CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin

..."Sedingin-dinginnya es batu tetap saja pada akhirnya akan meleleh juga. Begitu pula dengan sikap manusia, sedingin dan secuek apapun dirinya, ujungnya akan luluh juga."...

...~~~...

Melihat Azura yang begitu keras kepala dan menginginkan untuk tinggal di pesantren itu, sehingga membuat Kyai Harun mengambil sebuah keputusan atas gadis itu.

"Berdirilah, Nak! Kamu bisa tinggal di sini," ucap Kyai Harun yang mulai bersuara lagi, setelah melihat Azura yang begitu keras kepala.

Azura yang tertunduk di bawah kaki Kyai Harun langsung saja tersenyum, dengan kedua sudut bibir yang melengkung memperlihatkan senyuman yang begitu manis.

Tidak lama dari itu, Azura berdiri dengan dibantu oleh Kyai Harun yang merupakan pendiri pondok Pesantren Darussalam.

Dengan kedua mata yang penuh harapan. Azura menatap lekat wajah Kyai Harun yang masih terlihat gagah dan tampan, walaupun usianya sudah terbilang cukup tua.

"Benarkah itu, Kyai?" tanya Azura setelah sekian lama memperhatikan wajah yang mulai tumbuh banyak keriput itu.

Kyai Harun langsung mengangguk dan menjawab, "Iya, kamu boleh tinggal di sini, tapi untuk beberapa hari ke depan saja."

Azura yang mendengar jawaban dari Kyai Harun nampak girang. "Terimakasih banyak, Kyai. Azura tidak akan melupakan ini, karena Kyai udah membantu Azura," ucapnya dan hendak memeluk tubuh kyai Harun. Namun, suara pria tua itu menghentikan tindakannya.

"Tapi ada satu syarat yang harus kamu penuhi," kata Kyai Harun tiba-tiba saja membuat Azura mencabikan bibirnya.

"Syaratnya apa itu, Kyai?" tanya gadis itu yang sudah siap dengan konsekuensi yang akan dihadapi olehnya di masa depan.

Kyai Harun malah tersenyum. "Syaratnya, selama kamu tinggal di sini, kamu harus menuruti aturan pesantren dan jangan melanggarnya. Hukum pesantren berlaku untukmu. Dan selama kamu di sini, kamu adalah santri putri di Pesantren Darussalam, semua kegiatan di sini harus kamu taati tanpa pengecualian!" tegas Kyai Harun yang membuat sebuah keputusan.

Kedua mata Azura langsung melebar sempurna, melihat dirinya saja yang merupakan anak dari seorang ustad di kotanya itu, dan abinya memiliki santri. Ia sama sekali, tidak menginginkan untuk mengikuti pelaturan yang berlaku di sebuah pesantren ataupun madrasah, Azura memilh untuk bebas tanpa tekanan.

"Aduh, di rumah Abi saja Azura enggak pernah serius ikut pengajian sama Abi, sekadar mendengarkan dari telinga kanan keluar telinga kiri, mau gimana nantinya di sini? Huh, tapi ini adalah jalan satu-satunya biar lepas dari paksaan menikah," batin' Azura berucap dengan kedua mata yang memutar ke sana ke mari, karena bingung harus memutuskan apa.

"Bagaimana, apa kamu sanggup memenuhi persyaratannya?" tanya Kyai Harun sekali lagi untuk meyakinkan Azura.

Gadis yang ditanya itu pun langsung mengangguk saja dan segera menjawab, "Iya Kyai, Azura mau tinggal di sini dan menuruti semua peraturan di sini."

Sebuah senyuman terlihat jelas dari raut wajah Kyai Harun, setelah Azura menjawabnya. "Alhamdulillah. Mulai besok, kamu sudah harus menaati peraturan yang ada di pesantren ini. Dan Mahen, tolong antarkan Azura ke asrama putri," ucapnya dengan penuh pengesahan.

"Mahen, Kek?" tanya laki-laki itu yang langsung membulatkan kedua matanya, seketika kakeknya itu meminta untuk mengantarkan gadis cerewet itu.

"Iya, kamu. Lalu siapa lagi kalau bukan kamu? Sedangkan gadis ini datang bersamamu. Dan selama gadis ini berada di Pesantren Darussalam. Kamu yang akan menanganinya," ujar Kyai Harun kepada sang cucu yang tadinya hanya diam saja.

Mendengar perkataan dari Kyai Harun, seakan mendukung Azura untuk melancarkan misinya yang ingin lepas dari pernikahan yang dipaksakan oleh kedua orangtuanya itu.

Azura melirik Mahendra sekilas dan tersenyum. "Yas, dengan begini. Bukan hanya pernikahan yang tidak Azura inginkan lepas, tapi juga bisa lebih dekat dengan A Mahen," gumamnya di dalam hatinya itu.

Mahen yang melihat Azura, seakan langsung melempar tatapannya ke arah lain untuk menghindari kontak mata dari gadis itu.

"Enggak usah senyum-senyum! Ayo, aku antar sekarang kamu ke asrama putri," ucap Mahen dengan lebih dulu berjalan meninggalkan Azura yang masih di dalam rumah Kyai Harun.

"Iya-iya, tunggu Azura dong A Mahen!" jawab gadis itu dengan sedikit berlari kecil untuk mengejar cucu dari pendiri pondok pesantren tersebut.

Sesampainya di depan pintu, Azura malah teringat akan sesuatu. Lantas, ia pun mulai bersuara kembali. "Kyai, terimakasih banyak sudah mau menerima Azura untuk tinggal di sini," ucap gadis itu dengan sedikit mendekati Kyai Harun agar terdengar oleh sang empunya.

"Iya sama-sama," jawab Kyai Harun sambil tersenyum kepada Azura yang juga tersenyum manis.

Setelah itu, gadis cantik yang memakai pakaian pengantin itu pun pergi dengan Mahen dari rumah Kyai Harun, sedangkan Kyai Harun dan anggota keluarga lainnya yang berada di dalam rumah hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah Azura yang nampak berbeda dari lainnya. Terlebih lagi, dilihat dari umurnya sangat berbeda jauh dengan sikapnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di perjalanan menuju asrama putri, Mahen masih sama-sama diam seperti sebelumnya, karena ia bukan tipikal orang yang sering berbicara dan hanya seperlunya saja, sehingga membuat Azura geram melihat sikap cueknya dan dinginnya laki-laki di depannya itu.

"A Mahen, kenapa dari tadi diam saja si?" tanya gadis itu yang tidak bisa menghilangkannya, apa yang menganjal di dalam pikirannya itu.

"Kita sudah sampai di depan pintu kamar asrama putri yang nantinya akan menjadi tempat tinggalmu, Azura." Bukannya menjawab pertanyaannya, laki-laki itu malah berbicara perihal yang lainnya lagi.

"Ih, A Mahen! Azura bukan tanya itu," seru gadis cantik itu dengan sedikit kesal terhadap Mahendra.

"Bodo amat. Masuklah dan bersihkan dirimu," sahut laki-laki itu yang malah berkata seperti itu kepada Azura.

"Ih, A Mahen! Yang bener saja?" ujar Azura yang tidak menyangka bahwa saudara yang dikenalnya sejak kecil itu banyak berubah.

"Hem," jawab Mahen sembari melenggang pergi dari hadapan Azura yang menantikan jawaban darinya.

"Ih, ngeselin deh!" cetus Azura dengan wajah yang sudah dibuat kesal, sehingga menarik perhatian di kawasan asrama putri itu.

Melihat kepergian Mahen dari asrama putri itu, seakan membuat Azura kesal. Akan tetapi, sikap cuek yang ditujukan oleh Mahendra kepada dirinya itu, seakan membuat Azura semakin tertantang.

"Lihat saja nanti, A Mahen. Sikap dingin dan cuek kamu itu akan Azura luluhkan!" kata gadis cantik yang tidak terima mendapatkan perlakuan cuek dan acuh dari Mahendra.

Walupun begitu, dulu laki-laki yang bersikap dingin itu begitu perhatian terhadap dirinya, tapi sekarang seakan Mahen berubah banyak sekali. Di lihat dari caranya berbicara saja, nampak tidak seperti dulu lagi yang penuh dengan kebahagiaan, dan penuh kasih sayang yang selalu laki-laki itu tunjukan kepada semua orang.

.

.

.

Gimana tuh? Penasaran gak? Kalau penasaran, ditunggu ya update selanjutnya! Berikan like sama komentar kalian yang banyak dulu, oke? Jangan sampai ketinggalan loh!

Oh ya, maafin Dek Author ya? Beberapa hari ke belakang enggak update, soalnya ada beberapa kendala. Mudah-mudahan ke depannya bisa update lagi ya. Ditunggu loh komentar sama like kalian.

Episodes
1 CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2 CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3 CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4 CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5 CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6 CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7 CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8 CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9 CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10 CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11 CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12 CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13 CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14 CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15 CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16 CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17 CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18 CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19 CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20 CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21 CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22 CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23 CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24 CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25 CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26 CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27 CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28 CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29 CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30 CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31 CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32 CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33 CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34 CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35 CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36 CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37 CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38 CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39 CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40 CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41 CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42 CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43 CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44 CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45 CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46 CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47 CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48 CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49 CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50 CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51 CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52 CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53 CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54 CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55 CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56 CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57 CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58 CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59 CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60 CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61 CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62 CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63 CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64 CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65 CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66 CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67 CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68 CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69 CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70 CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71 CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72 CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73 CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74 CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75 CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76 CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77 CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78 CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79 CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
Episodes

Updated 79 Episodes

1
CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2
CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4
CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5
CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6
CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7
CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8
CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10
CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11
CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12
CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13
CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14
CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15
CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16
CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17
CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18
CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20
CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21
CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22
CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23
CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24
CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25
CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26
CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27
CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28
CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29
CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30
CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31
CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32
CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34
CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35
CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36
CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37
CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38
CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39
CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40
CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41
CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42
CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43
CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44
CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45
CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46
CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47
CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48
CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49
CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50
CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51
CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52
CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53
CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54
CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55
CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56
CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57
CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58
CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59
CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60
CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61
CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62
CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63
CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64
CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65
CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66
CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67
CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68
CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69
CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70
CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71
CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72
CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73
CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74
CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75
CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76
CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77
CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78
CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79
CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!