Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong

Didalam modil hanya berisi suara sikembar yang asik bermain dibelakang. Sedangkan Shanaya sedari tadi melamun, fikiranya terus tertuju pada kejadian yang terjadi kemari sampai hari ini , ada sedikit penyesalan dalam dirinya yang pulang dengan tangan kosong. sseharisnya dia bisa memanfaatlan rasa bersalah Ayahnya agar bisa secepatnya lepas dari lelaki biadab seperti hakim, huhh entah bagaimana nasibnya kedepan. dan Noval dia hanya fokus menyetir tak berniat memulai pembicaraan dengan Shanaya.

“Mas penerbangan kita jam berepa?” tanya Shanaya tiba-tiba

“Jam 11 Nay. Masih ada waktu dua jam” Jawab Noval, mengingat kini masih pukul delapan

“Kalau gitu, kita singgah dulu yuk beli oleh-oleh buat Ibu sama teman-temanku di Bank” ucap Shanaya bersemangat

“Oke! Apasih yang enggak buat kamu” Jawab Noval genit

Noval lalu melajukan mobil kearah pasar tradisonal yang ada di Yogyakarta.

Mereka membeli jajanan khas Yogyakarta, setelah membeli jajanan mereka melangkahkan kaki dijajaran pakaian. Mata noval langsung pada sepasan baju batik khas Yogyakarta ukuran anak-anak. Kakinya langsung melangkah mendekati baju itu

“Nay, kayanya baju ini cocok untuk sikembar deh. Coba kamu liat!” ucapnya Antusias

Lalau noval mengambil baju itu memasangkanya di tubuh Ana.

“Tuh kan pas!” lanjut Noval

“Abi sama Ana suka kan?” tanyanya lagi pada sikembar

“Suka kok Yah!” jawab Abi, sedangkan Ana hanya menatap Ayahnya itu bingung

”Kita ambil ini ya Nay?”  ucap noval bersemangat

Shanaya tersenyum melihat Noval yang begitu antusias, memang jika urusan sikembar Noval itu lebih antusias dari Shanaya.

“Iya Mas. Terserah kamu” Jawab Shanaya

“Kamu ngak mau beli sesuatu Nay?” Tanya Noval lagi pada Shanaya

“Ngak usah Mas” Jawab Shanaya

“Baju disini bagus-bagus Nay, Motif batiknya bagus-bagus. Nanti kalaua kita tunangan beli batiknya disini aja ya Nay?” lanjutnya sambil melihat-lihat kain batik yang ada di toko itu.

Shanaya hanya tersenyum menndengar ucapan sang kekasih. Entah bagaiman nasib mereka nanti, Shanaya hanya pasrah biar waktu yang menetukan. Walaupun dia juga memiliki keinginan yang begitu besar untuk membinah mahligai rumah tangga bersama lelaki yang dicintainya itu.

 ****

Beberapa hari setelah Shanya kembali dari Yogyakarta, dia mulai menjalani hari-harinya seperti biasa. dipagi hari dia akan memasak sarapan untuk mereka bertiga lalu mengantar si kembar ke tempat penitipan anak yang memang di sana juga sekaligus tempat belajar anak-anak(Sekolah) memang disana biyayanya cukup besar tapi baginya itu sepadan dengan pelayanan yang mereka. Shanaya tak masalah mengeluarkan sedikit lebih banyak demi sikembar, toh dia selama ini bekerja memang untuk memenuhi kebutuhan sikembar.

Setelah mengantar sikembar, dia langsung menuju ke bank tempatnya bekerja dengan berjalan kaki karna memang lokasinya berdekatan.

Setelah sampai ternyata mereka semua teman-temanya sudah datang

“Halo semua! Gimana kabarnya?” tanya Shanaya di ambang pintu

Semuanya menoleh menatap Shanaya

“Sha lo udah balik?” tanya sintia

“Udalah, lo ngak liat gua udah dihadapan lo” jawab Shanay

“Shintia, lo nanya ngk penting banget” ucap Wilo

“Sha gua ikut berduka ya Atas meninggalnya kakak lo” lanjut Wilo

“Iya Sha, kita semua turut berduka cita atas meninggalnya kakak lo. Btw ada oleh-oleh dari Yogyakarta ngak? Hehehe” ucapnya yang seketika mendapat tatapan sinis dari teman-temannya yang lain

Shanaya hanya tersenyum. dia memang miminta izin kepada atasanya ke Yogyakarta, dengan alasan kakaknya meninggal, walau sebenarnya ada alasan tersembunyi dibalik kepulangannya itu. kalau tidak beralasan begitu mungkin dia tidak akan mendapatkan izin.

Dia langsung menyerahkan paper bag di tanganya yang berisi beberapa boks kue Bakpia. Memang dia sengaja membelinya saat di perjalanan pulang untuk teman-teman dan tetangga dekat rumahnya

“Di bagi-bagi ya, buat semuanya. Maaf cuman itu doang, soalnya buru-buru” Ucap Shanay merasa tak enak karna di hanya memberikan kue Pia

“Udah ini aja udah cukup bangat, kita juga tau lo kesana bukan buat liburan” jawab Wilo mewakili

Inilah yang membuat shanaya nyaman bekerja disini, merka semua sangat baik dan selalu membantunya. Mereka selalu mengerti dengan Shanaya yang sering datang terlambat karna harus mengurus si kembar

Sebenarnya, teman-teman shanaya tidak tau bahwa shanay ini masih memiliki suami. yang mereka tau Shanaya adalah janda beranak dua yang ditinggal pergi suaminya saat sedang mengandung, mungkin itu yang membuat mereka selalu membantu dan menguatkan shanaya karna merasa kasihan kepadanya. Kadang memang orang lain lebih peduli pada kita dibanding dengan keluarga kita sendiri. Ini buktinya!

Episodes
1 Bab 1 Ditinggal Pergi
2 Bab 2 Mencari Pekerjaan
3 Bab 3 Memulai Hidup Baru
4 Bab 4 Pulang
5 Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6 Bab 6 Hakim dan Sikembar
7 Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8 Bab 8 Meminta Restu
9 Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10 Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11 Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12 Bab 12 Drama Perpisahan
13 Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14 Bab 14 Kedatangan Hakim
15 Bab 15 Pov Hakim
16 Bab 16 Kemarahan Hakim
17 Bab 17 Hukuman
18 Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19 Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20 Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21 Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22 Bab 22 Pov Noval
23 Bab 23 Tangisan Shanaya
24 Bab 24 Noval dan Hakim 1
25 Bab 25 Noval dan Hakim 2
26 Bab 26 Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28 Bab 28 Kamar Shanaya
29 Bab 29 Trauma Shanaya
30 Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31 Bab 31 Terlambat Bangun
32 Bab 32 Hari Libur Shanaya
33 Bab 33 Berangkat Kerja
34 Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35 Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36 Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37 Bab 37 Hasrat Hakim
38 Bab 38 Gagal!!
39 Bab 39 Pukul 03:20
40 Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41 Bab 41 Shalat dan Mengaji
42 Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43 Bab 43 Diperjalanan
44 Bab 44 Refresin
45 Bab 45 Kecelakaan
46 Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47 Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48 Bab 48 Mendonorkan Darah
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 Ditinggal Pergi
2
Bab 2 Mencari Pekerjaan
3
Bab 3 Memulai Hidup Baru
4
Bab 4 Pulang
5
Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6
Bab 6 Hakim dan Sikembar
7
Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8
Bab 8 Meminta Restu
9
Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10
Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11
Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12
Bab 12 Drama Perpisahan
13
Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14
Bab 14 Kedatangan Hakim
15
Bab 15 Pov Hakim
16
Bab 16 Kemarahan Hakim
17
Bab 17 Hukuman
18
Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19
Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20
Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21
Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22
Bab 22 Pov Noval
23
Bab 23 Tangisan Shanaya
24
Bab 24 Noval dan Hakim 1
25
Bab 25 Noval dan Hakim 2
26
Bab 26 Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28
Bab 28 Kamar Shanaya
29
Bab 29 Trauma Shanaya
30
Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31
Bab 31 Terlambat Bangun
32
Bab 32 Hari Libur Shanaya
33
Bab 33 Berangkat Kerja
34
Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35
Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36
Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37
Bab 37 Hasrat Hakim
38
Bab 38 Gagal!!
39
Bab 39 Pukul 03:20
40
Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41
Bab 41 Shalat dan Mengaji
42
Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43
Bab 43 Diperjalanan
44
Bab 44 Refresin
45
Bab 45 Kecelakaan
46
Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47
Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48
Bab 48 Mendonorkan Darah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!