ke makam mama

Clekk!...

Rylia menoleh mendengar suara pintu yang terbuka, dilihatnya Jehan yang memasuki ruangan.

"Kamu kenapa? ketakutan seperti itu?"

Rylia mengeleng.

"Yasudah ayo kamu bilang ingin pulang." Ajaknya, Jehan melangkah lebih dulu sementara Rylia mengikuti dari belakang.

Sepanjang perjalanan situasi nya sangat canggung, hal seperti ini sudah terbiasa bagi Rylia namun ada sedikit tanda tanya dibenaknya. Tentang Jehan yang sedikit berubah. Tentu saja Rylia menyadarinya, pria ini rela berlari untuk menolong dirinya.

"Kenapa? apa ada sesuatu yang ingin kamu tanya?" Kata Jehan, dia sadar Rylia terus mencuri pandang.

Rylia mengeleng, dia mengetik sesuatu.

"Terimakasih,"

"untuk apa?"

"Kamu sudah menolongku"

"tidak masalah." jawab Jehan.

Mereka kembali diam, kali ini Jehan mengehentikan mobilnya.

Dia menatap Rylia. "Apa ada yang kamu sembunyikan dari saya?" tanyanya tiba-tiba, Rylia menelan saliva nya.

Rylia mengeleng. "Kamu yakin? kamu tahu saya tidak suka dibohongi?"

Rylia mengangguk,

"Baiklah, kalau begitu tunggu sebentar disini." Jehan membuka pintu mobil dan keluar.

Rylia menghembuskan nafasnya, hampir saja dia kehabisan nafas.

"kenapa dia tiba-tiba berkata seperti itu..." Gumam nya.

Tak lama kemudian pria itu kembali dengan buket bunga ditangannya.

Dia menaruh bunga itu dikursi belakang dan melanjutkan perjalanan.

Kurang lebih lima belas menit mereka sampai disebuah tempat pemakaman.

Rylia turun dari mobil dengan kebingungan. Mengapa pria ini mengajak nya kemari.

"apa yang kamu lakukan, ayo ikuti saya." Seru Jehan.

Rylia berjalan mengikuti Jehan hingga kesebuah makam, bertuliskan nama seorang perempuan.

Pria itu menaruh buket yang dibeli nya tadi diatas gundukan tanah itu dan mengelus batu nisan nya.

"Maa... Aku datang. Maaf terlambat." Ucapannya.

Perlu diketahui, hari ini adalah hari ulang Mama Jehan. Setiap tahun, Jehan selalu kemari untuk mengucapkan selamat ulang tahun.

"Selamat ulang tahun, maa."

Rylia terdiam, dia kini menyadari bahwa kuburan didepan nya adalah Mama Jehan yang sudah meninggal. Sebenarnya Rylia tidak pernah kemari dan ini adalah kali pertama nya. Wajar saja dia tidak tahu..

"Ma, maaf, Jehan belum bisa menegakkan keadilan itu untuk mama." lirih nya. Entah sejak kapan tapi saat pria itu tengah menangis.

Dan untuk pertama kalinya, Rylia juga melihat Jehan yang begitu lemah, selama ini yang dia tahu adalah Jehan yang dingin dan kasar.

Rylia mensejajarkan dirinya, dia memeluk Jehan. menepuk-nepuk pundak nya.

"Kamu tahu Rylia, saya begitu hancur." ucapannya tiba-tiba."Saya tidak bisa melakukan apapun di saat Mama saya terluka. Saya hanya diam membiarkan semua terjadi." Tangisannya semakin pecah. Dada Jehan terasa sesak.

"Sedikitpun, saya tidak pernah berniat untuk menyakiti kamu. Saya hanya ingin kamu pergi dari hidup saya karena saya takut tidak bisa menjaga kamu." katanya. kali ini membuat Rylia terdiam menatap wajah sedih Jehan.

Rylia tidak berkata apapun, dia hanya bisa menepuk pundaknya. Sekarang, dia paham. Dibalik sifatnya yang keras dan dingin dia adalah pria yang rapuh.

"tidak apa-apa aku mengerti Jehan." batinnya.

Entah sejak kapan dan bagaimana dia jatuh cinta, tapi Jehan adalah cinta pertama Rylia. Meskipun dia begitu dingin dan keras tetapi dia penuh dengan perhatian. Mungkin dia tidak sadar tapi Rylia menyadari perhatian kecil nya

Seperti hari itu, saat Rylia sakit, pria itu diam-diam menjaga nya semalam, menyiapkan nya sarapan dan mengawasi nya dari kejauhan. Walaupun dia berkata tidak sekalipun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!