CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!

..."Untuk mencapai sebuah tujuan, memerlukan sebuah perjuangan. Semua tergantung usaha dalam memperjuangkannya, sebab yang diinginkan hanya akan tercapai dengan ikhtiar dan usaha."...

...~~~...

Sontak saja kedua matanya membuat sempurna, dengan Mahen yang sudah menatap wajah Azura begitu lekat. Namun, dengan sigap laki-laki itu memberikan jawaban atas pertanyaanya.

"Belajar dulu yang benar, baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah tanpa ekspesi. Bahkan terkesan cuek sekali.

"What?" Azura beraksi begitu tidak percaya, karena Mahen malah menjawabnya seperti itu. Bahkan, gadis itu sampai dibuat menganga oleh jawaban yang menohok dari Mahen.

"Apa ini, A Mahen malah bilang kayak begitu? Azura ajakin nikah, malah disuruh belajar," tutur azura sekali lagi dengan wajah masam.

"Jika kamu mau menikah, belajar dulu yang bener, pahami ilmu agamanya biar tahu artinya sebuah pernikahan. Baru deh bisa menikah. Kemarin aja kamu kabur dari pernikahan, sekarang udah mau menikah lagi. Mau A Mahen antarkan ke rumah Paman Ibrahim, hem?" ujar Mahen kepada gadis yang sudah dewasa itu.

"Yeh, itu kan Azura enggak mau menikah sama Jibril, kalau nikahnya sama A Mahen. Azura sekarang juga siap kok," balas gadis itu dengan tersenyum manis.

"Ada-ada aja kamu ini, Azura. Sudah sana, kembali lagi ke asrama!" kata Mahen sembari menggelengkan kepalanya.

"Azura serius, A Mahen. Azura mau menikah sama A Mahen," ucap Azura sekali lagi dengan meyakinkan Mahen.

"Sudahlah, Azura! Jangan becanda begitu. Kembalilah ke asrama putri!" sahut Mahen dengan jawaban yang masih sama.

Mahen dengan sigap berbalik kembali, menghadap rumput-rumput hijau di dapannya itu, hendak melanjutkan aktivitasnya kembali. Namun, suara dari Azura kembali menghentikan niatnya itu.

"Azura cinta sama A Mahen. Mari kita menikah," ucap Azura dengan penuh ketulusan dan tatapan mata yang memancarkan, sebuah kata cinta yang begitu dalam.

Deg.

Mahen terdiam, dia masih meyakinkan diri atas apa yang diucapkan oleh Azura. Terlebih lagi, perkataan dari gadis itu seakan begitu dalam dan bukan candaan.

Tidak lama dari itu, tubuh Mahen kembali berhadapan dengan Azura. Dan benar saja, gadis itu nampaknya serius berkata seperti itu kepada Mahen.

"Apa yang kamu katakan, Azura? Kita ini saudara. Mana bisa, kamu ingin menikah dengaku?" ujar Mahen yang dirinya pun masih terbalut luka yang amat dalam di dalam hatinya.

"Ya memang benar, kita saudara sepupu A, tapi Azura mencintai A Mahen. Tolong menikahlah dengan Azura ya?" kata gadis itu dengan pebuh harapan.

"Maaf, Azura. A Mahen enggak bisa menikah sekarang. Fokuslah dengan hidupmu sendiri, karena di luar sana masih ada laki-laki yang pantas menjadi suamimu," kata Mahen sembari menundukan kepalanya, karena tidak kuasa melihat air mata perempuan yang jatuh.

Azura tersenyum tipis, ia mengusap air matanya yang hampir jatuh. Dengan sekuat mungkin, menahan rasa sakit di hatinya.

"Haha, aku cuma becanda kok. A Mahen malah menganggap serius semuanya. Santai aja kali," ujar Azura dengan tertawa lepas di hadapan Mahen.

Sontak saja, hal itu mampu menarik perhatian Mahen. Dengan segera, wajah tampan itu kembali menatap kepada Azura, seakan melihat kesedihan yang berubah dengan keceriaan gadis itu.

"Kamu ini memang lagi becanda, atau kata-katamu itu benar?" tanya Mahen sedikit ragu, karena tadi melihat Azura nampak berbeda.

"Iya, Azura cuma bercanda kok. Mau tes respon A Mahen aja kayaknya seru gitu," cetus Azura kembali ke sifat aslinya yang. ceria.

"Ya udah, kalau memang benar begitu. Asalkan enggak diulangi lagi ya?" seru Mahen dengan memberi peringatan kepada Azura.

"Siap, A Mahen. Kalaupun benar terjadi juga enggak papa dong," sahut Azura dengan memberikan kode.

"Udah deh, jangan ngaco begitu lagi Azura! A Mahen sudah anggap kamu adik A Mahen sendiri. Sana balik ke asrama lagi," kata Mahen tidak ingin Azura berkata melantur lagi.

"Iya-iya, enggak gitu lagi, tapi gak janji. Ni Azura balik ya ke asrama. Nanti A Mahen kangen loh sama Azura," ucap gadis itu dengan mengedipkan sebelah matanya sebelum pergi.

"Udah sana pergi, nanti kamu dimarahin Kakek mau?" Mahen sekali lagi menakut-nakuti Azura kembali.

"Eh, enggak mau. Ini Azura pulang kok. Dadah calon suami masa depan," balas Azura yang langsung saja pergi dari hadapan Mahen.

Mahen hanya bisa menggelengkan kepalanya saja, melihat tingkah Azura yang masih saja seperti anak kecil. Tidak jauh berbeda seperti dulu, keduanya masih kecil dan sering bermain.

"Ada-ada aja itu Azura. Sudah gede masih saja kayak anak remaja begitu," ucapnya sembari melanjutkan kembali aktivitasnya yang sempat tertunda, dengan dilanjutkan oleh menyiram tanaman dan mengajar.

Sedangkan Azura, gadis itu berjalan pelan, setelah pergi dari rumah Kyai Harun. Dan kini wajah yang ceria itu berganti, dengan wajah masam dan diselimuti rasa yang sulut untuk diungkapkan.

Dengan tatapan kosong ke depan. Dan di tengah-tengah para santri yang berlalu lalang, gadis itu hanya terfokus oleh hati dan pikirannya sendiri.

"Andai saja A Mahen tahu, jika sebenarnya apa yang Azura katakan tadi itu adalah sebuah kebenaran. Dan andai saja, A Mahen memiliki perasaan yang sama seperti yang Azura rasakan selama bertahun-tahun lamanya ini. Mungkin saja, kita sudah menikah sekarang. Dan aku, tidak akan dijodohkan oleh Abi dengan Jibril," ucap Azura di dalam hatinya sampai, ia masuk kembali ke dalam asrama putri yang di dalam kamarnya, kebetulan tidak ada temannya yang lain.

Azura masuk ke dalam kamar itu dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang tidak terlalu besar itu.

"Huh, semuanya sudah berlalu. Perasaan ini tetap masih sama seprti dulu. Dan jantung ini, seakan terus berdetak sewaktu Azura dekat dengan A Mahen. Bertahun-tahun lamanya, Azura menunggu waktu di mana, kita akan bertemu kembali di usia yang sudah matang. Namun ternyata, selama ini janji kecil A Mahen itu hanya kata, dan hanya Azura yang mencintai A Mahan. Cintaku bertepuk sebelah tangan, walupun Azura sudah berusaha menunggu, dan menjaga hati ini untuk A Mahen. Dan sekarang, Azura harus memupuk harapan ini lagi," kata gadis itu dengan meratapi hidupnya dan rasa sakit yang terasa begitu dalam dirasakan oleh hati kecilnya itu.

Dengan waktu yang cukup lama, Azura masih percaya jika janji di waktu kecil Mahen itu adalah nyata. Namun ternyata, hanya dia saja yang mengangap perkataan Mahen dulu itu benar, sedangkan laki-laki itu hanya mengangapnya sebagai adik, tidak lebih dari itu.

Sejauh ini, Azura menyimpan perasaanya dalam-dalam, apalagi sekarang ia harus memupuk perasaan itu, karena nyatanya Mahen tidak sama seperti yang ia bayangkan selama ini. Entah kapan perasaannya itu akan terbalas, jika cintanya saja bertepuk sebelah tangan.

"Ini terlalu sakit, tapi masih ada peluang untuk aku mendapatkan hati A Mahen. Sebelum ada wanita lain yang mengisi hatinya, Azura harus berusaha mendapatkan hati A Mahen," ucap Azura dengan meyakinkan dirinya akan sebuah usaha dan keberhasilan.

.

.

.

Hayo, kepo gak ni sama janji Mahen dulu? Pasti udah ada yang tahu, kan? Kalau udah baca novel sincere love my husband. Di sana Mahen janji loh sama Azura. Sabar dulu ya? Tar Dek Author ceritain lagi. Ditunggu ya! Jangan lupa juga berikan like sama komentar kalian yang banyak dulu ya! Jangan sampai kosong loh!

Episodes
1 CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2 CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3 CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4 CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5 CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6 CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7 CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8 CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9 CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10 CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11 CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12 CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13 CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14 CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15 CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16 CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17 CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18 CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19 CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20 CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21 CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22 CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23 CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24 CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25 CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26 CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27 CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28 CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29 CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30 CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31 CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32 CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33 CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34 CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35 CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36 CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37 CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38 CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39 CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40 CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41 CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42 CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43 CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44 CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45 CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46 CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47 CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48 CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49 CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50 CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51 CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52 CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53 CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54 CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55 CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56 CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57 CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58 CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59 CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60 CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61 CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62 CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63 CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64 CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65 CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66 CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67 CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68 CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69 CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70 CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71 CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72 CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73 CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74 CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75 CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76 CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77 CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78 CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79 CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
Episodes

Updated 79 Episodes

1
CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2
CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4
CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5
CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6
CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7
CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8
CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10
CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11
CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12
CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13
CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14
CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15
CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16
CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17
CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18
CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20
CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21
CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22
CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23
CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24
CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25
CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26
CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27
CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28
CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29
CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30
CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31
CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32
CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34
CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35
CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36
CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37
CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38
CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39
CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40
CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41
CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42
CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43
CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44
CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45
CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46
CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47
CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48
CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49
CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50
CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51
CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52
CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53
CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54
CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55
CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56
CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57
CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58
CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59
CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60
CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61
CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62
CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63
CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64
CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65
CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66
CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67
CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68
CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69
CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70
CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71
CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72
CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73
CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74
CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75
CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76
CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77
CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78
CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79
CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!