Tak Sia-Sia Bakatnya

Setelah mengenakan baju polkadot yang menurutnya kurang modis, Lin Momo menatap bayangannya di cermin kecil di kamar. Ia tertawa kecil, terkikik melihat penampilannya.

"Aku benar-benar seperti gadis dari masa lalu," pikirnya.

Untungnya, meskipun tubuh ini bukan miliknya yang dulu, tangannya masih terampil. Ia dengan cepat mengepang rambut panjangnya ke samping, membuatnya terlihat sedikit lebih rapi.

Setelah merasa cukup siap, ia meraih tas kecil yang ada di sudut kamar, mengisinya dengan uang yang ia bawa, lalu keluar dari rumah. Tak lupa, ia mengunci pintu sebelum melangkah pergi.

Angin pagi berhembus lembut, membawa aroma khas dari jalanan di tahun 1990-an. Lin Momo berjalan santai di trotoar, menikmati suasana yang berbeda dari kehidupannya dulu.

"Udara masih bersih, tidak ada polusi seperti di masa depan. Matahari juga tidak terlalu terik… benar-benar menyenangkan," gumamnya sambil tersenyum kecil.

Ia melihat sekeliling, memperhatikan bangunan-bangunan kuno dengan papan reklame yang masih sederhana. Jalanan dipenuhi pedagang kaki lima yang menjajakan dagangan mereka. Penjual buah memanggil pembeli, ibu-ibu sibuk menawar harga, dan anak-anak kecil berlarian dengan ceria.

Tak butuh waktu lama, Lin Momo sampai di pasar dekat rumahnya. Ia melangkah masuk, matanya berbinar melihat berbagai kios yang berjajar rapi.

Tujuan pertamanya jelas, toko pakaian. Ia melihat-lihat sejenak sebelum masuk ke salah satu toko yang cukup besar.

Di dalam, berbagai pakaian tergantung rapi di rak. Ia mengambil satu baju, menatapnya dengan alis berkerut.

"Polkadot… lagi?"

Ia meletakkannya kembali dan melihat ke arah lain. Motif bunga besar, lengan mengembang, warna mencolok… semuanya terlihat sama.

Dengan sedikit frustasi, ia mendekati pemilik toko, seorang wanita paruh baya dengan senyum ramah.

"Permisi, apakah ada model pakaian yang lebih baru? Atau mungkin stok terbaru?" tanya Lin Momo dengan sopan.

Pemilik toko tertawa kecil. "Nak, ini tren paling baru! Semua orang mengenakan model seperti ini. Kau tidak suka?"

Lin Momo menghela napas. "Yah… aku hanya mencari sesuatu yang lebih… sederhana."

Ia melirik ke sudut ruangan dan melihat beberapa gulungan kain. Ide langsung muncul di kepalanya.

"Apakah di sini ada mesin jahit?" tanyanya tiba-tiba.

Pemilik toko mengerutkan dahi, sedikit bingung. "Ada, tapi kenapa kau bertanya?"

"Aku ingin meminjamnya sebentar."

Wanita itu semakin bingung. Tapi melihat Lin Momo cukup serius, ia akhirnya menunjuk ke sebuah meja di sudut toko. "Di sana. Tapi kau harus membayar kain yang kau ambil."

Lin Momo mengangguk cepat. "Tentu saja. Tolong hitung berapa totalnya nanti."

Lin Momo berjalan ke sudut toko, memilih beberapa kain dengan warna yang lebih netral dan lembut. Ia juga mengambil beberapa pakaian yang bisa dimodifikasi.

Setelah membayar semuanya, ia duduk di depan mesin jahit dan mulai bekerja. Tangannya bergerak cekatan, menggunting, menjahit, dan menyesuaikan pola pakaian agar lebih pas di tubuhnya.

Pemilik toko dan beberapa pelanggan mulai memperhatikannya dengan penuh rasa ingin tahu. Tidak butuh waktu lama, satu set pakaian sederhana tapi elegan akhirnya selesai.

Lin Momo berdiri, melihat hasil kerjanya dengan senyum puas. "Nah, ini baru lebih baik!"

Ia mengganti bajunya di ruang ganti toko, lalu keluar dengan tampilan yang lebih segar. Pakaian polkadot mencoloknya telah diganti dengan baju yang lebih sederhana, tapi tetap modis.

"Tak sia-sia aku mempunyai bakat keterampilan dan mengikuti berbagai macam les," ucapnya bangga.

Setelah mengenakan pakaian barunya, Lin Momo keluar dari ruang ganti dengan penuh percaya diri.

Saat ia melangkah keluar, beberapa pelanggan yang masih berada di toko langsung menatapnya dengan penuh kekaguman.

Pakaian yang sederhana tapi elegan itu terlihat begitu pas di tubuhnya, menonjolkan pesona alami yang sebelumnya tersembunyi di balik pakaian kuno yang ia kenakan sebelumnya.

"Wah, bajunya bagus sekali!" seru seorang wanita muda sambil memandang Lin Momo dari ujung kepala hingga kaki.

"Iya, iya! Padahal aku pikir, pakaian yang kamu pakai sudah sangat bagus. Tapi sekarang, kau terlihat seperti seorang selebriti!" tambah pelanggan lain.

Lin Momo terkikik pelan, merasa sedikit tersanjung dengan pujian itu.

Namun, yang lebih mengejutkan adalah ketika seorang pelanggan tiba-tiba berkata, "Bisakah kau mengubah pakaianku juga?"

Lin Momo berkedip, sedikit terkejut. "Eh? Maksudmu…?"

"Aku juga ingin bajuku dimodifikasi sepertimu! Pasti akan terlihat lebih bagus!"

"Iya, iya! Aku juga! Bisa bantu mengubah bajuku?" seru pelanggan lain, membuat suasana semakin ramai.

Lin Momo tersenyum, merasa tertarik dengan ide itu. "Tentu saja aku bisa. Tapi… apakah kalian bersedia membayar jasaku?"

Para pelanggan itu langsung mengangguk cepat. "Tentu saja! Tidak masalah, asal hasilnya sebagus yang kau pakai!"

Melihat antusiasme mereka, Lin Momo menoleh ke arah pemilik toko. "Nyonya, bolehkah aku menggunakan mesin jahitmu sebentar lagi?"

Pemilik toko awalnya masih terkejut dengan situasi yang terjadi. Ia sama sekali tidak menyangka tokonya tiba-tiba dipenuhi pelanggan yang bersemangat untuk mengubah pakaian mereka. Namun, setelah berpikir sejenak, ia tersenyum lebar.

"Tentu saja! Jika ini bisa membuat toko ini semakin ramai, aku tidak keberatan sama sekali!"

Lin Momo tersenyum puas, lalu mulai mempersiapkan alat-alatnya.

Satu per satu, para pelanggan mengantre, membawa pakaian yang ingin mereka ubah atau kain baru yang ingin dijahit.

pemilik toko, membantu mengukur kain yang diminta para pelanggannya.

Lin Momo dengan cekatan mulai bekerja, menyesuaikan pakaian dengan bentuk tubuh mereka, memperbaiki potongan yang tidak pas, dan bahkan menambahkan detail kecil untuk mempercantik tampilan.

Para pelanggan yang sudah mendapatkan hasilnya langsung tersenyum puas.

"Wow! Ini benar-benar lebih baik dari sebelumnya!" seru seorang wanita yang kini mengenakan pakaian yang telah disesuaikan oleh Lin Momo.

"Aku suka sekali! Rasanya seperti punya baju baru!" tambah yang lain dengan penuh semangat.

Tidak butuh waktu lama, kabar tentang kemampuan Lin Momo menyebar di dalam pasar. Lebih banyak orang datang ke toko itu, penasaran dengan gadis muda yang bisa mengubah pakaian biasa menjadi sesuatu yang lebih menarik.

Pemilik toko mengamati semuanya dengan takjub. Ia tidak menyangka tokonya yang biasanya sepi bisa seramai ini hanya karena satu gadis.

Setelah, tidak ada lagi pelanggan yang mengantri, Lin Momo juga membuat pakaian tidur yang pendek yang tren di zaman nya., dan baju modis lainnya.

Setelah beberapa jam bekerja dan mendapatkan cukup uang dari jasa jahitnya, serta beberapa set baju baru nya Lin Momo akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan belanjaannya.

"Bibi, ini uang belanjaan ku. Dan ini uang untuk sewa mesin jahitnya." ucap Lin Momo sambil menyodorkan uang total belanjaan nya dan uang untuk sewa mesin jahitnya.

"Ah, terima kasih, nak. Sewa mesin jahit nya tak perlu. Kamu telah membawa banyak pelanggan dan uang untukku." ucap pemilik toko sambil mengembalikan kelebihan uang Lin Momo itu.

"Kalau begitu, terima kasih, Nyonya." ucap Lin Momo.

"Jangan panggil Nyonya, panggil bibi Xi Yang saja." ucap pemilik toko.

"Baik, Bibi Xi Yang. Terima kasih. Kalau begitu aku ambil uang nya kembali." ucap Lin Momo sambil tersenyum senang.

"Nak, kalau kau mau bekerja di sini sebagai penjahit tetap, aku akan sangat senang!" katanya dengan antusias.

Lin Momo tersenyum, merasa sedikit tergoda. "Aku akan mempertimbangkannya. Tapi untuk saat ini, aku hanya ingin membuat pakaian untuk diriku sendiri, nyonya."

"Ah begitu, baiklah." ucap Bibi Xi Yang.

Akhirnya Lin Momo pergi dari Toko Bibi Xi Yang dengan tersenyum senang dengan membawa pakaian baru nya dan uang hasil jasa jahitnya.

Terpopuler

Comments

Anbu Hasna

Anbu Hasna

penasaran authornya kelahiran tahun berapa... ✌😍

2025-02-10

0

millie ❣

millie ❣

Teryata bakat terpendam'y dimasa depan berlaku jg di era 90 an 😁

2025-02-10

0

SAL💞🇲🇾

SAL💞🇲🇾

wah lin momo ada bakat...
tq author 🌹tulis byk bab hr n...

2025-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 Akhir Hidup Monika
2 Terjebak Di Tahun 1990
3 Nyonya Yan
4 Pindah Rumah
5 Apakah Punya Mu?
6 Pinjam Dulu Ya
7 Suami Baru Cukup Perhatian
8 Tak Sia-Sia Bakatnya
9 Tak Sebanding Dengan Suamiku
10 Masakan Pertama Lin Momo
11 Handukmu Hampir Melorot
12 Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13 Tak Perlu Menungguku
14 Menyuapi Yan Zhi
15 Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16 Berbelanja Perlengkapan Rias
17 Menikmati Waktu di Restoran 1990
18 Yan Zhi Menungguku?
19 Kau Gugup Sekali
20 Benar-Benar Ujian
21 Mie Cinta Yang Gagal
22 Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23 Lin Momo Yang Tersangat Senang
24 Lin Momo Yang Menggemaskan
25 Pekerjaan Pertama Lin Momo
26 Jasa Merias Lin Momo
27 Tukang Onar Pasar
28 Cerita Lin Momo
29 Mengantar Yan Zhi Kerja
30 Tamu Negara Asing Datang
31 Kaki Lin Momo Berdarah
32 Rencana Licik Wu Yuan
33 Kemarahan Yan Zhi
34 KeKhawatiran Yan Zhi
35 Telepone Dari Ibu Mertua
36 Merasa Panas Bermain Api
37 Ungkapan Suka Yan Zhi
38 Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39 Kedatangan Nyonya Besar
40 Kesalahpahaman
41 Aku Belum Bertemu
42 Kedatangan Ji Ru di Asrama
43 Salah Alamat
44 Ceraikan Saja Suami Mu
45 Identitas Pemilik Pabrik
46 Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47 Aku Mencintaimu, Lin Momo
48 Dibawah Tatapan Yan Zhi
49 Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50 Suami Manja Lin Momo
51 Kejutan Istimewa
52 Terpesona Pria 1990
53 Malam Sebelum Pesta
54 Hari Pesta Pernikahan
55 Kabar Bahagia
56 Rencana Masa Depan
57 Pemeriksaan Lanjutan
58 Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59 Hadiah Terindah Dalam Hidup
60 Ada Yang Baru
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Akhir Hidup Monika
2
Terjebak Di Tahun 1990
3
Nyonya Yan
4
Pindah Rumah
5
Apakah Punya Mu?
6
Pinjam Dulu Ya
7
Suami Baru Cukup Perhatian
8
Tak Sia-Sia Bakatnya
9
Tak Sebanding Dengan Suamiku
10
Masakan Pertama Lin Momo
11
Handukmu Hampir Melorot
12
Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13
Tak Perlu Menungguku
14
Menyuapi Yan Zhi
15
Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16
Berbelanja Perlengkapan Rias
17
Menikmati Waktu di Restoran 1990
18
Yan Zhi Menungguku?
19
Kau Gugup Sekali
20
Benar-Benar Ujian
21
Mie Cinta Yang Gagal
22
Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23
Lin Momo Yang Tersangat Senang
24
Lin Momo Yang Menggemaskan
25
Pekerjaan Pertama Lin Momo
26
Jasa Merias Lin Momo
27
Tukang Onar Pasar
28
Cerita Lin Momo
29
Mengantar Yan Zhi Kerja
30
Tamu Negara Asing Datang
31
Kaki Lin Momo Berdarah
32
Rencana Licik Wu Yuan
33
Kemarahan Yan Zhi
34
KeKhawatiran Yan Zhi
35
Telepone Dari Ibu Mertua
36
Merasa Panas Bermain Api
37
Ungkapan Suka Yan Zhi
38
Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39
Kedatangan Nyonya Besar
40
Kesalahpahaman
41
Aku Belum Bertemu
42
Kedatangan Ji Ru di Asrama
43
Salah Alamat
44
Ceraikan Saja Suami Mu
45
Identitas Pemilik Pabrik
46
Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47
Aku Mencintaimu, Lin Momo
48
Dibawah Tatapan Yan Zhi
49
Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50
Suami Manja Lin Momo
51
Kejutan Istimewa
52
Terpesona Pria 1990
53
Malam Sebelum Pesta
54
Hari Pesta Pernikahan
55
Kabar Bahagia
56
Rencana Masa Depan
57
Pemeriksaan Lanjutan
58
Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59
Hadiah Terindah Dalam Hidup
60
Ada Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!