Bab 2 : Mulai berani

Tiba-tiba, seseorang menjerit dengan suara penuh rasa sakit. Semua orang langsung menoleh kearah suara tersebut.

Jehan juga berlari ke arah nya.

Seorang wanita kita tengah disadar dengan pisau tepat dileher nya.

"Mundur atau akan aku bunuh, wanita ini"

Ancaman itu membuat semua orang melangkah mundur. Wajah penuh ketakutan dari wanita itu terlihat begitu jelas.

Rylia memejamkan matanya. Apa yang diharapkan, dia hanya wanita bisu dan miskin. Wanita itu pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya.

Jehan melangkah maju, mata tajam. "Singkirkan pisaumu, atau kamu akan tahu akibatnya!" Pria bertopi hitam itu menantang.

"Aku tidak takut. Melangkah lagi, aku bunuh istrimu!" Tamu-tamu terkejut, baru saja Jehan mengumumkan istrinya tidak hadir, kini wanita itu disebut istrinya.

"Apa ini kita tidak salah dengar."

"___ Hah, ini benaran___"

"Jahat sekali pak Jehan, mengapa dia tidak mengangakui istrinya."

"......."

"Pantas disembunyikan. Istrinya bisu."

Bisik-bisik para tamu.

Wajah Jehan memerah marah. "Hahahaha! Apa yang membuatmu marah? Malu karena rahasia istrimu terbongkar?" katanya dengan nada menantang.

BUGHH!!

Jehan marah, dia mengambil celah saat pria itu lengah. Dia menendang pria itu hingga tersungkur. Lalu, dia cepat menarik Rylia, mencegahnya jatuh.

Seketika itu juga, tim keamanan datang dan mengamankan pria yang terjatuh, mengakhiri kekacauan.

"Dengan suara serak penuh amarah, pria bertopi hitam berteriak, "Jehan, ingatlah! Aku tidak akan berhenti sampai kau hancur!" Lalu, dia dibawa pergi oleh petugas keamanan.

"Kamu baik-baik saja. Apa ada yang terluka. katakan!!"

"...... "

"Kemari biar saya lihat."

Jehan memeriksa tubuh Rylia dengan cermat, dari wajah hingga kaki, tanpa terlewatkan. Rylia terdiam, membeku, bertanya-tanya apakah pria di hadapannya benar-benar Jehan Brawijaya.

"Astaga, apa ini..?"

Jehan mendapati tumit Rylia yang terluka.

"Tumitmu terluka. Apa karena pria tadi?"

"........"

"...Tunggu disini akan saya beri pelajaran dia...."

Jehan hendak melangkah pergi, namun Rylia menahan tangan nya. Wanita itu mengeleng.

Rylia meraih tas nya diatas meja lalu mengetik sesuatu di hape nya.

Aku terluka karena heelsnya

Tenanglah. kamu tidak lihat semua orang menatap kita...?

Jehan terdiam lalu melihat sekitarnya. Benar..!! semua mata sedang tertuju padanya.

Tak ingin berlama-lama lagi Jehan segera mengendong Rylia ala bridal style. Pria itu mengendong nya hingga ke mobil yang terparkir dibasment.

Perlahan Jehan meletakkan tubuh mungil Rylia.

"Ulurkan kakinya." Ucapannya. Rylia hanya menurut lalu mengeluarkan kakinya.

Jehan mengecek luka dikakinya, pria itu menatap sejenak sebelum akhirnya beranjak untuk mengambil sesuatu dibelakang mobilnya.... Pria itu kembali dengan kotak p3k ditangannya.

"Saya tidak suka kamu membantah... tadi saya sudah bilang jangan kemana-mana tetap disamping saya. Tapi, kenapa kamu tidak mendengarkan jika sudah begini siapa yang repot." Ujarnya sambil mengobati kaki Rylia.

Sebenarnya pria itu khawatir tapi ia terlalu gengsi mengatakan hingga pada akhirnya dia hanya bisa memarahi Rylia.

"Semua orang sudah tahu siapa kamu...Dan karena itu pasti akan banyak masalah lagi yang akan datang. Apa tidak cukup membuat kehidupan saya hancur dengan menikahi kamu."

Rylia terdiam mendengar perkataan Jehan. Mengapa pria ini selalu menyalahkannya. Selama dua tahun ia selalu menuruti kemauannya tapi kenapa?.... Kenapa selalu dirinya yang disalahkan.

Wanita itu marah, dia segera menarik kakinya. Menatap tajam Jehan.

Jari jemari tangan nya perlahan berkutik, seolah mengatakan sesuatu dengan mata berkaca-kaca nya

Kamu menyalahkan aku atas semuanya lalu aku harus menyalakan siapa?... HACUR??! HANCUR KATAMU?? kamu pikir hanya kehidupanmu saja yang hancur????....]

[Dasar baj*Ngan!!".. Ujar Rylia dengan bahasa isyarat nya.

Jehan terdiam bingung, ia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Rylia.

"Tunggu!!...Apa kamu mengumpat saya?" Hardiknya menyadari ekspresi marah diwajah Rylia.

Tak menjawab, wanita itu mendorong tubuh suaminya lalu melangkah pergi meninggalkannya begitu saja. Sungguh, Rylia sangat marah.

•••

Rylia sampai dirumah lebih dulu, wanita itu langsung ke dapur, dia mengambil sepiring nasi dan beberapa lauk yang sudah ia panas nya. Entah mengapa ketika marah makan satu-satunya hal yang membuatnya sedikit tenang.

Bersamaan dengan itu Jehan datang, pria itu langsung menghampiri sang istri yang berada di meja makan. Dia sedikit menghela nafas sebelum akhirnya berkata,

"Bukannya kamu sudah makan tadi? Kenapa kamu makan lagi?" Ujarnya. Rylia hanya melirik nya sebentar lalu kembali menyendok makanan nya.

"....."

"Baiklah tidak perlu dijawab. Sekarang bagaimana kamu akan menyelesaikan masalah ini? Semua orang sudah tahu kamu. Saya tidak mau tercap sebagai orang jahat karena menyembunyikan istrinya."

"......"

"Kamu mengerti maksudnya saya, jadi buatlah klarifikasi besok. Bilang pada media bahwa kamu sendiri yang malu dan tidak pantas."

Perkataan itu membuat Rylia mengehentikan makanan. Wanita itu mendongkak melihat pria di hadapannya.

Diraih ponsel itu disampingnya. Wanita itu mulai mengetik sesuatu.

Terserah. Aku sudah lelah, kamu selalu seenaknya.]

Rylia beranjak dari tempatnya setelah menunjukkan pesan tersebut. Dia menaruh piring kotor didapur lalu langsung pergi memasuki kamar.

Sementara Jehan berdecak kagum, seperti Rylia mulai berani padanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!