Pagi hari menyapa, matahari yang bersinar terang membuat Jehan perlahan membuka kedua matanya. Dia meluruskan tubuh yang terasa kaku itu, sebelum akhirnya menyadari keberadaan Rylia disamping yang masih tertidur.
Melihat genggaman tangan, selimut serta kompresan di dahi nya. Sudah dapat dipastikan Rylia lah yang menjaganya semalam.
Jehan terdiam sejenak menatap wajah cantik Rylia yang tengah tertidur. Perlahan senyum manis terukir diwajahnya. Namun, senyum itu seketika pudar saat melihat Rylia akan terbangun. Pria cepat-cepat menutup matanya kembali dan berpura-pura tidur.
Sementara Rylia bangun, dia melihat Jehan yang masih tertidur. Dia buru-buru melepaskan tangannya dan beranjak masuk ke kamar, dia tidak ingin Jehan sampai melihat dirinya yang tertidur disampingnya. Yang ada pria itu akan marah, seperti yang sudah-sudah.
Jehan membuka matanya saat mendengar suara pintu, dia beranjak bangun lalu melihat pintu kamar Rylia. Pria itu hanya bisa menghela nafasnya.
.......
"Duduklah." Pita Jehan, saat melihat Rylia.
Pria itu menaruh sepiring nasi goreng dan jus jeruk diatas meja."Makan, saya sengaja buat untuk kamu sebagai ucapan terimakasih."
"....."
Rylia hanya diam dengan ekspresi khas nya. Perlahan dia mencicipinya. Lalu wanita itu mengangguk-angguk.
"Enak?"
Rylia mengangguk.
"Baguslah. Makanlah dengan perlahan, jika kurang saya bisa buat lagi."
"......"
Jehan tersenyum tipis melihat Rylia yang lahap memakan nasi goreng buatan nya.
"Apa yang biasa kamu lakukan dirumah?" Tanyanya.
Rylia meraih ponselnya lalu mengetik sesuatu.
“Tidak banyak. Hanya menonton televisi, masak dan bersih-bersih”
"Kamu tidak keluar, apakah kamu tidak suka keluar?"
Rylia mengeleng lalu mengetik sesuatu,
“Tidak, tapi kamu pasti akan melarang jika aku keluar.”
"Yah betul tapi tidak jika bersama saya. Cepat, selesaikan makanannya lalu ganti baju. Kita akan pergi keluar." Ucapannya.
.....
Sepanjang perjalanan Rylia hanya diam, dia tak berani untuk bertanya kemana pria ini akan membawa nya, takut jika pria ini akan marah dan meneriakinya. Seperti yang sudah-sudah.
Jehan menoleh menatap wajah Rylia, dia memperhatikan setiap garis yang menggambarkan wajah cantiknya, gadis yang kini tengah terduduk disampingnya.
Menyadari Jehan yang tengah menatap nya, membuat detak jantungnya berpacu tidak karuan. Rylia salah tingkah dibuat nya.
"Apa yang kamu rasakan saat ini?" Tanyanya, Rylia kini menoleh menatapnya, hingga kedua bola mata itu beradu pandang.
Rylia mengerutkan dahinya. Dia segera menjadi paham setelah melihat raut wajah Jehan yang berubah menjadi tajam.
Rylia mengetik sesuatu lalu menunjukkan.
[Aku tidak merasakan apa-apa]
Mengetahui jawaban gadis itu , Jehan membuat nafasnya yang terdengar kecewa.
Mereka kembali hening dan tak lama kemudian mereka sampai ditempat tujuan.
Kedua bola mata itu tampak berbinar saat melihat taman bunga yang begitu indah didepannya.
"Mau minum?" Tawar Jehan.
Rylia mengeleng.
"Terus mau apa? Makan, atau...."
Ucapannya terhenti saat tangan Rylia terangkat menujuk sesuatu yang tak jauh dari mereka, yah itu adalah penjual eskrim.
"Kamu mau itu?"
Rylia mengangguk.
"Tunggulah disini, saya belikan untuk kamu." Ucapannya seraya beranjak berdiri, Rylia mengangguk mengiyakan.
Jehan pun membelikan es krimnya. Setelah itu dia memberikan eskrim itu pada Rylia.
"Makanlah," Ucapnya dengan lembut.
Melihat Rylia yang senang, entah mengapa membuat nya juga merasa senang. Gadis itu sangat menikmati eskrim nya.
"Pelan-pelan, saya bisa belikan lagi jika kurang."
Rylia menoleh, gadis itu meletakkan eskrim nya lalu memainkan jari jemari nya.
“Terimakasih”
"Apa? Kamu mengatakan sesuatu?"
Rylia tersenyum lalu mengeleng. Seorang anak kecil tiba-tiba menghampiri Rylia. Anak itu mengulurkan tangannya mengajaknya untuk bermain bersama, tanpa pikir panjang Rylia menjabat tangannya dan bermain bersama mereka.
Senyumnya begitu indah, dia tertawa bahagia bersama anak-anak itu. Dan tanpa Jehan sadari dia ikut tersenyum melihat Rylia yang tertawa lepas.
Tangan Rylia terangkat mengajak Jehan untuk bergabung bersama nya. Mereka berlari-lari dan tertawa bersama.
•••
"Minumlah." Jehan memberikan sebotol air mineral.
“Kamu suka anak kecil?”tanya Jehan.
Rylia mengangguk.
”kenapa? Bukannya kamu tidak suka anak kecil?”
Rylia menoleh, dan mengeleng.
“itu tidak benar aku sangat suka anak-anak”
“ Benarkah?”
Rylia mengangguk.
Sementara Jehan tersenyum tipis.
“Kalau gitu, apakah kamu mau program hamil?” Tanya Jehan. Rylia tersedak mendengar ucapan Jehan, dia langsung menatap wajah Jehan.
“Apa aku tidak salah dengar”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments