CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?

..."Bukan cinta, jika saja tidak merasakan tulusannya cinta yang luar biasa. Bukan cinta, jika saja rasa memiliki tidak lagi ada. Buktinya cinta hanya akan hadir, setelah rasa itu tumbuh di dalam hati yang mulai terbuka."...

...~~~...

Melihat Azura yang bergumam sendiri, seakan ingin membuat semua orang yang berada di dalam rumah itu tertawa, termasuk Mahen yang sedang menggendong tubuh Azura.

Puas memandangi atap rumahnya, Azura memutar matanya ke samping kanan. Dan begitu terkejutnya ia, pada saat melihat seorang laki-laki berwajah tampan, dengan iris mata tajam yang sudah menatapnya dalam.

Deg.

Keduanya saling beradu pandang untuk yang kedua kalinya lagi. Dan benar saja, rasanya seakan kembali merasakan, sebuah rasa yang sudah hilang sebelumnya.

Untuk beberapa menit keduanya saling menatap, seakan melupakan semua orang yang ada di dekatnya, termasuk Abi Ibrahim dan Ummi Safa yang menyaksikan momen itu.

Namun, detik kemudian Azura mulai tersadar kembali, dan begitu terkejut melihat keberadaan laki-laki tampan itu yang berada tepat di dekatnya, apalagi dengan posisi yang sedekat sekarang ini.

"Aaaaaa! A Mahen," pekik Azura dengan menutup mulutnya karena reflek berteriak, melihat wajah tampan yang dikaguminya itu berada tepat di dekatnya.

"Suttt! Berisik, nanti kamu jatuh," ucap Mahen dengan menegur Azura yang telah membuat gandeng telinganya itu sakit, karena teriakan dari gadis itu.

"Hah, jatuh? Aaaaaa, A Mahen gendong aku?" tanya Azura merasa begitu bahagia bisa digendong oleh laki-laki yang disukainya itu.

"Iya, tapi cukup Azura! Jangan seperti itu, nanti jatuh. Lagian, tadi kamu tidurnya pulas banget makanya Mahen gendong sampai rumah. Eh, malah udah bangun saja sekarang," jelas Mahen agar tidak membuat gadis itu terlalu kepedean nantinya.

Wajah Azura tiba-tiba berubah menjadi cemberut, karena memang jawaban dari Mahen tidak seperti yang diinginkan olehnya itu. Namun, hal terduga malah dilakukan oleh Mahen. Laki-laki itu menurun kembali tubuh Azura seperti semula, karena gadis itu telah bangun dari tidur pulasnya.

"Eh, kok diturunin? Kan belum sampai di kamar Azura," kata Azura yang heran, melihat Mahen yang menurunkan tubuhnya.

"Azura, kamu itu sudah besar Nak! Enggak boleh di gendong terus gitu sama Mahendra dong. Sudah masuk kamar saja sendiri ya? Mahen pasti sudah pegal-pegal sudah gendang kamu tadi," ujar Ummi Safa memberikan pengertian.

"Ih, Ummi! Azura kan masih mau dekat sama A Mahen," kata gadis itu tidak sengaja berucap yang akan menimbulkan kecurigaan kedua orangtuanya itu.

"Hah, maksudnya apa Azura?" tanya Abi Ibrahim yang merasa heran akan ucapan Azura barusan.

"Eh, maksudnya itu Azura masih mau berlama-lama dulu sama A Mahen, gitu Abi. Soalnya kan' selama di Bandung, Azura enggak bisa bebas ketemu A Mahen seperti sekarang ini," jawab gadis itu dengan mencari alasan yang tepat.

"Oh ya udah, kita masuk ke dalam sambil istirahat. Pasti Mahen capek banget itu, karena sudah menempuh perjalanan cukup jauh," kata Abi Ibrahim dengan begitu pengertian.

"Iya, betul itu Mahen. Kamu di sini dulu istirahat, biar Ummi buatkan teh hangat untuk kamu," sahut Ummi Safa yang ikut menimpali perkataan suaminya.

Mahen hanya tersenyum dan mengangguk. "Iya Tante, Paman. Mahen akan di sini dulu," ucapnya dengan mengikut langkah Abi Ibrahim dan Ummi Safa yang membawanya ke sofa ruang tamu.

"Nah gitu dong, Mahen. Kamu itu harus sering-sering ke sini, biar kita tuh dekat dengan kamu," kata Abi Ibrahim setelah sekian lama tidak bertemu dengan keponakannya itu.

"Iya, Paman. Ini juga kebetulan Mahen anterin Azura pulang sesuai janji. Dan sekalian nanti mau ketemu sama Umma dan Baba," seru Mahen yang juga memiliki niat lain.

"Wah kebetulan sekali, nanti kamu bawa Azura ke rumah ayahmu itu ya? Azura katanya pengen banget ketemu sama Om dan Tante nya itu," ucap Abi Ibrahim dengan begitu ramah.

"Iya, Paman. Insya allah, Mahen bawa Azura nanti," jawab Mahen sembari melirik Azura yang sedari tadi hanya senyum-senyum saja, memandanginya dari jarak yang lumayan dekat.

Beberapa menit kemudian, seseorang laki-laki tiba-tiba datang ke rumah Abi Ibrahim, dengan memakai pakaian khas santri yang sama seperti Mahen. Dan ia adalah Jibril, sosok yang sempat akan dinikahkan dengan Azura sebelumnya.

"Assalamualaikum, Abi Ibrahim Ummi Safa. Maaf menggangu waktu kalian semua," ucap Jibril dengan begitu sopannya, walupun terkesan tidak pas waktunya.

Semua mata tiba-tiba tertuju kepadanya, seakan ada sebuah badai yang akan datang di dalam damainya lautan.

"Waalaikumsalam. Iya, Jibril. Ada apa datang ke sini? Tumben-tumbenan, biasanya ngasih kabar dulu, jika ingin datang ke mari." Abi Ibrahim mulai bersuara.

"Iya, Abi. Maaf belum sempat kasih kabar, soalnya Jibril buru-buru datang ke sini, setelah tahu jika calon istriku telah kembali lagi ke rumah Abi Ibrahim," jawab Jibril dengan sesekali melirik Azura yang nampak diam saja.

"Emmm ... iya, Azura telah kembali. Dan baru saja di antar oleh sepupunya, Mahen." Ummi Safa menyahut ucapan dari Jibril.

"Alhamdulillah, syukurlah. Azura kamu baik-baik saja, kan?" tanya Jibril yang tiba-tiba saja mendekati Azura dan berjongkok di hadapan calon istrinya itu.

Pandangan semua orang langsung tertuju kepada Jibril yang tiba-tiba saja menghampiri Azura, dengan tanpa berbasa-basi dulu. Dan itu pun dapat menarik perhatian Mahen untuk melihatnya.

"Iya, Azura baik-baik saja kok Jibril," jawab Azura begitu ketus, karena emang dari awalnya gadis itu tidak ingin menikah dengan Jibril.

"Alhamdulillah, aku sangat merindukanmu selama ini. Dan akhirnya, kita bisa kembali bertemu lagi. Aku sangat senang, kita bisa segera melanjutkan acara pernikahan kita lagi yang sempat tertunda dua minggu yang lalu, Azura." Jibril tiba-tiba berucap seperti itu di hadapan kedua orangtuanya Azura dan juga Mahendra.

Azura hanya diam, dia nampak tersenyum tipis, karena bingung harus menjawab apa. Dan dia juga, belum mau untuk menikah dalam waktu dekat ini. Terlebih, laki-laki yang dicintainya juga berada di dalam rumahnya sekarang ini, apalagi melihat Jibril bersamanya.

Ummi Safa dan Abi Ibrahim tidak mempermasalahkan itu, jika saja Azura masih menginginkan pernikahannya di adakan kembali. Namun, keduanya begitu khawatir, jika saja hal yang sama terulang kembali kepada putrinya.

Mahen yang melihat drama dari Jibril, seakan merasa tidak suka, karena dirasa sikap Jibril terlalu berlebihan, dan terkesan terburu-buru sehingga membuat Azura tidak nyaman. Dan ia juga tidak suka, jika Azura berdekatan dengan laki-laki yang bernama Jibril itu, walaupun Jibril telah menjadi calon suaminya Azura.

"Entah kenapa, aku tidak begitu menyukai laki-laki itu. Dan aku seakan ingin marah, jika laki-laki itu sampai berdekatan dengan Azura. Apa mungkin, aku cemburu?" gumam Mahen di dalam hatinya, dengan kedua mata yang menatap kepada Azura dan Jibril, dan tidak luput dari pandangan matanya.

.

.

.

Hayo, cemburu gak tuh? Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan berikan like sama komentar kalian yang banyak ya! Jangan sampai ketinggalan loh!

Oh ha, info sedikit. Untuk Chapter 17, kalian bisa baca lagi ya reader, soalnya ada perubahan dan penambahan, karena kemarin itu banyak typonya dan ada beberapa yang belum ketulis. Kalian bisa baca ulang lagi ya! Maaf atas ketidak nyamannya loh! Happy reading, oke?

Episodes
1 CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2 CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3 CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4 CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5 CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6 CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7 CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8 CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9 CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10 CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11 CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12 CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13 CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14 CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15 CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16 CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17 CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18 CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19 CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20 CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21 CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22 CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23 CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24 CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25 CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26 CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27 CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28 CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29 CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30 CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31 CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32 CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33 CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34 CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35 CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36 CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37 CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38 CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39 CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40 CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41 CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42 CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43 CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44 CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45 CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46 CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47 CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48 CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49 CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50 CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51 CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52 CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53 CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54 CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55 CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56 CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57 CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58 CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59 CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60 CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61 CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62 CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63 CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64 CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65 CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66 CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67 CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68 CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69 CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70 CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71 CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72 CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73 CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74 CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75 CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76 CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77 CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78 CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79 CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80 CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak
Episodes

Updated 80 Episodes

1
CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2
CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4
CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5
CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6
CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7
CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8
CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10
CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11
CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12
CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13
CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14
CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15
CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16
CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17
CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18
CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20
CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21
CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22
CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23
CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24
CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25
CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26
CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27
CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28
CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29
CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30
CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31
CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32
CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34
CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35
CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36
CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37
CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38
CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39
CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40
CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41
CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42
CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43
CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44
CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45
CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46
CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47
CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48
CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49
CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50
CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51
CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52
CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53
CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54
CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55
CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56
CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57
CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58
CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59
CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60
CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61
CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62
CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63
CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64
CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65
CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66
CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67
CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68
CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69
CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70
CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71
CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72
CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73
CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74
CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75
CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76
CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77
CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78
CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79
CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80
CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!