CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya

..."Seseorang bisa saja diam, jika ada orang yang bertanya akan masa lalunya. Akan tetapi, di dalam dirinya menyimpan duka yang amat menyakitkan, sehingga lupa akan caranya menyembuhkan."...

...~~~...

Di dalam sebuah pesantren, para santri mulai melaksanakan aktivitas seperti hari-hari biasanya. Di mana matahari sudah mulai terbit, sehingga membuat semua para pribumi bisa melakukan aktivitas seperti biasanya lagi, termasuk di Pesantren Darussalam yang berada di Bandung.

Seorang wanita cantik tengah berada di dalam sebuah madrasah dan di dalamnya, sudah ada santri lainnya dan juga guru yang mengajar di sana. Terlihat sekali, dari beberapa santri di sana memperhatikan, serta mendengarkan penjelasan dari Ustaz Mahen yang mengajar di sana.

Akan tetapi, ada satu santri putri yang tidak seperti itu. Bukannya mendengarkan atau memperhatikan tentang apa yang dijelaskan oleh Ustaz Mahen---cucu pengurus ponpes pesantren di sana, ini malah terus memperhatikan wajah tampan rupawan milik ustaz muda itu. Ya, dia adalah Azura, santri putri baru di Pesantren Darussalam yang kebetulan begitu tertarik kepada Mahen, setelah sekian lama tidak bertemu dengan sepupunya itu.

"Bagaimana, sudah paham semua pembahasan soal mubtada sama khabarnya?" tanya Mahen kepada para santri yang diajarkan olehnya itu.

"Na'am, insya Allah paham Ustaz," jawab para santri putra dan putri yang terhalang oleh hijab itu.

"Hem, bagus," kata Mahen yang bersyukur para santri itu bisa paham akan pembelajarannya hari ini.

Sebelum itu, tatapan mata Mahen malah tertuju kepada Azura yang hanya diam saja, dengan menopang kedua tangannya di dagunya itu sembari menatap lekat wajah tampan miliknya.

"Azura, tolong jelaskan apa yang telah kita bahas di pembelajaran hari ini!" pinta Mahen kepada gadis cantik itu.

"Hah apa, A Mahen?" tanya Azura karena terkejut mendapati pertanyaan seperti itu, padahal dirinya saja tidak memperhatikan pelajarannya.

Mahen menatap sekilas dan kembali menunjuk ke arah bor yang sudah ada tulisan tentang pembelajaran ilmu nahwu hari ini.

"Coba jelaskan, apa itu pengertian dari mubtada dan khobar!" ucap Mahen yang kembali mengulangi pertanyaannya kepada Azura.

"Aduh, Azura enggak tahu lagi penjelasan apa yang dimaksud oleh A Mahen itu, soalnya enggak merhatiin tadi. Eh, tapi Abi pernah bilang, mubtada sama khobar itu adalah sebuah hukum yang saling membutuhkan. Hem, Azura punya ide buat jawabannya," ucap Azura di dalam hatinya sembari tersenyum manis.

"Cepat jawab, Azura! Jika tidak, kamu akan di hukum di depan teman-teman kamu yang lainnya, karena tidak memperhatikan pelajaran hari ini," kata Mahen yang menakuti-nakuti Azura agar gadis itu cepat menjawab pertanyaannya.

"Iya-iya, sabar dong A Mahen! Ini juga mau dijawab," sahut Azura sembari tersenyum dan bukannya takut jika ditanya seperti itu oleh Mahen yang terkenal ustaz kiler di sana.

"Cepat jawab, jika sudah ada jawabannya!" tegas Mahen untuk kesekian kalinya berkata seperti itu kepada Azura.

Azura tersenyum dan mulai menyiapkan diri untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Mahen kepada dirinya.

"Mubtada dan khobar itu adalah aku dan kamu," jawab gadis itu dengan tanpa malu berkata seperti itu di umurnya yang sudah kelapa dua itu.

"Yang benar, Azura jawabnya!" tegas Mahen yang mulai kesal, karena jawaban Azura tidak seperti yang dijelaskan olehnya.

"Ya terus, kalau bukan itu apa jawabnya?" tanya Azura kepada laki-laki yang mengajar di sana sekaligus saudara sepupunya itu.

"Huh, Mubtada dan khobar itu adalah kata yang saling berkaitan yang nantinya akan menghasilkan sebuah kalimat sempura. Paham, Azura?" jawab Mahen sembari menanyakan pendapat Azura atas penjelasnya itu.

"Oh gitu, paham kok A Mahen," seru Azura yang hanya menganggukkan kepalanya saja, sembari menatap wajah itu.

"Bagus kalau paham," ujar Mahen yang mulai tidak habis pikir dengan sikapnya Azura, karena terus membuat dirinya tidak tenang. Namun tidak lama dari itu, Mahen kembali menghadap kepada bor yang telah berisi tulisan sepidol yang ia pegang itu.

"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura sembari tersenyum manis.

Deg.

Mahen terdiam sesat, setelah mendengarkan apa yang wanita cantik itu ucapkan. Akan tetapi, saura dari para santri yang lainnnya membuat Mahen kembali sadar dari keterkejutannya itu.

"Cie, cie. Ustaz Mahen digombalin santri baru itu," sorak para santri putri yang lainnya dengan begitu heboh, melihat Azura berkata seperti itu kepada ustaz muda yang dikenal kiler itu, ditambah ada beberapa santri putri yang lainnya iri atas tindakan Azura yang lancang itu.

Mendengar sorakan itu, Mahen pun berbalik dan menatap para santri yang diajarnya itu dengan tatapan mata tajam.

"Semua diam! Jangan ada yang berbicara!" tegas Mahen yang tidak mau timbul masalah lainnya, atau fitnah yang tidak diinginkan nantinya.

Semuanya langsung diam, terkecuali Azura yang cengengesan sendiri sembari menatap wajah Mahen yang nampak menyeramkan, jika sedang tegas dan marah kepada orang.

"A Mahen tatap tampan deh, walupun lagi kesal kayak gitu," ucap Azura tiba-tiba dan sekali lagi membuat Mahen menatapnya tajam.

"Cukup, Azura! Perhatikan! Dan kita lanjutkan kembali pengajarannya," kata Mahen menegur Azura atas ucapannya itu.

"Oke, siap. Ustaz tampan," balas Azura yang tanpa rasa bersalah bersikap santai saja, walupun dari raut wajah Mahen sudah terlihat sangat marah dan kesal.

...****************...

Sepulang dari madrasah, bukannya langsung kembali ke asrama putri, Azura malah diam menunggu Mahen yang masih membereskan kitabnya di atas meja.

Kedua sudut mata Mahen tertarik untuk melihat kepada Azura yang juga belum keluar dari madrasah itu.

"Kenapa kamu belum keluar dari sini, Azura? Cepatlah keluar, karena Mahen pun akan segala keluar," ujar laki-laki tempan itu kepada sang gadis.

"Azura lagi menunggu A Mahen di sini," jawab wanita itu sembari tetap berada di madrasah itu.

"Baiklah, nanti tutup kembali pintunya," ujar Mahen yang malah menjawab seperti itu kepada gadis yang sudah menunggunya cukup lama itu.

"Jutek dan cuek sekali si, A Mahen. Malah dingin juga, emangnya kenapa si?" tanya Azura sembari menghampiri Mahendra yang belum sempat keluar dari madrasah tersebut.

"Itu bukan urusanmu, Azura." Mahen menjawab sembari pergi meninggalkan Azura sendirian, tanpa memberikan jawaban yang pasti.

Azura nampak terdiam sejenak dan kembali bertanya, "Tapi, kenapa A Mahen? Emanngnya ada apa di balik sikap dingin dan cuek yang A Mahen tunjukan itu?"

Mahen berbaik sejenak, karena belum terlalu jauh juga jalannya. "Tidak semua hal perlu dikatakan kepada semua orang dan ada hal yang tidak bisa orang lain ketahui," ucapnya sembri meninggalkan Azura sendirian di sana.

.

.

.

Hayo penasaran, kan? Apa ya reaksi Azura nanti? Yuk ikuti kelanjutannya! Jangan lupa berikan like sama komentar kalian yang banyak dulu ya! jangan sampai ketinggalan loh.

Episodes
1 CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2 CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3 CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4 CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5 CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6 CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7 CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8 CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9 CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10 CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11 CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12 CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13 CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14 CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15 CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16 CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17 CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18 CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19 CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20 CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21 CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22 CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23 CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24 CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25 CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26 CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27 CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28 CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29 CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30 CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31 CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32 CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33 CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34 CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35 CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36 CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37 CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38 CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39 CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40 CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41 CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42 CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43 CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44 CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45 CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46 CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47 CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48 CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49 CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50 CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51 CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52 CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53 CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54 CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55 CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56 CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57 CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58 CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59 CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60 CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61 CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62 CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63 CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64 CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65 CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66 CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67 CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68 CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69 CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70 CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71 CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72 CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73 CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74 CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75 CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76 CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77 CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78 CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79 CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
Episodes

Updated 79 Episodes

1
CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2
CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4
CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5
CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6
CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7
CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8
CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10
CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11
CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12
CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13
CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14
CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15
CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16
CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17
CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18
CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20
CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21
CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22
CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23
CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24
CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25
CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26
CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27
CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28
CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29
CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30
CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31
CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32
CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34
CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35
CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36
CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37
CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38
CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39
CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40
CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41
CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42
CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43
CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44
CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45
CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46
CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47
CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48
CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49
CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50
CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51
CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52
CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53
CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54
CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55
CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56
CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57
CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58
CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59
CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60
CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61
CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62
CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63
CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64
CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65
CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66
CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67
CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68
CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69
CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70
CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71
CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72
CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73
CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74
CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75
CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76
CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77
CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78
CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79
CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!