"Kenapa diam" tanya Jehan mencairkan keheningan.
Rylia mengeleng. Jujur dia masih bingung dengan Jehan yang tiba-tiba berubah seperti ini. Akhir-akhir ini dia sedikit perduli padanya.
"Saya tidak akan melepaskan kamu, bahkan jika sekalipun kamu memintanya." Ucapannya yang masih tetap fokus menyetir.
Rylia menoleh,
"Jangan tanya mengapa. Sekarang fokuslah pada hal ingin kamu lakukan, kamu bilang ingin bekerja bukan?"
"......"
"Kenapa? kamu bilang bosan dan ingin bekerja. Saya mengizinkan kamu sekarang tapi kenapa kamu sedih."
Rylia mengetik sesuatu.
”tidak bisa, Tante tidak mengizinkan aku untuk bekerja”
"Saya bilang lakukan yang kamu inginkan, kenapa kamu harus memerlukan izinnya? dia bukan siapa-siapa dan dia tidak berhak mengatur hidupmu."
”Aku tahu, tapi aku berhutang banyak padanya. Aku tidak bisa melawan perkataan nya. Dia bilang aku harus selalu berada disampingmu”
Jehan menghela nafas.
Pria itu tidak lagi bicara hingga sampai dirumah. Jehan duduk di sofa sementara Rylia menuju kamarnya.
keesokan paginya suara sepatu terdengar, Rylia barusaja bangun dan mendapati Jehan
yang masih terduduk di sofa empuk nya sambil menonton televisi. Rylia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan pagi.
"Saya masuk siang." Jawab Jehan seolah paham maksud Rylia.
"Kamu mau sarapan?"
Rylia mengangguk.
Jehan beranjak dari tempa duduk nya, lalu membuat makanan untuk Rylia. Tak lama kemudian makanan yang dibuat Jehan telah siap.
"Makanlah. Saya akan mandi dulu."
Jehan melangkah pergi.
Rylia terbelenggu menatap punggung Jehan yang perlahan menghilang. Beberapa pertanyaan muncul di bena Rylia. Ada apa dengan suami nya, kenapa ia berbeda sekarang.
Biasanya Jehan sangat cuek dan tidak peduli padanya.
•••
"Mulai hari ini jangan pergi sendirian dan ada bodyguard yang menjaga kamu. Mereka sudah ada diluar hubungi saja mereka jika kamu butuh bantuan."
"......."
"Nomornya sudah saya kirim ke kamu, kalau gitu saya pergi dulu dan jangan lupa untuk makan" Ucapnya.
...... Sungguh ada apa ini, kenapa Jehan sangat baik pada nya padahal sebelumnya.....
#Flashback
Malam hari yang begitu dingin, angin berhembus kencang membuat Rylia menggigil kedinginan. Gadis itu tetap menunggu Jehan yang belum kembali dari kerjanya.
Sebenarnya gadis itu sengaja menyiapkan dinner untuk malam ini diluar karena ia ingin merasakan moment berdua bersama suaminya, sebagai pasangan yang romantis.
Namun, hingga pukul sebelas malam Jehan belum juga pulang. Gadis itu menunggu hingga tertidur saat mendengar suara mobil Rylia membuka matanya. Dia segera menghampiri dan menyambut Jehan dengan senyuman manis.
Rylia menuntun Jehan untuk mengikuti langkahnya hingga kehalaman belakang. Gadis itu tersenyum lebar.
”Maaf, mungkin makanannya sudah dingin. Bagaimana jika kita berdansa saja”
Rylia menunjukkan apa yang barusaja diketiknya pada Jehan. Perlahan gadis itu meraih tangan Jehan, menuntun untuk memegang pinggang nya.
Rylia tersenyum senang namun berbeda dengan Jehan yang hanya diam dengan wajah datarnya.
BUGHH!!!
Jehan mendorong tubuh Rylia hingga terjatuh dan membuat lututnya terluka.
"Ternyata kamu belum mengerti juga ... Berapa kali saya harus bilang hubungan kita hanya sebatas perjodohan."
"Saya tidak akan memiliki perasaan apapun sama kamu, percuma saja kamu lakukan ini, justru ini semakin membuat saya muak."
"Dan itu tidak akan pernah terjadi, jangan mimpi mengerti" ujar Jehan penuh penekanan.
Hujan mulai turun, Rylia masih berada disana sementara Jehan pria itu sudah masuk setelah menyelesaikan ucapannya.
Rylia tidak dapat menahan tangisannya. Hujan yang turun menyamarkan air matanya tetapi itu tidak dapat menutupi ucapan Jehan yang menyakiti relung hati kecil nya.
”Kenapa dia tidak bisa membuka hatinya, untukku”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments