati Waktu di Restoran 1990
18 Yan Zhi Menungguku?
19 Kau Gugup Sekali
20 Benar-Benar Ujian
21 Mie Cinta Yang Gagal
22 Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23 Lin Momo Yang Tersangat Senang
24 Lin Momo Yang Menggemaskan
25 Pekerjaan Pertama Lin Momo
26 Jasa Merias Lin Momo
27 Tukang Onar Pasar
28 Cerita Lin Momo
29 Mengantar Yan Zhi Kerja
30 Tamu Negara Asing Datang
31 Kaki Lin Momo Berdarah
32 Rencana Licik Wu Yuan
33 Kemarahan Yan Zhi
34 KeKhawatiran Yan Zhi
35 Telepone Dari Ibu Mertua
36 Merasa Panas Bermain Api
37 Ungkapan Suka Yan Zhi
38 Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39 Kedatangan Nyonya Besar
40 Kesalahpahaman
41 Aku Belum Bertemu
42 Kedatangan Ji Ru di Asrama
43 Salah Alamat
44 Ceraikan Saja Suami Mu
45 Identitas Pemilik Pabrik
46 Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47 Aku Mencintaimu, Lin Momo
48 Dibawah Tatapan Yan Zhi
49 Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50 Suami Manja Lin Momo
51 Kejutan Istimewa
52 Terpesona Pria 1990
53 Malam Sebelum Pesta
54 Hari Pesta Pernikahan
55 Kabar Bahagia
56 Rencana Masa Depan
57 Pemeriksaan Lanjutan
58 Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59 Hadiah Terindah Dalam Hidup
60 Ada Yang Baru
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Akhir Hidup Monika
2
Terjebak Di Tahun 1990
3
Nyonya Yan
4
Pindah Rumah
5
Apakah Punya Mu?
6
Pinjam Dulu Ya
7
Suami Baru Cukup Perhatian
8
Tak Sia-Sia Bakatnya
9
Tak Sebanding Dengan Suamiku
10
Masakan Pertama Lin Momo
11
Handukmu Hampir Melorot
12
Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13
Tak Perlu Menungguku
14
Menyuapi Yan Zhi
15
Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16
Berbelanja Perlengkapan Rias
17
Menikmati Waktu di Restoran 1990
18
Yan Zhi Menungguku?
19
Kau Gugup Sekali
20
Benar-Benar Ujian
21
Mie Cinta Yang Gagal
22
Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23
Lin Momo Yang Tersangat Senang
24
Lin Momo Yang Menggemaskan
25
Pekerjaan Pertama Lin Momo
26
Jasa Merias Lin Momo
27
Tukang Onar Pasar
28
Cerita Lin Momo
29
Mengantar Yan Zhi Kerja
30
Tamu Negara Asing Datang
31
Kaki Lin Momo Berdarah
32
Rencana Licik Wu Yuan
33
Kemarahan Yan Zhi
34
KeKhawatiran Yan Zhi
35
Telepone Dari Ibu Mertua
36
Merasa Panas Bermain Api
37
Ungkapan Suka Yan Zhi
38
Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39
Kedatangan Nyonya Besar
40
Kesalahpahaman
41
Aku Belum Bertemu
42
Kedatangan Ji Ru di Asrama
43
Salah Alamat
44
Ceraikan Saja Suami Mu
45
Identitas Pemilik Pabrik
46
Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47
Aku Mencintaimu, Lin Momo
48
Dibawah Tatapan Yan Zhi
49
Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50
Suami Manja Lin Momo
51
Kejutan Istimewa
52
Terpesona Pria 1990
53
Malam Sebelum Pesta
54
Hari Pesta Pernikahan
55
Kabar Bahagia
56
Rencana Masa Depan
57
Pemeriksaan Lanjutan
58
Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59
Hadiah Terindah Dalam Hidup
60
Ada Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!