Bab 14 Kedatangan Hakim

Saat ini Hakim yang sedang berada didalam pesawat, perjalanan menuju Banjarmasin.

Ditatapnya langit yang begitu indah lewat jendela pesawat. rasanya dia sudah tak sabar bertemu dengan si kembar, baru beberapa hari tidak bertemu mereka dia sudah merindukanya. sejak bertemu dengan Abi dan Ana dia mendapatkan kembali semangat hidupnya, yang sempat hilang karna kepergian Anaya.

Jangan lupakan Shanaya yang terus berada dalam fikiranya, dia bertekad untuk mengembalikan kepercayaan sang wanita. Dia akan berjuang mempertahankan rumah tangganya apapun yang terjadi.

 ****

Siang hari saat waktunya jam istrahat, Shanaya mendapatkan informasi bahwa sebentar akan diadakan rapat untuk laporan akhir bulan, membuatnya terpaksa kembali meminta bantuan Ibu Iren ibu dari Noval untuk menjaga si kembar sampai di kembali

Shanaya meraih Hp-nya untuk menghubungi Ibu Iren

“Halo bu” sapanya setelah telfonya dijawab

“Iya Sha, ada apa tumben nelfon?” tanya ibu iren, karna biasanya Shanaya langsung datang ke rumahanya jika ada yang ingin dibicarakan

“Maaf bu. shanaya boleh minta tolong, buat jagain si kembar samapai aku pulang gak bu? Soalnya Shanaya ada rapat, kemungkinan pulangnya agak malam” ucap shanaya dengan nada tidak enak

“Ya ampun Sha kamu ini kayak sama siapa aja, kamu selesaikan saja pekerjaanmu . nanti biar sikembar ibu yang urus” balas ibu iren sambil sesekali tertawa

“Lagian ibu juga udah kangen Abi sama Ana, semejak pulang dari Yogyakarta, ibu belum ketemu sama mereka” lanjutnya

“Makasih banyak ya Bu, nanti Shanaya minta Ibu hanum buat langsung antar mereka pulang setelah pembelajaranya selesai” Ucap Shanaya

Mengingat si kembar hanya belajar sampai jam 11, selebihnya mereka hanya bermain sampai Shanaya menjemput di jam 3 sore.

“Ngak usah Sha. biar ibu sendiri yang jemput. nanti diantar sama supir, ibu rencananya mau ngajak mereka jalan-jalan dulu sebelum pulang” ucap ibu Iren

“Udah dulu ya Sha, ibu mau siap-siap dulu sebentar lagi jam 11. Ibu mau langsung jemput sikembar. Kamu simpankan kunci rumah kamu?” lanjutnya bertanya

“Iya bu, Ada di tasnya Abi. Dikulkas ada naget tinggal digoreng kalau anak-anak laper” Jawab Shanaya

“Sekali lagi makasih ya Bu, Shanaya ngak tau harus balas kebaikan ibu pake apa” lanjut Shanay, dengan mata berkaca-kaca

“Iya sama-sama. Udahya ibu tutup dulu” Ucap ibu Iren langsung mematikan panggilannya

Inilah salah satu alasan yang membuat Shanay nyaman dengan Noval, selain Noval yang selalu baik padanya ibunya tak kalah baik padanya apalagi pada sikembar. Ibu Iren juga sangat merestui hubunganya dengan Noval, Shanaya bahkan sudah dianggap seperti anak sendiri.

Sungguh dia sudah tidak sabar menjadi menantu dari Ibu Iren, hehehe

Setelah selesai dengan Rapat hari ini, Shanaya langsung pulang. Namun, saat melangkah keluar dari pekarangan sudah ada Noval yang menunggunya

“Halo cantik, mau kemana ni?” tanya Noval dengan nada centill

“Mau pulang nihh Mas” Jawab Shanaya tak kalah centilnya

“Kalau gitu ayo Mas anterin yuk” Ucap Shanaya mengerlingkan sebelah matanya

“Ihhh apan sih Mas, alay banget” ucap Shanaya dengan nada cemberut, dia geli melihat wajah Noval yang seperti Om-om pedifil

“Lagian ngapain coba disini malam-malam” lanjutnya

“Ngapain lagi kalau bukan jemput calon istriku ini” jawabnya sambil mencubit pipi Shanaya

“Tumben banget biasanya kalau aku lembur, kamu langsung pulang ketemu sama anak-anak. Lebih pentingin anak-anak daripada aku” Ucapn Shanaya makin cemberut

“Iyakan, hari Iini ada ibu yang jagain sikembar. kalau ngak ada ibu pasti aku kalau pulang langsung jemput Abi sama Ana” jawab Noval tanpa rasa bersalah

“Tuhhh kannn” ucap Shanya dengan nada marahnya menatap Noval

“Udah-udahngak usah dibahas lagi. Lebih baik kita jalan-jalan dulu, mumpung sikembar lagi anteng dijagain Ibu” Ucap Noval

“Ngak ahh, aku ngak enak sama ibu, masa kita enak-anakan jalan. Trus ibu sibuk jagain anak-anak” ucap Shanaya

“Udah ngak papa, aku juga udah bilang sama ibu. Lagian ibu juga ngak masalah jagain sikembar, katanya masih kangen karna baru ketemu lagi” ucap Noval meyakinkan

Shanaya menatapnya dengan pandangan ragu

“Udah ngak usah dipikiri, Ayo” lanjut Noval langsung membukakan pintu mobil dan menununtun Shanaya agar segera masuk

Merka akhirnay pergi menghabiskan waktu berdua. Mulai dari makan di restoran mewah, lalu menemani Shanay berbelanja yang pasti semuanya dibayar sama Noval, lalu mereka ke taman tempat pertama kali mereka bertemu.

Disana Shanay menceritakan semua keresahanay, tentang keluarganya dan keluarga Hakim yang mencoba menghalangi perceraianya, ketakutannya jika Sikembar akan diambil oleh mereka, dan Hubunganya dengan Noval akan berakhir bagaimana.

“Udahlah Nay, ngak usah difikirin semua akan baik-baik saja” Ucap Noval meyakinkan, lalu memeluk tubuh kecil Shanaya.

Setelah pembicaraan mereka selesai mereka langsung pulang karna jam sudah menunjukkan 23.25 tepatnya jam 11 lewat 25 menit

Didalam mobil mereka hanya menceritakan tentang perkembangan Sikembar, tanpa terasa mereka sudah sampai di depan rumah Shanaya

“Kamu ngak mau singgah dulu Mas” Tanya Shanya

“Ngak usah Nay, tolong kamu suruh ibu pulang. Ngak usah nginep aku dirumah sendirian” jawab Noval

Shanaya hanya mengangguk. namaun saat akan turun dari mobil, tanganya di pegang oleh Noval

“Nayy” ucap novan dengan nada renda

Saat Shanya menoleh. Noval langsung mengecup bibirnya

Cupp..

Sungguh Shanaya terkejut mendapat serangan tiba-tiba dari Noval. Jangan kalian fikir mereka sering melakikanya. Ini adalah pertama kalinya sejak mereka pacaran satu tahun yang lalu, biasanya mereka hanya berpelukan, tidak pernah lebih dari itu.

Episodes
1 Bab 1 Ditinggal Pergi
2 Bab 2 Mencari Pekerjaan
3 Bab 3 Memulai Hidup Baru
4 Bab 4 Pulang
5 Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6 Bab 6 Hakim dan Sikembar
7 Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8 Bab 8 Meminta Restu
9 Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10 Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11 Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12 Bab 12 Drama Perpisahan
13 Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14 Bab 14 Kedatangan Hakim
15 Bab 15 Pov Hakim
16 Bab 16 Kemarahan Hakim
17 Bab 17 Hukuman
18 Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19 Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20 Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21 Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22 Bab 22 Pov Noval
23 Bab 23 Tangisan Shanaya
24 Bab 24 Noval dan Hakim 1
25 Bab 25 Noval dan Hakim 2
26 Bab 26 Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28 Bab 28 Kamar Shanaya
29 Bab 29 Trauma Shanaya
30 Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31 Bab 31 Terlambat Bangun
32 Bab 32 Hari Libur Shanaya
33 Bab 33 Berangkat Kerja
34 Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35 Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36 Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37 Bab 37 Hasrat Hakim
38 Bab 38 Gagal!!
39 Bab 39 Pukul 03:20
40 Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41 Bab 41 Shalat dan Mengaji
42 Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43 Bab 43 Diperjalanan
44 Bab 44 Refresin
45 Bab 45 Kecelakaan
46 Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47 Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48 Bab 48 Mendonorkan Darah
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 Ditinggal Pergi
2
Bab 2 Mencari Pekerjaan
3
Bab 3 Memulai Hidup Baru
4
Bab 4 Pulang
5
Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6
Bab 6 Hakim dan Sikembar
7
Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8
Bab 8 Meminta Restu
9
Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10
Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11
Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12
Bab 12 Drama Perpisahan
13
Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14
Bab 14 Kedatangan Hakim
15
Bab 15 Pov Hakim
16
Bab 16 Kemarahan Hakim
17
Bab 17 Hukuman
18
Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19
Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20
Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21
Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22
Bab 22 Pov Noval
23
Bab 23 Tangisan Shanaya
24
Bab 24 Noval dan Hakim 1
25
Bab 25 Noval dan Hakim 2
26
Bab 26 Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28
Bab 28 Kamar Shanaya
29
Bab 29 Trauma Shanaya
30
Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31
Bab 31 Terlambat Bangun
32
Bab 32 Hari Libur Shanaya
33
Bab 33 Berangkat Kerja
34
Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35
Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36
Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37
Bab 37 Hasrat Hakim
38
Bab 38 Gagal!!
39
Bab 39 Pukul 03:20
40
Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41
Bab 41 Shalat dan Mengaji
42
Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43
Bab 43 Diperjalanan
44
Bab 44 Refresin
45
Bab 45 Kecelakaan
46
Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47
Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48
Bab 48 Mendonorkan Darah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!