Aku Lin Momo Tapi Berbeda

Setelah selesai berganti pakaian, Lin Momo menghela napas panjang dan menatap pantulan dirinya di cermin. "Oke, aku sudah siap."

Dengan langkah ringan, ia keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan. Ia melihat meja sudah tertata rapi, hidangan yang tadi ia masak masih hangat di bawah tudung saji. Senyum kecil muncul di wajahnya.

"Lumayan juga," gumamnya, lalu duduk sambil menunggu Yan Zhi.

Tak berselang lama, suara pintu kamar mandi terbuka. Lin Momo secara refleks menoleh dan langsung melihat Yan Zhi yang keluar hanya dengan handuk terlilit di pinggangnya.

Seketika, ia terpaku sejenak. Matanya sekilas memperhatikan tubuh pria itu—garis otot yang jelas, dada bidang, serta tetesan air yang masih tersisa di kulitnya. Namun, hanya sejenak. Ia segera mengalihkan pandangannya.

"Hah, biasa saja," batinnya.

Bukan karena Yan Zhi tidak menarik, tapi sebagai mantan aktris dan model di kehidupan pertamanya, ia sudah sering melihat pria bertubuh bagus. Adegan seperti ini bahkan terlalu sering muncul di lokasi syuting maupun majalah.

Namun, berbeda dengan Lin Momo, Yan Zhi yang sadar sedang diperhatikan justru menegang sesaat. Ia menoleh ke arah Lin Momo, menunggu reaksi yang lebih… dramatis. Tapi anehnya, ekspresi wanita itu tetap datar, bahkan nyaris tak terpengaruh.

"Apa dia sama sekali tidak terpesona?" pikir Yan Zhi.

Lin Momo mengangkat alis, lalu berkata santai, "Kau masih ingin berdiri di sana lama-lama dengan handuk itu, atau mau cepat berpakaian dan makan?"

Yan Zhi tersentak. "Aku... ya, aku akan ganti baju dulu."

Dengan sedikit canggung, ia segera melangkah ke kamarnya. Dalam hati, ia masih bertanya-tanya, "Bukankah tadi di pasar dia bilang aku tampan? Kenapa sekarang reaksinya datar-datar saja?"

Sambil mengganti pakaian, ia mendesah pelan. "Huh, jadi aku tampan hanya kalau dia sedang marah saja?"

Setelah selesai berpakaian, Yan Zhi keluar dan menuju meja makan, masih sedikit kesal dalam hati. Lin Momo sudah duduk dengan santai, tangannya menopang dagu sambil memandangi makanannya.

Yan Zhi menarik kursi dan duduk di seberangnya. "Apa yang kau masak?" tanyanya datar.

Lin Momo tersenyum kecil. "Coba saja dulu, mungkin lidahmu tidak siap menerima kelezatannya."

Yan Zhi menyipitkan mata. "Kau percaya diri sekali."

Lin Momo hanya mengangkat bahu. "Tentu saja. Kau kira aku hanya bisa berlagak?"

Yan Zhi mengambil sumpit dan mulai mencicipi satu suap. Mata hitamnya sedikit membesar, tapi ia segera menutupinya dengan ekspresi biasa.

Lin Momo memperhatikan reaksinya, lalu menyeringai. "Enak, kan?"

Yan Zhi berdeham pelan, pura-pura biasa saja. "Lumayan."

Lin Momo mendengus. "Jangan pura-pura, aku lihat matamu tadi berbinar."

Yan Zhi meletakkan sumpitnya sebentar dan menyandarkan punggungnya di kursi. "Aku tidak bilang tidak enak. Aku hanya tidak menyangka kau bisa memasak."

Lin Momo melipat tangannya di dada. "Jangan meremehkan aku. Aku ini jenius serba bisa."

Yan Zhi mendengus. "Oh? Jenius serba bisa, tapi masih ketahuan keluar dari kamar mandi tanpa membawa pakaian ganti?"

Seketika, Lin Momo tersedak air yang baru saja ia minum. Ia menatap Yan Zhi tajam. "Itu tidak usah dibahas!"

Yan Zhi hanya tersenyum kecil, menikmati bagaimana ekspresi Lin Momo yang tadi santai kini berubah sedikit kesal.

Lin Momo mendengus lagi, lalu kembali fokus pada makanannya. "Pokoknya, mulai sekarang kau bisa pulang dengan tenang. Aku akan selalu menyiapkan makanan yang enak."

Yan Zhi menatapnya sebentar, lalu perlahan tersenyum tipis. "Itu terdengar seperti janji seorang istri."

Lin Momo menghentikan gerakannya sebentar, lalu mengerutkan kening. "Hah? Apa aku baru saja dijebak?"

Yan Zhi terkekeh pelan dan melanjutkan makannya tanpa menjawab. Lin Momo hanya bisa mendengus kesal, tapi diam-diam dalam hati, ia merasa suasana makan malam ini lebih menyenangkan daripada yang ia kira.

Setelah selesai makan malam, Lin Momo dan Yan Zhi bekerja sama membersihkan meja makan. Lin Momo membawa piring kotor ke wastafel, sementara Yan Zhi mencuci dan mengelapnya satu per satu.

"Kau ternyata bisa mencuci piring juga, ya?" Lin Momo menggoda sambil melirik suaminya yang dengan cekatan membilas piring.

Yan Zhi melirik sekilas. "Tentu saja, aku bukan pria manja yang tidak bisa melakukan pekerjaan rumah."

Lin Momo terkekeh. "Bagus, jadi kalau aku lelah, kau bisa menggantikan tugas ini."

Yan Zhi mendengus pelan. "Kau terlalu cepat mengambil kesimpulan. Bukankah kau sendiri melihat rumah ini tapi ketika kamu pindah kesini kemaren."

"Ah, benar juga ya." jawab Lin Momo membenarkan ucapan Yan Zhi.

Setelah semua selesai, mereka berdua menuju kamar masing-masing, lebih tepatnya kamar mereka berdua.

Lin Momo duduk di kursi rias, mengoleskan produk perawatan wajah yang baru ia beli di pasar. Sementara itu, Yan Zhi duduk di tepi ranjang, memperhatikannya dengan tenang.

Lin Momo merasakan tatapan suaminya yang tidak berpaling sejak tadi. Akhirnya, ia mendesah dan menoleh. "Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Yan Zhi tersenyum tipis. "Aku hanya penasaran, tadi kau pergi ke mana saja?"

Lin Momo kembali fokus pada wajahnya, mulai mengoleskan krim jerawat. "Aku membeli obat jerawat dan produk perawatan wajah. Kau lihat sendiri, wajahku kusam dan ada jerawat. Jadi aku perlu merawatnya."

Yan Zhi memperhatikannya dengan mata berbinar, lalu berkata santai, "Menurutku, wajahmu sudah cantik dan manis."

Gerakan tangan Lin Momo terhenti. Ia memandang Yan Zhi dengan tatapan tajam. "Kau mengejekku?"

Yan Zhi tersentak sedikit, lalu buru-buru mengalihkan pandangan. "Tidak, aku serius."

Lin Momo menyipitkan mata. "Aku tidak percaya."

"Padahal aku sudah jujur, Momo. Kau cantik dan manis" ucapnya dalam hati.

Yan Zhi berdeham pelan, mencoba mengalihkan pembicaraan. "Lalu, kau pergi ke mana lagi?"

Lin Momo meletakkan krimnya dan bersandar ke kursi. "Aku ke pasar untuk membeli bahan masakan… dan bertemu dengan para parasit."

Yan Zhi menaikkan alis. "Parasit?"

Lin Momo mendengus kesal. "Mantan tunanganku, Wu Yuan, dan selingkuhannya, Xie Wen."

Yan Zhi memperhatikannya dengan tatapan serius. "Kenapa wajahmu terlihat sangat kesal?"

Lin Momo mendengus. "Tentu saja aku kesal! Dia memandangku rendah, padahal dulu aku yang membantu kehidupannya. Dan yang lebih menyebalkan, dia malah membandingkanmu dengannya!"

Yan Zhi sedikit terkejut. "Membandingkanku?"

Lin Momo mengangguk cepat. "Iya! Dia berpikir kau tidak ada apa-apanya dibandingkan dia. Aku bahkan ingin tertawa mendengarnya."

Yan Zhi menghela napas panjang. "Bukankah kau dulu mencintainya hingga hampir menikah dengannya?"

Lin Momo langsung mendelik. "Hah! Itu Lin Momo yang bodoh!"

Yan Zhi menatapnya dalam, lalu menyeringai. "Bukankah kau itu Lin Momo? Kenapa kau berbicara seolah-olah dirimu adalah orang lain?"

Lin Momo terdiam sejenak, lalu menyeringai. "Benar, aku Lin Momo. Tapi bukan Lin Momo yang bodoh itu! Aku Lin Momo yang baru, yang tidak akan lagi membuang uang untuk pria manapun."

Yan Zhi menatapnya dengan ekspresi campuran antara kagum dan geli. "Baiklah, aku mengerti."

Tiba-tiba, Lin Momo teringat sesuatu dan matanya berbinar. "Oh iya! Aku ingin memberitahumu sesuatu!"

Yan Zhi menatapnya dengan penasaran. "Apa itu?"

Lin Momo berdiri, mengambil tas kecilnya, lalu mengeluarkan sejumlah uang dan meletakkannya di meja rias. "Tadi aku membuat baju baru dan banyak orang yang meminta aku untuk memodifikasi pakaian mereka. Hasilnya, aku mendapat banyak uang!"

Yan Zhi menatap uang itu dengan sedikit kaget. "Serius? Seberapa banyak?"

Lin Momo tersenyum bangga. "Tadi aku menghitungnya. Setelah dikurangi uang belanja, aku masih memiliki tambahan 100 Yuan!"

Yan Zhi tercengang. "Hanya dalam satu hari?"

Lin Momo mengangguk antusias. "Tentu saja! Orang-orang suka dengan desainku, dan mereka bahkan rela membayar lebih agar aku memodifikasi pakaian mereka."

Yan Zhi menatap istrinya yang tampak sangat bangga. Ada perasaan bangga yang muncul dalam dirinya juga.

"Aku tidak menyangka kau seberbakat ini," ucapnya jujur.

Lin Momo mengangkat dagunya dengan percaya diri. "Tentu saja! Aku ini wanita berbakat!"

Yan Zhi tertawa kecil sambil menyandarkan punggungnya ke ranjang. "Lalu, kau berencana untuk terus melakukan ini?"

Lin Momo mengusap dagunya, berpikir. "Hm, belum tahu. Aku masih mempertimbangkannya. Tapi, tadi pemilik toko menawarkan kerja sama denganku."

Yan Zhi mengangguk pelan. "Kalau begitu, pikirkan baik-baik. Apa pun keputusanmu, aku akan mendukungmu."

Lin Momo menatapnya dengan sedikit terkejut. "Kau serius?"

Yan Zhi mengangguk. "Tentu. Kalau ini membuatmu bahagia, aku akan mendukungmu."

Ia menatap suaminya sebentar sebelum berkata pelan, "Terima kasih, Yan Zhi."

Yan Zhi menatapnya dengan lembut. "Sama-sama."

Lin Momo merasa hatinya sedikit hangat mendengar kata-kata itu. Ia tidak menyangka Yan Zhi akan begitu mendukungnya tanpa banyak pertanyaan.

Terpopuler

Comments

panty sari

panty sari

mulai ada benih cinta

2025-02-12

0

RJ 💜🐑

RJ 💜🐑

ceritanya bagus banget 😍😍😍😍👍🏻👍🏻👍🏻

2025-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 Akhir Hidup Monika
2 Terjebak Di Tahun 1990
3 Nyonya Yan
4 Pindah Rumah
5 Apakah Punya Mu?
6 Pinjam Dulu Ya
7 Suami Baru Cukup Perhatian
8 Tak Sia-Sia Bakatnya
9 Tak Sebanding Dengan Suamiku
10 Masakan Pertama Lin Momo
11 Handukmu Hampir Melorot
12 Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13 Tak Perlu Menungguku
14 Menyuapi Yan Zhi
15 Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16 Berbelanja Perlengkapan Rias
17 Menikmati Waktu di Restoran 1990
18 Yan Zhi Menungguku?
19 Kau Gugup Sekali
20 Benar-Benar Ujian
21 Mie Cinta Yang Gagal
22 Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23 Lin Momo Yang Tersangat Senang
24 Lin Momo Yang Menggemaskan
25 Pekerjaan Pertama Lin Momo
26 Jasa Merias Lin Momo
27 Tukang Onar Pasar
28 Cerita Lin Momo
29 Mengantar Yan Zhi Kerja
30 Tamu Negara Asing Datang
31 Kaki Lin Momo Berdarah
32 Rencana Licik Wu Yuan
33 Kemarahan Yan Zhi
34 KeKhawatiran Yan Zhi
35 Telepone Dari Ibu Mertua
36 Merasa Panas Bermain Api
37 Ungkapan Suka Yan Zhi
38 Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39 Kedatangan Nyonya Besar
40 Kesalahpahaman
41 Aku Belum Bertemu
42 Kedatangan Ji Ru di Asrama
43 Salah Alamat
44 Ceraikan Saja Suami Mu
45 Identitas Pemilik Pabrik
46 Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47 Aku Mencintaimu, Lin Momo
48 Dibawah Tatapan Yan Zhi
49 Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50 Suami Manja Lin Momo
51 Kejutan Istimewa
52 Terpesona Pria 1990
53 Malam Sebelum Pesta
54 Hari Pesta Pernikahan
55 Kabar Bahagia
56 Rencana Masa Depan
57 Pemeriksaan Lanjutan
58 Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59 Hadiah Terindah Dalam Hidup
60 Ada Yang Baru
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Akhir Hidup Monika
2
Terjebak Di Tahun 1990
3
Nyonya Yan
4
Pindah Rumah
5
Apakah Punya Mu?
6
Pinjam Dulu Ya
7
Suami Baru Cukup Perhatian
8
Tak Sia-Sia Bakatnya
9
Tak Sebanding Dengan Suamiku
10
Masakan Pertama Lin Momo
11
Handukmu Hampir Melorot
12
Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13
Tak Perlu Menungguku
14
Menyuapi Yan Zhi
15
Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16
Berbelanja Perlengkapan Rias
17
Menikmati Waktu di Restoran 1990
18
Yan Zhi Menungguku?
19
Kau Gugup Sekali
20
Benar-Benar Ujian
21
Mie Cinta Yang Gagal
22
Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23
Lin Momo Yang Tersangat Senang
24
Lin Momo Yang Menggemaskan
25
Pekerjaan Pertama Lin Momo
26
Jasa Merias Lin Momo
27
Tukang Onar Pasar
28
Cerita Lin Momo
29
Mengantar Yan Zhi Kerja
30
Tamu Negara Asing Datang
31
Kaki Lin Momo Berdarah
32
Rencana Licik Wu Yuan
33
Kemarahan Yan Zhi
34
KeKhawatiran Yan Zhi
35
Telepone Dari Ibu Mertua
36
Merasa Panas Bermain Api
37
Ungkapan Suka Yan Zhi
38
Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39
Kedatangan Nyonya Besar
40
Kesalahpahaman
41
Aku Belum Bertemu
42
Kedatangan Ji Ru di Asrama
43
Salah Alamat
44
Ceraikan Saja Suami Mu
45
Identitas Pemilik Pabrik
46
Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47
Aku Mencintaimu, Lin Momo
48
Dibawah Tatapan Yan Zhi
49
Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50
Suami Manja Lin Momo
51
Kejutan Istimewa
52
Terpesona Pria 1990
53
Malam Sebelum Pesta
54
Hari Pesta Pernikahan
55
Kabar Bahagia
56
Rencana Masa Depan
57
Pemeriksaan Lanjutan
58
Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59
Hadiah Terindah Dalam Hidup
60
Ada Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!