Kau Gugup Sekali

Lin Momo yang merasa badannya lengket setelah seharian berjalan-jalan, ingin mandi agar segar. "Ya sudah. Aku ingin mandi dulu."

Yan Zhi menghela napas lega dalam hatinya. Untung saja Lin Momo tidak bertanya lebih jauh.

Yan Zhi, yang masih sedikit gugup, langsung berkata dengan sedikit tergagap, "B-biar aku yang membuatkanmu air panas! Tunggu sebentar, aku akan memasaknya dulu!"

Lin Momo mengangkat satu alisnya, menahan tawa.

"Kau kenapa? Gugup sekali?" godanya.

"Aku tidak gugup!" sanggah Yan Zhi cepat, namun wajahnya sedikit memerah. "Aku hanya… ingin memastikan air mandimu cukup hangat. Jangan sampai kau kedinginan."

Lin Momo terkekeh. "Baiklah, baiklah, aku tunggu."

Yan Zhi segera pergi ke dapur untuk memanaskan air. Sementara menunggu air mendidih, ia melirik ke arah Lin Momo yang sedang melepas sepatu dan duduk di kursi dengan santai.

"Jadi, apa yang kau lakukan hari ini?" tanyanya sambil mengecilkan api kompor.

Lin Momo tampak antusias. Matanya berbinar saat menjawab, "Tadi aku merias istri direktur."

Yan Zhi menoleh, sedikit terkejut. "Istri direktur?"

Lin Momo mengangguk penuh semangat. "Ya! Jika aku dekat dengannya, siapa tahu jabatanmu akan naik! Minimal jadi wakil direktur."

Ia tersenyum bangga. "Bukankah aku sangat cerdas?"

Yan Zhi terdiam sejenak, menatap istrinya yang tampak begitu percaya diri dengan rencana itu. Dalam hati, ia hanya bisa berkata, "Lin Momo, aku ini pemilik pabrik, tak perlu jadi wakil direktur."

Namun, bukannya membantah, Yan Zhi malah tersenyum. Istrinya ini ternyata peduli padanya, meski dengan cara yang agak unik.

"Kenapa kau sangat peduli dengan jabatanku?" tanyanya akhirnya.

Lin Momo langsung menjawab tanpa ragu, "Tentu saja! Jika jabatanmu naik, statusmu berubah, dan aku akan menjadi istri wakil direktur. Bukankah itu sangat keren?"

Yan Zhi mendengar jawabannya dan tersenyum kecil. Awalnya, ia mengira Lin Momo benar-benar peduli padanya, ternyata istrinya lebih peduli pada status. Namun, meskipun begitu, ia tetap merasa sedikit senang karena setidaknya Lin Momo masih memikirkan dirinya.

Ia mengangguk pelan. "Baiklah, terima kasih, Momo. Semoga aku cepat diangkat jadi wakil direktur."

"Jadi.. Apa yang kau bawa tadi?" tanya Yan Zhi.

"Perlengkapan rias." jawab Lin Momo.

Yan Zhi menoleh sekilas. "Perlengkapan rias? Buat apa?"

Lin Momo tertawa kecil. "Tentu saja untuk merias wajah adik dari istri direktur, saat hari pernikahannya nanti. Makanya tadi aku membawa kresek itu isinya perlengkapan rias yang baru."

Yan Zhi mengerutkan kening. "Jadi kau ingin menjadi seorang perias?"

Lin Momo terkekeh. "Bisa dibilang begitu. Aku memang suka merias wajah orang lain. Lagipula, ini adalah salah satu kesempatan bagiku untuk menunjukkan kemampuanku."

Yan Zhi mengangguk pelan. "Itu bagus. Tapi jangan terlalu lelah."

Lin Momo tersenyum. "Tentu saja, aku tahu batasanku."

Yan Zhi menatap istrinya yang tampak begitu bersemangat. Dalam hati, ia tersenyum kecil.

Lalu, Yan Zhi menuangkan air panas ke dalam ember kayu lalu mencampurkannya dengan air dingin agar suhunya pas. Ia kemudian membawa ember itu ke kamar mandi.

"Airnya sudah siap," katanya. "Kau bisa mandi sekarang."

Lin Momo berdiri dan meregangkan tubuhnya. "Terima kasih, Yan Zhi. Kau sangat perhatian."

Yan Zhi sedikit terkejut mendengar pujian itu. Ia mengalihkan pandangannya dan berdeham pelan. "Jangan berpikir macam-macam. Aku hanya tidak mau kau sakit."

Lin Momo tersenyum jahil. "Ya, ya, aku tahu. Kau tidak perlu malu begitu."

Yan Zhi meliriknya sekilas sebelum akhirnya berjalan kembali ke ruang utama. Sementara Lin Momo masuk ke kamar mandi untuk mandi.

Saat air hangat menyentuh kulitnya, Lin Momo merasa rileks. Ia tersenyum kecil, mengingat bagaimana Yan Zhi tadi begitu cemas menunggunya di jalan, lalu memakaikannya mantel.

"Dia sebenarnya perhatian, hanya saja sikapnya dingin." pikirnya.

Setelah selesai mandi, Lin Momo hendak mengenakan pakaian gantinya, tetapi baru sadar bahwa ia lupa membawanya ke dalam kamar mandi.

Merasa tidak punya pilihan lain, ia melilitkan handuk di tubuhnya dengan erat, lalu membuka pintu sedikit dan menyembulkan kepalanya.

"Yan Zhi..." panggilnya dengan suara setengah berteriak.

Yan Zhi, yang sedang duduk di ruang utama, menoleh ke arah suara itu. "Ada apa?" tanyanya sambil berjalan mendekat.

Ketika ia sampai di depan kamar mandi, pandangannya langsung tertuju pada Lin Momo yang hanya menampakkan kepalanya, tetapi bayangan siluet tubuhnya yang terbungkus handuk samar-samar terlihat dari balik cahaya ruangan. Menyadari hal itu, Yan Zhi dengan refleks langsung membalikkan badan.

"A-ada apa?" tanyanya dengan suara agak tegang.

Lin Momo menggigit bibirnya, merasa sedikit malu tetapi tetap memberanikan diri untuk bicara. "Bisa tolong ambilkan baju tidurku? Aku lupa membawanya."

Yan Zhi menghela napas, mencoba mengabaikan situasi yang sedikit canggung ini. "Baik. Warna apa? Dan di mana aku bisa menemukannya?"

"Di lemari bagian kanan, di rak atas. Ada satu setel baju tidur berwarna krem dengan motif bunga kecil," jawab Lin Momo.

Yan Zhi mengangguk cepat. "Oke, tunggu sebentar."

Tanpa menoleh lagi, ia segera berjalan ke kamar untuk mengambilkan baju tidur Lin Momo, berusaha mengendalikan pikirannya yang tiba-tiba dipenuhi bayangan tak perlu.

Yan Zhi membuka lemari dan mulai mencari pakaian tidur yang diminta Lin Momo. Matanya dengan cepat menemukan setelan berwarna krem dengan motif bunga kecil yang terlipat rapi di rak atas.

Ia tersenyum kecil ketika menemukannya, tetapi saat hendak mengambilnya, pakaian itu terlepas dari genggamannya dan jatuh ke lantai.

"Sial..." gumamnya pelan.

Ia berjongkok untuk memungutnya, tetapi begitu tangannya menyentuh kain itu, ia terdiam sejenak.

Pakaian tidur ini... sangat pendek.

Yan Zhi menelan ludahnya, pikirannya langsung berkelana ke arah yang seharusnya tidak ia pikirkan. Bagaimana jika Lin Momo mengenakannya? Ia bisa membayangkan bagaimana pakaian itu akan terlihat di tubuh ramping istrinya.

"Astaga... aku memikirkan apa, sih?!" katanya dalam hati, menggelengkan kepalanya dengan cepat untuk mengusir bayangan yang muncul.

Dengan sedikit panik, ia segera melipat kembali pakaian itu sebaik mungkin dan buru-buru menuju kamar mandi. Ia tidak mau Lin Momo berteriak lagi dan menarik perhatian.

Sesampainya di depan pintu, ia mengetuk perlahan sambil berkata, "Ini bajumu. Cepat pakai dan istirahat, ya."

Suaranya terdengar sedikit lebih rendah dari biasanya, tetapi ia berharap Lin Momo tidak menyadarinya.

Ia berdiri sejenak di depan pintu, menunggu tangan Lin Momo menyambar pakaian itu, lalu segera melangkah pergi sebelum pikirannya kembali berulah.

Yan Zhi sudah berbaring di ranjangnya, matanya menatap langit-langit dengan pikiran yang masih dipenuhi kejadian barusan. Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka, dan Lin Momo masuk dengan pakaian tidur yang tadi ia berikan. Yan Zhi melirik sekilas, dan seperti yang ia duga, pakaian itu memang sangat pendek. Ia buru-buru mengalihkan pandangan, takut pikirannya kembali melantur.

Lin Momo tidak menyadari kegugupan Yan Zhi. Ia hanya melihat suaminya sudah bersiap tidur dan segera ikut merebahkan diri di sisi ranjangnya.

"Selamat malam," ucap Lin Momo dengan suara lembut.

Yan Zhi menoleh sedikit, menatap wajah istrinya yang terlihat tenang.

"Selamat malam," balasnya, lalu memejamkan mata, meninggalkan segala pikiran kotor nya dan menyalahkan pakaian tidur Lin Momo yang terlalu pendek.

Terpopuler

Comments

end

end

jd malas ceritax masa tiap mandi lupa gantix agak lebay

2025-03-20

0

vj'z tri

vj'z tri

setiap malam cobaan nya berat yan zhi 🤭🤭🤭

2025-02-14

0

RJ 💜🐑

RJ 💜🐑

yang sabar ya Yan Zhi 😁😁

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Akhir Hidup Monika
2 Terjebak Di Tahun 1990
3 Nyonya Yan
4 Pindah Rumah
5 Apakah Punya Mu?
6 Pinjam Dulu Ya
7 Suami Baru Cukup Perhatian
8 Tak Sia-Sia Bakatnya
9 Tak Sebanding Dengan Suamiku
10 Masakan Pertama Lin Momo
11 Handukmu Hampir Melorot
12 Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13 Tak Perlu Menungguku
14 Menyuapi Yan Zhi
15 Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16 Berbelanja Perlengkapan Rias
17 Menikmati Waktu di Restoran 1990
18 Yan Zhi Menungguku?
19 Kau Gugup Sekali
20 Benar-Benar Ujian
21 Mie Cinta Yang Gagal
22 Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23 Lin Momo Yang Tersangat Senang
24 Lin Momo Yang Menggemaskan
25 Pekerjaan Pertama Lin Momo
26 Jasa Merias Lin Momo
27 Tukang Onar Pasar
28 Cerita Lin Momo
29 Mengantar Yan Zhi Kerja
30 Tamu Negara Asing Datang
31 Kaki Lin Momo Berdarah
32 Rencana Licik Wu Yuan
33 Kemarahan Yan Zhi
34 KeKhawatiran Yan Zhi
35 Telepone Dari Ibu Mertua
36 Merasa Panas Bermain Api
37 Ungkapan Suka Yan Zhi
38 Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39 Kedatangan Nyonya Besar
40 Kesalahpahaman
41 Aku Belum Bertemu
42 Kedatangan Ji Ru di Asrama
43 Salah Alamat
44 Ceraikan Saja Suami Mu
45 Identitas Pemilik Pabrik
46 Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47 Aku Mencintaimu, Lin Momo
48 Dibawah Tatapan Yan Zhi
49 Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50 Suami Manja Lin Momo
51 Kejutan Istimewa
52 Terpesona Pria 1990
53 Malam Sebelum Pesta
54 Hari Pesta Pernikahan
55 Kabar Bahagia
56 Rencana Masa Depan
57 Pemeriksaan Lanjutan
58 Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59 Hadiah Terindah Dalam Hidup
60 Ada Yang Baru
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Akhir Hidup Monika
2
Terjebak Di Tahun 1990
3
Nyonya Yan
4
Pindah Rumah
5
Apakah Punya Mu?
6
Pinjam Dulu Ya
7
Suami Baru Cukup Perhatian
8
Tak Sia-Sia Bakatnya
9
Tak Sebanding Dengan Suamiku
10
Masakan Pertama Lin Momo
11
Handukmu Hampir Melorot
12
Aku Lin Momo Tapi Berbeda
13
Tak Perlu Menungguku
14
Menyuapi Yan Zhi
15
Bertemu Nyonya Lie, Istri Direktur
16
Berbelanja Perlengkapan Rias
17
Menikmati Waktu di Restoran 1990
18
Yan Zhi Menungguku?
19
Kau Gugup Sekali
20
Benar-Benar Ujian
21
Mie Cinta Yang Gagal
22
Tiba-Tiba Adegan Slow Motion
23
Lin Momo Yang Tersangat Senang
24
Lin Momo Yang Menggemaskan
25
Pekerjaan Pertama Lin Momo
26
Jasa Merias Lin Momo
27
Tukang Onar Pasar
28
Cerita Lin Momo
29
Mengantar Yan Zhi Kerja
30
Tamu Negara Asing Datang
31
Kaki Lin Momo Berdarah
32
Rencana Licik Wu Yuan
33
Kemarahan Yan Zhi
34
KeKhawatiran Yan Zhi
35
Telepone Dari Ibu Mertua
36
Merasa Panas Bermain Api
37
Ungkapan Suka Yan Zhi
38
Godaan Lin Momo di Pagi Hari
39
Kedatangan Nyonya Besar
40
Kesalahpahaman
41
Aku Belum Bertemu
42
Kedatangan Ji Ru di Asrama
43
Salah Alamat
44
Ceraikan Saja Suami Mu
45
Identitas Pemilik Pabrik
46
Ibu Seret Kau Ke Semua Toko
47
Aku Mencintaimu, Lin Momo
48
Dibawah Tatapan Yan Zhi
49
Pagi yang Manis untuk Istri Tersayang
50
Suami Manja Lin Momo
51
Kejutan Istimewa
52
Terpesona Pria 1990
53
Malam Sebelum Pesta
54
Hari Pesta Pernikahan
55
Kabar Bahagia
56
Rencana Masa Depan
57
Pemeriksaan Lanjutan
58
Kejutan Tak Terduga 'Mereka'
59
Hadiah Terindah Dalam Hidup
60
Ada Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!