Bab 12 Drama Perpisahan

Rani mencoba meraih tangan Shanaya berharap kakak ipar sekaligus sahabatnya itu bisa percaya padanya. Namun, Shanaya hanya mengangguk lalu melepaskna genggaman tangan mereka.

“Sudahlah Ran! Justru Aku beruntung kau memberih tauhku, karna dengan mengetahui semua ulah kalian dibelakangku” Ucap Shanaya

“Kamu tau? Justru dengan begitu aku menjadi lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya pada orang lain, walaupun itu keluarga, bahkan sahabat yang paling kupercayai sekalipun” lanjut shanaya menyindir Rani.

“Sha! Aku mohon dengarkan penjelasanku dulu!! Aku cuman lakuin apa yang Mas ku suruh!” Ucap Rani

“Iya aku ngerti! Tapi kalau difikir-fikir kamu ini termasuk komplotan mereka loh Ran!” Ucap Shanaya.

Komplotan yang dimaksud Shanaya adalah mereka semua yang ikut adalil dalam Rencana pernikahan Anaya dan Hakim, serta Shanaya yang sengaja ditinggalkan di Banjarmasin seorang diri. Dasar kejam!!

“Aku lakuin ini demi kebaikan kamu Sha! Aku ngak mau kamu berharap sama Mak Hakim, yang ngak akan pulang waktu itu” Ucap Rani menjelaskan

“Bagaimana ngak berharap Ran? Dia bilang cuman dua hari! Dan saat itu aku sendirian dalam keadaan mengandung sikembar, aku lagi masa-masa butuh banget dukungan seorang suami”

“Kamu mungkin ngak tau perasaan aku saat itu, karna kamu belum punya anak. Coba kamu diposisiku, kamu mungkin akan lakuin hal yang sama!!” Ucap Shanaya mengebu-gebu.

Biarlah jika Rani merasa tersindir. Bisakah Shanaya mengangapnya karma? Mbak Anaya yang meninggal saat tengah mengandung anaknya dan Rani yang sampai saat ini belum juga dikarunia anak, diusia pernikahan mereka yang menginjak dua tahun. Bisa dikatakan dua keluarga ini belum memiliki keturunan. Hakim juga mungkin sampai saat ini masih belum punya anak kalau bukan darinya.

“Sudahlah Ran, ngak usah diperpanjang. Dimataku kau ini juga komplotan pembohong seperti mereka. Terlepas dari persahabatan kita...., Owh ya! Pantaskah disebut sahabat? Mungkin lebih bagus jika disebut musuh dalam selimut” Ucap Shanaya tersenyum mengejek, yang mengakhiri pembicaraan mereka.

Dia meninggalkan Rani dan suaminya disana, untung mereka berbicara di teras rumah. Jadi hanya ada Shanaya, Rani, dan suaminya yang mendengar.

Rani yang mendengarnya, seketika tertegun, apakah ini berarti Shanaya sudah tidak mempercayainya? Sungguh dia tidak bermaksud ikut membohongi dan mengucilkan. Dia hanya mengikuti perintah mama, papa, dan masnya.

Disamping Rani. ada sang suami yang sedari tadi menatap mereka, dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan istri dan kakak iparnya itu. Memang dia tidak tau apa-apa karna dia menikah dengan Rani baru dua tahun yang lalu, yang dia tauh Hakim memang memiliki dua istri selebihnya dia tidak tau apa-apa.

Sedangkan Shanaya sudah melangkah ke arah mobil, Didalam sudah ada Noval yang duduk dikursi kemudi dan Sikembar di belakang sedang bermain mainan yang dibelikan oleh nenek mereka.

Saat Shanay ingi membuka pintu mobil , tiba-tiba ada tangan yang mencegalnya. Saat berbalik ternyata ada Hakim yang menyodorkan tangan kananya untuk bersalaman. Namun, Shanay hanya menatapnya tidak berniat menjabat tangan sang suami

Hakim yang menyadari itu langsung menarik kembali tanganya

“Berhati-hatilah, jaga dirimu dan anak-anak. Hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu”

“Nomor rekeningmu masih yang lama kan? Nanti ku kirimkan uang untuk keperluanmu dan sikembar” Ucap Hakim menatap sang istiri

Shanaya menatap Hakim cukup lama. Lelaki dihadapanya ini berbicara seolah-olah tak terjadi apa-apa diantara mereka. Bahkan pertengkaran mereka semalam seolah tak berarti apa-apa untuknnya.

“Tidak usah, aku bisa menghidupi anak-anak tanpa uangmu itu. Tidak usah pura-pura peduli padaku, aku dan anak-anak sama sekali tak membutuhkanmu”

“Toh! Selama ini aku menghidupi anak-anak tanpa ssedikitpun bantuanmu. Mereka tetap tumbuh dan sehat” ucap shanay menatap laki-laki dihadapanya

Setelah mengatakan itu Shanaya langsung masuk kedalam mobil dan menyuru Noval untuk segera melajukan mobilnya.

“Jalan Mas!” Ucap Shanaya pada Noval yang duduk dikursi pengemudi.

“Kamu ngak bicara duli sama suamimu Nay?” tanya Noval

“Ngak usah Mas” ucap shanaya dengan wajah datarnya

Noval yang menyadari itu langsung menjalankan mobilnya, melihat wajah Shanaya sepertinya suasana hati wanita itu tak baik-baik saja. Daripada Shanaya marah padanya lebih baik dituruti saja

Mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah besar itu, meninggalkan mereka semua yang menatap sendu kepergian Shanaya dan Sikembar.

Hakim terus menatap mobil itu sampai menghilang dari pandaganya. Sebenarnya dia tak rela Shanaya dan anak-anaknya pergi, terlebih Shanaya pergi dalam keadaan seperti itu. Tanpa hijab yang menutupi auratnya dan bersama lelaki yang bukan mahramnya.

Sebenarnya dia masih punya hak untuk melarang Shanaya pergi, mau bagaimanapun Shanaya masih istri sahnya. Tapi dia tak mau membuat Shanaya makin tak suka padanya. Shanaya mau bicara padanya saja dia sudah bersyukur.

Sebenarnya Ada banyak pertanyaan dikepalanya, mulai dari apa hubungan laki-laki itu dengan Shanaya? dia tau betul tatapan Noval kepada istrinya adalah tatapan memuja, mereka terkesan blak-blakan menunjukkan kedekatan di hadapan mereka semua. dan juga mengapa Shanaya berani melepas hijabnya? semua itu terus menari difikiranya.

Setelah berbicara dengan papanya semalam, Hakim memutuskan untuk menyusul anak dan istrinya. setelah acara pengajian tiga malam meninggalnya Anaya selesai.

Terpopuler

Comments

Mundri Astuti

Mundri Astuti

lah sdh 4th pisah ngga dunafkahin lahir dan bathin bukannya sdh jatuh talak y, walau belum diucapkan.
ni klo kknya hidup mah, bakalan ngga ingat sama sekali sama istri pertama dan anak"nya

2025-03-08

0

Adinda

Adinda

lebay banget sikapmu Kim, kamu juga menelantarkan anak istrimu dan menikah tanpa izin Shanaya, munafik banget hidupmu.

2025-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ditinggal Pergi
2 Bab 2 Mencari Pekerjaan
3 Bab 3 Memulai Hidup Baru
4 Bab 4 Pulang
5 Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6 Bab 6 Hakim dan Sikembar
7 Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8 Bab 8 Meminta Restu
9 Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10 Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11 Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12 Bab 12 Drama Perpisahan
13 Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14 Bab 14 Kedatangan Hakim
15 Bab 15 Pov Hakim
16 Bab 16 Kemarahan Hakim
17 Bab 17 Hukuman
18 Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19 Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20 Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21 Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22 Bab 22 Pov Noval
23 Bab 23 Tangisan Shanaya
24 Bab 24 Noval dan Hakim 1
25 Bab 25 Noval dan Hakim 2
26 Bab 26 Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28 Bab 28 Kamar Shanaya
29 Bab 29 Trauma Shanaya
30 Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31 Bab 31 Terlambat Bangun
32 Bab 32 Hari Libur Shanaya
33 Bab 33 Berangkat Kerja
34 Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35 Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36 Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37 Bab 37 Hasrat Hakim
38 Bab 38 Gagal!!
39 Bab 39 Pukul 03:20
40 Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41 Bab 41 Shalat dan Mengaji
42 Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43 Bab 43 Diperjalanan
44 Bab 44 Refresin
45 Bab 45 Kecelakaan
46 Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47 Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48 Bab 48 Mendonorkan Darah
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 Ditinggal Pergi
2
Bab 2 Mencari Pekerjaan
3
Bab 3 Memulai Hidup Baru
4
Bab 4 Pulang
5
Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6
Bab 6 Hakim dan Sikembar
7
Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8
Bab 8 Meminta Restu
9
Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10
Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11
Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12
Bab 12 Drama Perpisahan
13
Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14
Bab 14 Kedatangan Hakim
15
Bab 15 Pov Hakim
16
Bab 16 Kemarahan Hakim
17
Bab 17 Hukuman
18
Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19
Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20
Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21
Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22
Bab 22 Pov Noval
23
Bab 23 Tangisan Shanaya
24
Bab 24 Noval dan Hakim 1
25
Bab 25 Noval dan Hakim 2
26
Bab 26 Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28
Bab 28 Kamar Shanaya
29
Bab 29 Trauma Shanaya
30
Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31
Bab 31 Terlambat Bangun
32
Bab 32 Hari Libur Shanaya
33
Bab 33 Berangkat Kerja
34
Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35
Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36
Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37
Bab 37 Hasrat Hakim
38
Bab 38 Gagal!!
39
Bab 39 Pukul 03:20
40
Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41
Bab 41 Shalat dan Mengaji
42
Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43
Bab 43 Diperjalanan
44
Bab 44 Refresin
45
Bab 45 Kecelakaan
46
Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47
Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48
Bab 48 Mendonorkan Darah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!