Bab 4 Pulang

Sesampainya di rumah, shanaya langsung membantu si kembar mandi dan mengganti pakkaian ,setelah itu mereka makan bersama .tiba-tiba saat makan ada pesan masuk di handphon shanaya

“Assalamualaikum..... Maaf menganggu waktumu aku hanya ingin menyampaikan bahwa hari ini Anaya meninggal dunia, insyallah akan dimakamkan besok setelah dzuhur”

Shanaya seketika terdiam membaca pesan tersebut melihat nomor pengirim tersebut adalah nomor yang sama yang mengiriminya kabar pernikahan Anaya dan Hakim empat tahun lalu. Shanay tidak tau harus berbuat apa, mau seburuk apapun hubunganya dengan Anaya dia tetap kakanya

“Kakak sama adek lanjut makan ya Bunda mau telpon Ayah dulu” ucap shanaya sambil mengusap rambut Ana yang duduk didekatnya

“oke bunda” balas Abi dan Ana bersamaan

Shanaya bergegas ke ruang tamu membawa handphonya untuk menelpon Noval, dalam panggilan pertama langsung di angkat oleh noval, dasar pria lajang 32 tahun ini jika menyangkut shanaya pasti langsung gercep

“Halo Nay, ada apa ?” sapa novan diseberang sana, noval memang memanggil shanaya dengan panggilan Naya katanya itu adalah panggilan sayang, ia ingin beda dari yang lain dan hanya dia yang bisa memanggil shanaya dengan sebutan naya ,dasar bucin!

“Mas barusan aku dapat kabar kalau kakak ku meninggal, aku ngak tau harus bagaimana"

"Di satu sisi aku ingin mengunjunginya tapi aku belum siap bertemu mereka, aku takut!” Ucap shanaya langsung

“Nay kamu tenang dulu ya. dengerin Mas, mau bagaimanapun dia kakakmu,  jadi mas saranin besok kita berangkat ke Yogyakarta, mungkin ini sudah jalanya, kamu taukan mas mau melangkah ke jenjang yang lebih serius sama kamu, mungkin ini waktu yang tepat untuk kamu menyelesaikan masa lalumu. kamu harus tau mas akan selalu ada di sampingmu” ucap noval meyakinkan shanaya, katakanlah dia jahat karna menginginkan perceraian shanay dan Hakim tapi tidak salahkan hakim sendiri yang meninggalkan istri sebaik shanay

“iya Mas, aku ikut saran kamu aja” balas shanaya

“oke biar mas yang pesan tiket, kamu peking barang-barang kamu dan anak-anak”

“iya mas Aku tutup dulu” ucap shanya

“seteleh itu kamu langsung tidur jan pikir maca-macam yakin sama mas semua akan baik-baik saja” ucap novan mengingatkan shanaya

****

Hari ini shanaya ,noval, dan sikembar sedang dipesawat perjalanan ke Yogyakarta, Si kembar tidak hentinya bercoloteh , menayakan apapun yang dia lihat

“Ayah yang dibawa itu apa ?” Tanya Abi yang berada dipangkuan Shanaya

“Itu rumah kak” jawab noval

“Rumah ? Kenapa kecil sekali” tanya Ana yang berada di pangkuanya menanggapi

“Iya kecil kan kita ada jauh di atas jadi kelihatan kecil” Tanggap Noval

“Owhhh” jawab sikembar bersamaan sambil menganggukan kepala, terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

Orang-orang pasti mengira mereka adalah satu keluarga yang harmonis, shanaya tersenyum melihat interaksi mereka, suatu kesyukuran dia bisa mengenal noval.

Tidak terasa mereka sudah sampai di tujuan di bandara..... mereka berangkat dari banjarmasin sekitar jam satu siang dan diba di Yogyakarta pada pukul tiga sore, Shanya yakin pemakaman kakaknya pasti sudah selesai, walau begitu dia tetep pergi kerumah duka tepatnya kediaman mertuanya.

Dari cerita yang dia dengar dari temanya Aisya. Anaya meninggal karena kanker paru-paru stadium akhir juga keadaanya yang semakin memburuk saat tengah megandung, dokter sudah menyarankan agar tidak merelakan kandunganya karna dapat membahayakan kondisi kesehatanya namun dia kekeh mempertahankan kandunganya, dia meninggal tepat setelah melahirkan putrinya namun sungguh disayagkan putrinya juga tidak dapat diselamatkan karna kondisinya yang tidak sempurna saat masih dalam kandungan. sungguh miris keadaanya saat dia coba mempertahankan kandunganya demi melahirkan putrinya, namun putrinya juga ikut meninggalkan dunia bahkan sebelum dia melihat keindahan dunia ini.

Ternyata tanpa menunggu pembalasan di akhirat, tuhan langsung membalasnya di bumi. Entah shanaya harus bahagia atau bersedih melihat ini sungguh sebenci apapun dia dengan keluarganya dia tidak pernah mendokan kematian kakaknya, mingkin ini takdir. Entah bagaimana kini keadaan Hakim, ditinggal istri dan anknya di waktu yanh bersamaan, dia merasa kasihan .

Saat di mobil yang dikendarai Noval diperjalanan menuju rumah mertuanya, ia merasakan ketakutan yang luar biasa,dia belum siap namun dia harus menghadapi ini, masalah tidak akan pernah selesai jika ia terus-terus menghindarinya dia harus menghadapinya. Noval yang melihat itu langsung mengenggam salah satu tangan shanaya guna menguatkan sang wanita, sikembar dibelakang sibuk bermain mainan yang sengaja disediakan noval agar mereka anteng diperjalanan, noval memang sengaja membawa mobil agar lebih mudah untuk bepergiaan juga untuk kenyamanan sikembar.

Episodes
1 Bab 1 Ditinggal Pergi
2 Bab 2 Mencari Pekerjaan
3 Bab 3 Memulai Hidup Baru
4 Bab 4 Pulang
5 Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6 Bab 6 Hakim dan Sikembar
7 Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8 Bab 8 Meminta Restu
9 Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10 Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11 Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12 Bab 12 Drama Perpisahan
13 Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14 Bab 14 Kedatangan Hakim
15 Bab 15 Pov Hakim
16 Bab 16 Kemarahan Hakim
17 Bab 17 Hukuman
18 Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19 Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20 Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21 Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22 Bab 22 Pov Noval
23 Bab 23 Tangisan Shanaya
24 Bab 24 Noval dan Hakim 1
25 Bab 25 Noval dan Hakim 2
26 Bab 26 Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28 Bab 28 Kamar Shanaya
29 Bab 29 Trauma Shanaya
30 Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31 Bab 31 Terlambat Bangun
32 Bab 32 Hari Libur Shanaya
33 Bab 33 Berangkat Kerja
34 Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35 Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36 Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37 Bab 37 Hasrat Hakim
38 Bab 38 Gagal!!
39 Bab 39 Pukul 03:20
40 Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41 Bab 41 Shalat dan Mengaji
42 Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43 Bab 43 Diperjalanan
44 Bab 44 Refresin
45 Bab 45 Kecelakaan
46 Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47 Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48 Bab 48 Mendonorkan Darah
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 Ditinggal Pergi
2
Bab 2 Mencari Pekerjaan
3
Bab 3 Memulai Hidup Baru
4
Bab 4 Pulang
5
Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
6
Bab 6 Hakim dan Sikembar
7
Bab 7 Situasi Yang Menegangkan
8
Bab 8 Meminta Restu
9
Bab 9 Diskusi Dimalam Hari
10
Bab 10 Pertengkaran Tak Berujung
11
Bab 11 Shanaya dan Ayahnya
12
Bab 12 Drama Perpisahan
13
Bab 13 Kembali dengan Tangan Kosong
14
Bab 14 Kedatangan Hakim
15
Bab 15 Pov Hakim
16
Bab 16 Kemarahan Hakim
17
Bab 17 Hukuman
18
Bab 18 Shanaya dan Hakim Dipagi Hari
19
Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
20
Bab 20 Nasi Goreng dan Telur Dadar
21
Bab 21 Hanya Perihal Bekal Makanan
22
Bab 22 Pov Noval
23
Bab 23 Tangisan Shanaya
24
Bab 24 Noval dan Hakim 1
25
Bab 25 Noval dan Hakim 2
26
Bab 26 Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 Ternyata Orang Tua Shanaya
28
Bab 28 Kamar Shanaya
29
Bab 29 Trauma Shanaya
30
Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
31
Bab 31 Terlambat Bangun
32
Bab 32 Hari Libur Shanaya
33
Bab 33 Berangkat Kerja
34
Bab 34 Pertengkaran Shanaya dengan Ayahnya
35
Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
36
Bab 36 Shanaya dan Hakim 2
37
Bab 37 Hasrat Hakim
38
Bab 38 Gagal!!
39
Bab 39 Pukul 03:20
40
Bab 40 Pelukan Hangat Hakim
41
Bab 41 Shalat dan Mengaji
42
Bab 42 Laki-laki Sebaik Hakim?
43
Bab 43 Diperjalanan
44
Bab 44 Refresin
45
Bab 45 Kecelakaan
46
Bab 46 Dilarika Kerumah Sakit
47
Bab 47 Pertolongan Untuk Abi
48
Bab 48 Mendonorkan Darah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!