Masakan Pertama Lin Momo

Di seberang jalan, di dalam mobil yang diparkir rapi, duduk seorang pria dengan ekspresi datar namun sorot matanya tajam mengamati kejadian di pasar.

Yan Zhi, yang baru saja selesai mengunjungi lokasi proyek, kebetulan melewati area pasar ini. Namun, perhatiannya langsung tertuju pada sosok yang tidak asing, istrinya, Lin Momo.

Di depannya, asisten pribadinya, Zhou Qi, ikut mengamati. "Tuan, itu Nyonya."

Yan Zhi tidak menjawab, tapi matanya tidak lepas dari Lin Momo. Ia menyaksikan dengan jelas bagaimana Wu Yuan dan Xie Wen mencoba merendahkan istrinya.

Zhou Qi melirik bosnya, lalu berkomentar hati-hati, "Kelihatannya mereka mencoba menekan Nyonya, Tuan."

Yan Zhi tetap diam, tapi sudut bibirnya sedikit melengkung ketika melihat bagaimana Lin Momo membalas mereka dengan kata-kata tajam dan penuh percaya diri.

Saat Wu Yuan berkata ingin memecatnya jika diangkat menjadi direktur, Yan Zhi mengangkat alis. Ia bahkan ingin tertawa mendengar ancaman konyol itu.

"Memecatku?" Yan Zhi bergumam pelan, suara rendahnya penuh ejekan.

Zhou Qi, yang mendengarnya, tidak bisa menahan senyum kecil. "Tuan, sepertinya pria itu tidak tahu siapa Anda."

Yan Zhi hanya mendengus. Tentu saja Wu Yuan tidak tahu. Ia memang sengaja tidak banyak mengumbar identitasnya, dan di mata kebanyakan orang, dirinya hanyalah seorang pegawai di pabrik sepatu miliknya sendiri.

Namun, melihat bagaimana Lin Momo menanggapi ancaman itu dengan tenang.

Wanita itu… benar-benar menarik.

Zhou Qi, yang sudah lama bekerja untuk Yan Zhi, bisa melihat sedikit perubahan di wajah bosnya. "Tuan, apakah Anda ingin turun?"

Setelah beberapa detik, ia berkata, "Tidak perlu. Aku ingin tahu sejauh mana dia bisa bertahan sendiri."

Zhou Qi hanya mengangguk, walaupun dalam hatinya ia tahu bahwa jika Istri tuannya benar-benar mengalami masalah, bosnya pasti akan turun tangan.

Ketika mendengar Lin Momo dengan santai menghina Wu Yuan dengan mengatakan bahwa pria itu jelek, pemalas, dan tidak sebanding dengan suaminya yang tampan serta pekerja keras, Yan Zhi yang sedang duduk di dalam mobil tak bisa menahan ekspresi terkejutnya.

Sudut bibirnya terangkat sedikit, hampir seperti ingin tersenyum. Zhou Qi, yang duduk di kursi pengemudi, melirik bosnya melalui kaca spion dan mendapati ekspresi langka itu.

"Tuan, sepertinya Nyonya Lin cukup lihai memuji Anda." Zhou Qi berkomentar dengan nada bercanda.

Yan Zhi menghela napas pelan, tapi tatapannya masih tertuju pada sosok Lin Momo yang berdiri dengan penuh percaya diri di hadapan Wu Yuan.

"Hmph. Setidaknya dia punya mata yang bagus," gumamnya rendah, tapi ada sedikit rasa puas dalam suaranya.

Zhou Qi hampir tertawa, karena ini pertama kalinya ia melihat bosnya sedikit tersanjung oleh pujian seseorang. Namun, tentu saja ia menahan diri agar tidak membuat Yan Zhi berubah pikiran dan kembali memasang ekspresi datarnya.

Yan Zhi sendiri merasa aneh. Biasanya, ia tidak peduli dengan omongan orang lain, tapi mendengar istrinya dengan tegas mengatakan bahwa dirinya lebih baik daripada pria lain, entah kenapa membuat suasana hatinya sedikit lebih baik.

Untuk pertama kalinya sejak pernikahan mendadak mereka, Yan Zhi mulai berpikir bahwa mungkin… hidup dengan Lin Momo tidak akan seburuk yang ia bayangkan.

Yan Zhi kembali melihat ke arah Lin Momo yang kini sudah berbalik dan pergi dari pasar dengan langkah santai.

"Jalan." perintah Yan Zhi.

Mobil pun perlahan melaju, meninggalkan pasar.

Sementara itu, Lin Momo telah sampai di rumah. Lin Momo segera membawa kantong belanjaannya ke dapur. Ia menaruh sayuran segar, daging, dan bahan makanan lainnya di atas meja, lalu mulai mengaturnya dengan rapi.

"Baiklah, pertama-tama aku harus menyimpan semua ini agar tidak cepat rusak," gumamnya sambil mulai memilah-milah belanjaannya.

Ia memasukkan sayuran ke dalam wadah bambu yang ada di sudut dapur, lalu menaruh daging di dalam lemari penyimpanan yang tersedia. Setelah itu, ia merapikan bumbu dapur dan bahan-bahan lainnya agar mudah ditemukan saat memasak nanti.

"Sudah selesai di dapur, sekarang saatnya ke kamar."

Lin Momo membawa kantong belanjaannya yang berisi pakaian, kosmetik, dan beberapa barang perawatan tubuh ke dalam kamar.

Saat membuka lemarinya, ia hanya bisa menghela napas pelan. Pakaian lama yang ada di dalamnya benar-benar terasa kuno. Baju dengan motif bunga besar dan warna mencolok hampir memenuhi lemari. Ia sempat terkikik melihat koleksi pakaian ini.

"Tidak heran orang-orang tadi memuji penampilanku setelah aku mengganti baju. Sepertinya, aku memang harus memperbarui isi lemariku sedikit demi sedikit," pikirnya sambil menggantung pakaian baru yang dibelinya.

Setelah pakaian selesai ia susun, ia beralih ke meja rias. Ia duduk di depan cermin dan mengeluarkan kosmetik serta produk perawatan yang baru dibelinya.

"Akhirnya aku bisa mulai merawat kulitku lagi," ujarnya dengan senyum kecil.

Ia mengambil salah satu produk perawatan kulit dan membaca instruksinya. "Harus rutin menggunakannya kalau ingin hasilnya cepat terlihat. Tidak bisa instan, tapi aku yakin dalam beberapa minggu wajahku akan jauh lebih baik."

Ia menyusun kosmetiknya dengan hati-hati di atas meja rias, memastikan semuanya teratur dan mudah dijangkau. Setelah itu, ia membuka salah satu bedak yang dibelinya dan mengusap sedikit ke punggung tangannya.

"Hmm, warnanya lumayan cocok. Bisa kupakai saat keluar nanti."

Setelah selesai merapikan barang-barangnya, ia berdiri dan meregangkan tubuhnya sedikit.

"Oke, semuanya sudah beres. Sekarang saatnya memasak makan malam," katanya sambil melangkah ke dapur dengan semangat.

Lin Momo bergegas ke dapur dan menggulung lengan bajunya. Hari ini, ia akan memasak sesuatu yang berbeda. Meskipun makanan tahun 1990-an masih sederhana, tapi ia memiliki ide untuk memasak hidangan yang belum begitu populer di zaman ini.

"Aku kan pernah belajar memasak selama lima bulan untuk peran di film dulu. Harusnya aku bisa membuat sesuatu yang spesial," katanya penuh semangat.

Ia mengambil bahan-bahan yang dibelinya tadi dan mulai memikirkan menu. Setelah berpikir sejenak, ia tersenyum. "Baiklah, aku akan membuat ayam goreng renyah dengan saus asam manis, sup jagung, dan tumis sayur."

Tanpa membuang waktu, ia mulai menyiapkan bahan-bahan.

Saat sedang memotong ayam, ia berbicara pada dirinya sendiri. "Dulu aku tidak terlalu suka memasak. Tapi setelah syuting film jadi koki, aku jadi terbiasa. Sialnya, sutradara selalu menyuruhku mengulang adegan memotong bahan berkali-kali, sampai aku hampir menangis. Tapi lihat sekarang, keahlian itu ternyata berguna juga di sini."

Setelah ayam dipotong, ia merendamnya dengan bumbu sederhana lalu menyiapkan adonan tepung. "Aku yakin suamiku pasti belum pernah mencoba ayam goreng seenak ini."

Setelah itu, ia mulai memasak saus asam manis. Bau wangi segera memenuhi dapur.

"Hmm… Harumnya menggoda sekali! Ini pasti enak."

Saat menunggu ayamnya matang, ia mulai memasak sup jagung. Ia mengingat cara membuatnya dari pengalaman masa lalunya.

"Kalau aku bisa memasak makanan enak setiap hari, mungkin suamiku akan semakin betah di rumah," ujarnya dengan senyum kecil.

Tidak butuh waktu lama, semua hidangan sudah siap di meja makan. Lin Momo tersenyum puas melihat hasil masakannya.

"Bagus! Sekarang aku hanya perlu menunggu suamiku pulang."

Ia melirik jam di dinding. "Hm… kira-kira kapan dia akan pulang ya? Aku lupa menanyakan jadwal kerjanya."

Sambil menunggu, ia membersihkan dapur dan mencuci tangan.

Terpopuler

Comments

panty sari

panty sari

suami jadi betah dirumah kalau istrinya menyiapkan makan

2025-02-12

0

lily

lily

up

2025-02-11

0

Putra Satria

Putra Satria

next Thor

2025-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Akhir Hidup Monika
2 Terjebak Di Tahun 1990
3 Nyonya Yan
4 Pindah Rumah
5 Apakah Punya Mu?
6 Pinjam Dulu Ya
7 Suami Baru Cukup Perhatian
8 Tak Sia-Sia Bakatnya
9 Tak Sebanding Dengan Suamiku
10 Masakan Pertama Lin Momo
11 Handukmu Hampir Melorot
12 Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13 Tak Perlu Menungguku
14 Menyuapi Yan Zhi
15 Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16 Berbelanja Perlengkapan Rias
17 Menikmati Waktu di Restoran 1990
18 Yan Zhi Menungguku?
19 Kau Gugup Sekali
20 Benar-Benar Ujian
21 Mie Cinta Yang Gagal
22 Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23 Lin Momo Yang Tersangat Senang
24 Lin Momo Yang Menggemaskan
25 Pekerjaan Pertama Lin Momo
26 Jasa Merias Lin Momo
27 Tukang Onar Pasar
28 Cerita Lin Momo
29 Mengantar Yan Zhi Kerja
30 Tamu Negara Asing Datang
31 Kaki Lin Momo Berdarah
32 Rencana Licik Wu Yuan
33 Kemarahan Yan Zhi
34 KeKhawatiran Yan Zhi
35 Telepone Dari Ibu Mertua
36 Merasa Panas Bermain Api
37 Ungkapan Suka Yan Zhi
38 Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39 Kedatangan Nyonya Besar
40 Kesalahpahaman
41 Aku Belum Bertemu
42 Kedatangan Ji Ru di Asrama
43 Salah Alamat
44 Ceraikan Saja Suami Mu
45 Identitas Pemilik Pabrik
46 Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47 Aku Mencintaimu, Lin Momo
48 Dibawah Tatapan Yan Zhi
49 Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50 Suami Manja Lin Momo
51 Kejutan Istimewa
52 Terpesona Pria 1990
53 Malam Sebelum Pesta
54 Hari Pesta Pernikahan
55 Kabar Bahagia
56 Rencana Masa Depan
57 Pemeriksaan Lanjutan
58 Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59 Hadiah Terindah Dalam Hidup
60 Ada Yang Baru
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Akhir Hidup Monika
2
Terjebak Di Tahun 1990
3
Nyonya Yan
4
Pindah Rumah
5
Apakah Punya Mu?
6
Pinjam Dulu Ya
7
Suami Baru Cukup Perhatian
8
Tak Sia-Sia Bakatnya
9
Tak Sebanding Dengan Suamiku
10
Masakan Pertama Lin Momo
11
Handukmu Hampir Melorot
12
Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13
Tak Perlu Menungguku
14
Menyuapi Yan Zhi
15
Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16
Berbelanja Perlengkapan Rias
17
Menikmati Waktu di Restoran 1990
18
Yan Zhi Menungguku?
19
Kau Gugup Sekali
20
Benar-Benar Ujian
21
Mie Cinta Yang Gagal
22
Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23
Lin Momo Yang Tersangat Senang
24
Lin Momo Yang Menggemaskan
25
Pekerjaan Pertama Lin Momo
26
Jasa Merias Lin Momo
27
Tukang Onar Pasar
28
Cerita Lin Momo
29
Mengantar Yan Zhi Kerja
30
Tamu Negara Asing Datang
31
Kaki Lin Momo Berdarah
32
Rencana Licik Wu Yuan
33
Kemarahan Yan Zhi
34
KeKhawatiran Yan Zhi
35
Telepone Dari Ibu Mertua
36
Merasa Panas Bermain Api
37
Ungkapan Suka Yan Zhi
38
Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39
Kedatangan Nyonya Besar
40
Kesalahpahaman
41
Aku Belum Bertemu
42
Kedatangan Ji Ru di Asrama
43
Salah Alamat
44
Ceraikan Saja Suami Mu
45
Identitas Pemilik Pabrik
46
Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47
Aku Mencintaimu, Lin Momo
48
Dibawah Tatapan Yan Zhi
49
Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50
Suami Manja Lin Momo
51
Kejutan Istimewa
52
Terpesona Pria 1990
53
Malam Sebelum Pesta
54
Hari Pesta Pernikahan
55
Kabar Bahagia
56
Rencana Masa Depan
57
Pemeriksaan Lanjutan
58
Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59
Hadiah Terindah Dalam Hidup
60
Ada Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!