CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini

..."Jangan berbicara, jika tidak mampu mengucapkan. Dan jika saja cinta tidak lagi diterima, maka dunia pun seakan menangis, mewakili perjuangan yang kian runtuh karena kenyataan. Menerima orang baru pun tidak akan semudah yang dibayangkan."...

...~~~...

Melihatan reaksi dari Azura, Rahma seakan yakin, jika di antara Mahen dan Azura itu memiliki hubungan yang serius.

"Ka--mu tahu dari mana Rahma? Aku berada di luar dengan A Mahen?" tanya Azura sedikit terbata, karena takut jika Rahma mendengarkan obrolannya tadi itu semuanya.

"Dari cara kamu menjawabnya pun sudah bisa aku simpulan. Kamu memiliki hubungan khusus kan' dengan cucu Kyai itu?" ujar Rahma memprovokasi Azura.

"Enggak kok. Mana ada Azura dekat sama A Mahen? Lagian itu tadi kamu lihat hanya dari kejauhan saja, Azura hanya tidak sengaja bertemu dengan A Mahen makanya kita bertemu dan saling menyapa," jawab Azura sedikit berbohong kepada Rahma.

Rahma sekilas menatap wajah Azura yang nampak resah, walupun terlihat dari jawabannya cukup bisa dimengerti.

"Benarkah kalian hanya saling berpapasan?" tanya Rahma untuk memastikan kembali kebenarannya.

Azura langsung mengangguk cepat. "Iya, Rahma, kita hanya berpapasan saja," jawabnya dengan sedikit menunduk.

"Bagaimana mungkin seorang santri putri bisa berjalan-jalan melewati rumah Kyai Harun? Sedangkan jarang sekali para santri datang ke sana, kecuali ada kepentingan mendesak yang mengharuskannya untuk datang ke rumah Kyai," ucap Rahma membuat Azura diam membisu.

Deg.

Azura masih saja diam, dia sungguh terkejut atas ucapan Rahma yang sudah tahu betul seluk beluk pesantren tesebut, sehingga membuat Azura susah untuk mengelaknya lagi.

"Iya, Rahma. Azura memang bertemu dengan A Mahen untuk menanyakan tentang perempuan di masa lalunya yang bernama Rima, tapi sayangnya dia tidak memberikan informasi apa-apa soal perempuan itu," ucap Azura yang akhirnya jujur kepada Rahma.

"Nah kan, kata aku juga apa. Kamu masih saja mencari tahu tentang Rima. Cukup, Azura! Jangan mencari tahu informasi tentang Rima, kerana luka yang dialami oleh Ustaz Mahen itu tidak akan pernah bisa dicaritakan kepada siapapun, kecuali dia sendiri yang ingin mengatakannya kepadamu," sahut Rahma yang sempat menyimpan perasaan juga kepada Ustaz Mahen.

"Ya kan, Azura mau tahu soal Rima, karena Azura rasa ada yang ganjal dari semua yang diceritakan oleh Alif. Azura juga ingin tahu, seperti apa wanita yang sudah menyakiti hati A Mahen itu," kata Azura dengan memikirkan wanita yang sudah menyakiti hati pujaan hatinya itu.

"Sudahlah Azura, kamu sabar aja dulu. Sampai Ustaz Mahen sendiri yang mengatakannya kenapamu. Apapun masalahnya, pasti suatu saat akan kamu ketahui, jika memang kamu sangat ingin tahu tentang masa lalunya itu," balas Rahma sembari memberikan pengertian kepada Azura.

Sejenak Azura terdiam untuk memikirkannya sebentar. "Ya, Azura akan tunggu hari di mana A Mahen mau menceritakan semuanya kepada Azura, tanpa Azura sendiri yang memintanya," ucap gadis itu dengan begitu yakin.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dua Minggu Kemudian.

Hari berlalu begitu cepat, hari mulai membawa semua manusia dengan berbagai cerita. Sampai tiba di mana, Azura akan dibawa pulang ke Jakarta, sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya dengan Kyai Harun dua minggu yang lalu.

Dua minggu sudah Azura lalui di Pesantren Darussalam dengan berbagai rintangan, cerita, dan kisah yang tidak pernah wanita itu bayangkan akan sampai di detik sekarang ini.

Hembusan nafas keluar dari hidungnya yang mancung. Wanita dewasa itu telah selesai membereskan bajunya ke dalam koper, baju yang diberikan oleh neneknya Mahen yang tidak lain adalah Nenek Salamah yang sering dipanggil Bu Nyai di sana oleh para santri.

"Huh, akhirnya selesai juga. Sekarang, aku akan kembali lagi ke Jakarta. Mungkin sudah cukup di sini perjuanganku untuk mendepatkan hati A Mahen," ucap gadis itu dengan tersenyum getir. Entah apa yang dialaminya selama dua minggu ke belakang ini.

Tidak lama dari itu, suara dari seseorang terdengar dari balik pintu kamar asrama putri. Ia adalah Rahma, temannya yang datang untuk melihat Azura, karena ini adalah hari terakhi Azura berada di Pesantren Darussalam.

"Azura, kamu beneran mau pulang sekarang?" tanya Rahma dengan wajah yang sudah sedih.

"Iya, aku harus pulang sekarang Rahma, karena Ummi dan Abi pasti sudah menunggu Azura di rumah, apalagi setelah kejadian Azura kabur dari pernikahan, dan pastinya itu akan membuat malu Abi." Azura berucap dengan diri yang sudah belajar lebih dewasa lagi.

"Ya udah, jika emang itu adalah keputusan kamu. Semoga kamu bisa melanjutkan hidup dengan baik lagi ya? Mudah-mudahan, kamu bisa mendapatkan jodoh yang sangat kamu inginkan," ucap Rahma dengan memberikan pelukan hangat kepada sang sahabat.

"Aamiin. Doa yang sama untuk kamu juga ya, Rahma. Azura tinggal dulu, kamu hati-hati di sini, kalau ada yang menggangumu langsung kabari aku aja ya?" ucap Azura dengan tersenyum lebar dan memberikan salam perpisahan, sebelum ia sepenuhnya pergi dari tempat itu.

"Azura ayo, Mahen tunggu di depan ya?" ucap Mahen di depan asrama putri yang terdengar oleh Azura dan Rahma.

"Iya, A Mahen tunggu sebentar." Azura menjawab dari dalam dan segara mengangkat tas ranselnya.

"Tuh, A Mahen sudah menunggu Azura di depan. Ayo kita ke depan biar bisa lihat kamu sebelum aku pergi ke Jakarta," kata Azura dengan menggandeng tangan Rahma.

Rahma tersenyum dan mengangguk, dengan kedua mata yang nampak menetaskan air mata, karena sebentar lagi akan berpisah dengan sahabat baiknya itu.

Beberapa menit kemudian, keduanya telah sampai di depan gerbang, dan sudah ada Mahen yang menunggu Azura di depan mobil kakeknya.

Mahen melihat Azura dari kejauhan, ada rasa yang tidak menentu yang ia rasakan, karena mendapati Azura yang sekarang sudah banyak berubah. Terlebih lagi, rasa cintanya terhadap Rima sudah tidak ia pikirkan lagi.

"Ayo A Mahen, Azura sudah siap," ucap Azura sembari tersenyum manis kepada ustaz muda itu.

"Oh ya, masuk saja Azura. Biar tas ranselnya di bagasi saja," sahut Mahen dengan mengambil alih tas ransel Azura dari tangannya itu.

"Ini A, makasih ya." Azura tersenyum manis, melihat perhatian kecil dari Mahen yang jarang ditunjukan oleh laki-laki itu selama ia berada di Pesantren Darussalam.

"Oh ya, Rahma. Aku pulang dulu ya? Harus merindukan Azura loh!" ucap Azura dengan memeluk kembali tubuh Rahma.

"Itu sudah pasti. Aku akan merindukan keceriaanmu itu," balas Rahma yang semakin sedih melihat Azura akan pergi.

Azura tersenyum dan masuk ke dalam mobil bersama Mahan. Dan tidak lama dari itu, mobil itu melanju meninggalkan kawasan pesantren.

.

.

.

Hayo udah penasaran kan? Ditunggu update terbarunya ya! Jangan sampai ketinggalan loh. Berikan like sama komentar kalian yang banyak, oke! Jangan sampai kosong loh!

Episodes
1 CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2 CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3 CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4 CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5 CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6 CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7 CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8 CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9 CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10 CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11 CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12 CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13 CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14 CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15 CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16 CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17 CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18 CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19 CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20 CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21 CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22 CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23 CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24 CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25 CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26 CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27 CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28 CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29 CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30 CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31 CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32 CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33 CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34 CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35 CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36 CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37 CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38 CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39 CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40 CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41 CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42 CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43 CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44 CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45 CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46 CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47 CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48 CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49 CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50 CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51 CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52 CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53 CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54 CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55 CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56 CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57 CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58 CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59 CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60 CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61 CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62 CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63 CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64 CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65 CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66 CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67 CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68 CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69 CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70 CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71 CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72 CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73 CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74 CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75 CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76 CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77 CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78 CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79 CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80 CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak
Episodes

Updated 80 Episodes

1
CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2
CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4
CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5
CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6
CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7
CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8
CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10
CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11
CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12
CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13
CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14
CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15
CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16
CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17
CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18
CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20
CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21
CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22
CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23
CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24
CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25
CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26
CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27
CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28
CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29
CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30
CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31
CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32
CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34
CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35
CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36
CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37
CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38
CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39
CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40
CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41
CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42
CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43
CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44
CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45
CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46
CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47
CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48
CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49
CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50
CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51
CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52
CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53
CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54
CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55
CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56
CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57
CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58
CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59
CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60
CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61
CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62
CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63
CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64
CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65
CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66
CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67
CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68
CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69
CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70
CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71
CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72
CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73
CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74
CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75
CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76
CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77
CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78
CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79
CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80
CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!