Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung

Masih Dibalkon Kamar itu.........

“Bagaimana bisa kamu bilang semua ini ngak ada hubunganya dengan mereka, jika memang begitu ngak mungkin semua ini terjadi. Jika mereka memang memiliki hati, ngak mungkin biarin kamu lakuin semua ini. Sekali-kali kamu buat alasan yang logis dong Mas”

“Aku mengatakan ini agar hubunganmu dengan Ayah dan Bundamu membaik, aku merasa bersalah melihat tangisan Bunda tadi. Apalagi tinggal kamu anak yang mereka miliki” ucap hakim dengan jujur

“Mas hubunganku dan orangtuaku, memang sudah rusak dari dulu. Kalau boleh jujur jika bukan karna mereka yang memohon, agar menerima perjodohan ini. Dari dulu aku ngak akan pernah mau sama kamu Mas”

“Liatkan sekarang, bagaimana nasibku. Aku ngak mungkin kaya gini kalau bukan karna Ayah, Bunda, kamu dan Mbak Ayana. Kalian memang cocok jadi satu keluarga bengis!, ngak punya hati!”

“Untung aku ngak nekat balik kesini. Saat kamu janji cuman pergi dua hari ternyata ngak bali-balik, apaligi ternyata kalian lagi merayakan kebahagiaan disini. Karna kamu dan mbak Ayana benaran jadi nikah. Sejak awalkan memang harusnya kalian yang dijodohkan!”

Shanaya  mulai mengeluarkan semua unek-uneknya

“Sha, Mas mohon sama kamu jangan bawa-bawa Anaya. Dia udah ngak ada, biarin dia tenang disana” ucap Noval

“Kenapa Mas. Memang benar kok! Kamu ngak terima aku ngomong gini? Ternyata benar ya, Karma itu memang selalu ada. Ngak perlu dibalas di akhirat, diduniapun udah dikasih”

“Sha!! Kamu ini kenapa sih. Ini salah Mas, nag perlu kamu bawa-bawa orang lain. Apalagi ini kakak kamu sendiri loh!” ucap noval ikut terbawa emosi

“Kenapa Mas? Lagian kamu sadar ngak sih? Kalau pernikahan kamu sama Mbak Anaya itu ngak sah!”

“Diamana ilmu agama kamu itu? Dalam islam diharamkan menikahi dua orang wanita yang bersaudara. Pantas anak kamu ikut sama ibunya, dia itu termasuk anak Haram!”

keluar sudah semua unek-unek yang sudah shanaya tahan sedari tadi.

“SHANAYA! Kamu benar-benar kelewatan ya!!”

“Apa yang Mas lakukan empat tahun lalu, Mas pikir itu yang terbaik untuk kita semua. Anaya, kakak kamu dia menderita Kanker paru-paru, dia perlu seseorang untuk menguatkanya, dia perlu orang yang selalau ada untuknya dan menjaganya. Tolong kamu mengerti Sha, tidak mungkin Mas menolak keinginan seseorang yang berada di Ambang kematianya”

Tak kalah dengan Shanaya, Hakim juga ikut terbawa emosi. Dia tak masalah jika dirinya dimaki, tapi tidak jika itu mendiang anaknya yang telah tiada.

“Kamu fikir dengan ninggalin aku dan anak-anak itu yang terbaik! Iya? Kamu ngak tau gimana cara aku jalanin hidup aku selama empat tahun ini”

“Yang kamu fikirin itu cuman Mbak Anaya. Kenapa ngak dari awal kamu bilang, kalau kamu ngak mau lanjutin perjodohan ini sama aku Mas! Kalau dari awal kamu memang ngak niat, kenapa kamu lanjutin. Liat sekarang akibat perbuatan kamu itu. ngak Cuma berimbas ke aku tapi, juga anak-anak aku Mas”

Ucap shanaya dengan mata yang mulai berkaca-kaca

“Abi dan Ana juga anak aku Sha. Jagan kayak gini” ucap Hakim tak terima

“Sudahlah Mas. Aku capek bicarain hal yang ngak penting kayak gini”

“Keputusanku juga sudah bulat. Aku mau kita cerai secepatnya.”

Ucapan Shanaya berniat mengakhiri pembicaraan itu. Namun, Hakim nampaknya belum puas

“Mas ngak akan ajukan gugatan apapun. Jadi, jangan harap kamu bisa lepas dariku” ucap hakim

“Kamu benar-benar egois ya Mas!”

“Ngak cukup kamu buat aku menderita selama ini?”

Sungguh kesabaran Shanaya benar-benar sudah habisan

“Justru karna itu, Mas mau nebus semua kesalahan yang Mas perbuat”

“Mas mau perbaiki ini semua Sha...”

Ucap Noval perlahan meraih tangan Shanaya. Mencoba meyakinkan sang Istri

“Lepas Mas!” ucap Shanaya mencoba melepaskan genggaman tangan Hakim

“Sha, dengerin mas dulu” Ucap hakim, tak mau melepaskan genggamannya

“LEPAS!!”

Akhirnya Hakim melepaskan tangan Shanaya.

“Keluar Mas!”

“keluar!!”

Hakim menatap Shanaya yang masih tersulut emosi. Shanaya-nya benar-benar sudah berubah. tak adalagi Shanaya yang lemah lembut seperti dulu. Hakim hanya mampu menghembuskan nafasnya.

Hakim memilih meninggalkan Shanaya, mencoba memberikan Shanaya waktu sendiri, hal ini bisa di bicarakan dilain waktu.

Setelah Hakim kelua dari kamar, Air mata Shanaya langsung menetes membasahi pipi mulus dan putih itu, entah sudah berapa kali dia menangis hari ini dan yang paling gilanya lagi!! dia menangisi orang yang sama.

Sungguh Shanaya muak dengan semua ini. Tidak orang tuanya, mertuanya, bahkan suaminya. Mereka hanay memikirkan Anaya, tidak cukupkah dulu dia harus ters mengalah. Lalu mengapa hingga saat ini, saat Anaya sudah tiadk adapun dia harus terus mengalah, megerti, dan memaklumi? Rasanya kesabaran Shanaya sudah dia ambang batas.

Apa katanya tadi? yang terbaik untuk semua orang?. Sungguh tidak punya hati laki-laki yang menikahinya empat tahun yang lalu itu. Apanya yang terbaik Bodohh!! ,di fikir ditinggal saat mengandung, melahirkan tanpa didampingi suami, bekerja saat masih dalam masa nifas, anak merengek karna tidak mau makan telur terus, merengek menginginkan mainan, meminjam uang tetangga untuk membeli susu, itu semua adalah yang terbaik? hahh

Sungguh menikah dengan Hakim adalah hal terburuk yang pernah dilakukanya.

Terpopuler

Comments

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

cerita yg membengongkn🤣🤣🤣🤣 kenapa perlu menunggu d ceraikan🤣🤣🤣seolah memang niat ngak mau d cerai🤭🤭tu sanggup d gantung selama 4thn🤭🤭
4thn d tinggal tanpa nafkah lahir batin tanpa khabar berita auto boleh jatuh talak atau boleh menguggat cerai, jgn kn 4thn 6bulan saja pun bisa gugat cerai🤭

2025-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ditinggal Pergi
2 Bab 2 Mencari Pekerjaan
3 Bab 3 Memulai Hidup Baru
4 Bab 4 Pulang
5 Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6 Bab 6 Hakim dan Sikembar
7 Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8 Bab 8 Meminta Restu
9 Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10 Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11 Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12 Bab 12 Drama Perpisahan
13 Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14 Bab 14 Kedatangan Hakim
15 Bab 15 Pov Hakim
16 Bab 16 Kemarahan Hakim
17 Bab 17 Hukuman
18 Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19 Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20 Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21 Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22 Bab 22 Pov Noval
23 Bab 23 Tangisan Shanaya
24 Bab 24 Noval dan Hakim 1
25 Bab 25 Noval dan Hakim 2
26 Bab 26 Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28 Bab 28 Kamar Shanaya
29 Bab 29 Trauma Shanaya
30 Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31 Bab 31 Terlambat Bangun
32 Bab 32 Hari Libur Shanaya
33 Bab 33 Berangkat Kerja
34 Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35 Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36 Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37 Bab 37 Hasrat Hakim
38 Bab 38 Gagal!!
39 Bab 39 Pukul 03:20
40 Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41 Bab 41 Shalat dan Mengaji
42 Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43 Bab 43 Diperjalanan
44 Bab 44 Refresin
45 Bab 45 Kecelakaan
46 Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47 Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48 Bab 48 Mendonorkan Darah
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 Ditinggal Pergi
2
Bab 2 Mencari Pekerjaan
3
Bab 3 Memulai Hidup Baru
4
Bab 4 Pulang
5
Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6
Bab 6 Hakim dan Sikembar
7
Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8
Bab 8 Meminta Restu
9
Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10
Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11
Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12
Bab 12 Drama Perpisahan
13
Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14
Bab 14 Kedatangan Hakim
15
Bab 15 Pov Hakim
16
Bab 16 Kemarahan Hakim
17
Bab 17 Hukuman
18
Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19
Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20
Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21
Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22
Bab 22 Pov Noval
23
Bab 23 Tangisan Shanaya
24
Bab 24 Noval dan Hakim 1
25
Bab 25 Noval dan Hakim 2
26
Bab 26 Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28
Bab 28 Kamar Shanaya
29
Bab 29 Trauma Shanaya
30
Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31
Bab 31 Terlambat Bangun
32
Bab 32 Hari Libur Shanaya
33
Bab 33 Berangkat Kerja
34
Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35
Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36
Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37
Bab 37 Hasrat Hakim
38
Bab 38 Gagal!!
39
Bab 39 Pukul 03:20
40
Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41
Bab 41 Shalat dan Mengaji
42
Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43
Bab 43 Diperjalanan
44
Bab 44 Refresin
45
Bab 45 Kecelakaan
46
Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47
Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48
Bab 48 Mendonorkan Darah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!