CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka

..."Seseorang tidak akan bersikap dingin begitu saja kepada orang lain. Ia memiliki alasan dan sebab yang mengharuskannya menjadi sekarang ini. Bukan karena tidak ingin, tetapi semua telah terjadi."...

...~~~...

Sampai Azura ngambek pun, Mahendra tetap diam saja, tanpa membujuknya, seakan tertawa pun tidak terlihat dari wajahnya. Sungguh, pria satu ini sangat susah untuk dimengerti.

Dirasa tidak ada jawaban apa-apa dari Mahen, Azura pun memilih berjalan cepat saja, daripada harus menghadapi Mahen yang tidak memperdulikan dirinya.

Sesampainya kedua orang itu di rumah Kyai Harun yang tidak lain adalah kakeknya Mahendra. Gadis kecil itu cukup terkejut, melihat bangunan rumah yang cukup besar itu, seakan tidak menyangka di dalam sebuah pesantren itu, terdapat rumah mewah dan itu adalah rumah Kakek Harun.

"Jangan bengong! Cepat masuk," ucap Mahen dengan lebih dulu masuk ke dalam rumah kakeknya itu, serta mengucapkan salam terlebih dulu.

Tatapan mata Azura langsung menyipit, mendengar perkataan dari Mahen yang menurutnya menyebalkan. Bahkan, laki-laki itu malah meninggalkannya sendirian, bukannya diajak bareng masuk ke dalam rumah itu, ini malah ditinggal begitu saja.

"Ih, nyebelin banget si A Mahen! Dasar, enggak peka! Bukannya dipegang tangannya, diajak masuk ke dalam rumah. Ini malah ditinggalin aja," cetus Azura yang malah ngomel-ngomel sendiri di depan pintu rumah Kakek Harun.

"Azura cepat masuk!" teriak Mahen yang cukup keras dari dalam, sehingga membuat gadis itu hanya bisa memutar matanya malas.

"Iya-iya, ini Azura masuk ke dalam sekarang," sahut Azura dari luar rumah, sembari melangkah masuk ke dalam rumah Kakek Harun.

Dan detik kemudian, Azura tengah berdiri di hadapan semua anggota keluarga yang tengah berkumpul di ruang tamu. Dan gadis itu main masuk saja, tanpa mengucapkan salam karena terburu-buru.

Tatapan semua orang langsung menatap kepada gadis cantik yang memakai baju pengantin itu dengan keheranan, apalagi penampilannya itu nampak sedikit acak-acakan dari segi penampilan, dan juga makeupnya yang belum selesai.

"Kenapa semua orang di sini menatap Azura seperti itu?" tanya Azura dengan polosnya, karena tidak mengerti akan tatapan orang-orang di dalam rumah itu.

Dengan cepat, Mahen mendekati Azura dan mulai memintanya untuk duduk bersama di sofa, dengan berhadapan anggota keluarga yang seakan-akan ingin menginterogasinya satu persatu.

"A Mahen, ini ada apa? Kok semuanya menatap Azura seperti itu? Apa mereka tidak suka sama Azura?" tanya gadis itu dengan melontarkan banyak pertanyaan kepada Mahen.

"Diam saja! Mahen yang akan menjelaskan kepada mereka," ucap Mahen soraya memberikan harapan penuh kepada Azura.

"Tapi, A Mahen ...," kata Azura yang tidak sampai selesai, karena suara salah satu anggota keluarga di sana bertanya kepada Mahen.

"Dia siapa, Mahen?" tanya Azmi---pamannya Mahendra yang kebetulan tengah mengobrol bersama anggota keluarga yang lainnnya.

Mahendra kembali duduk di sofa yang sebelumnya ia tempat. "Ini namanya Azura, Paman. Dia sepupu aku, putri dari Paman Ibrahim dan Tante Safa," jawabnya dengan begitu santai.

"Oh, ini itu anaknya Ibrahim? Pantas saja dari wajahnya kayak enggak asing, soalnya gadis ini dulu enggak bisa diem sewaktu kecilnya. Sekarang sudah dewasa begini. Dan enggak terasa, waktu begitu cepat berlalu." Azmi berucap dengan mengingat masa kecilnya Azura.

Azura hanya bisa mengangguk saja sembari tersenyum malu-malu, karena seakan Paman Azmi itu membuka masa-masa kecilnya dulu yang sangat memalukan.

"Eh tapi, kenapa Azura itu pake baku pengantin begitu? Dan juga penampilannya agak berbeda. Ada apa ini sebenarnya, Mahen?" tanya Paman Adam yang sama-sama merupakan pamannya Mahendra, karena Adam, dam Azmi mempunyai ikatan saudara, sebab Arumi adalah adik dari keduanya dan paman dari Mahendra.

Azura bukanya menjawab, ia malah malu-malu dan takut, berada di dalam ruangan yang cukup asing baginya, tapi sudah diintrogasi seperti ini.

Mahen yang mengerti langsung menjawab pertanyaan dari Paman Adam yang sudah menunggu jawaban dari apa yang dilihatnya itu.

"Jadi begini, Om dan Kakek. Azura itu kabur dari rumahnya, karena hari ini dia akan menikah dengan laki-laki pilihan Paman Ibrahim. Maka dari itu, Azura memilih kabur dengan menaiki mobil pick up yang suka mengantar barang ke sini, mekanya penampilannya sekarang kayak begini," jelas Mahen agar tidak terjadi kesalah pahaman nantinya.

"Apa? Kabur dari pernikahan?" Hampir semua orang di sana terkejut, terutama Kakek Harun yang nampak tidak menyangka, jika gadis secantik dan sedewasa Azura melakukan hal yang seperti itu.

"Iya, Kek. Coba tanya saja kepada Azura nya langsung deh, biar enggak ragu lagi sama Mahen," ujar Mahen untuk memperkuat perkataannya itu.

"Benar itu, Azura? Kamu kabur dari penikahanmu itu begitu saja?" tahnya Kakek Harun yang mulai angkat suara, setelah awalnya banyak terdiam.

"Iya, Kek. Itu Azura, tapi ini juga salah Abi yang memaksa Azura untuk menikah dengan laki-laki yang Azura enggak suka," seru Azura yang malah menciptakan drama baru lagi.

"Tidak baik, Nak. Kabur dari rumah begitu saja. Pastinya Abi dan Ummi mu itu sudah menunggu kamu pulang. Segeralah pulang ke rumahmu yang berada di Jakarta itu," kata Kakek Harun yang membuat pengertian kepada gadis cantik itu.

"Enggak mau Kakek. Azura mohon kepada Kakek untuk jangan membuat Azura pulang ke rumah. Dan izinkan Azura tinggal di sini," sahut Azura cepat dengan rasa malu yang sudah sirna.

"Kamu enggak bisa tinggal di sini, Nak. Jika tidak ada izin dari Abi dan Ummi kamu itu. Kamu tidak bisa tinggal di sini, apalagi dengan cara kamu kabur dari rumah," ujar Kakek Harun yang masih berusaha membujuk gadis itu.

Dengan tindakan cepat dan tanpa aba-aba, Azura langsung menekuk lutut Kakek Harun, karena tidak menginginkan kembali ke rumah orangtuanya. Bahkan, semua anggota keluarga di dalam sana, dibuat sangat terkejut oleh tindakan Azura yang seperti itu.

"Kakek Harun, Azura mohon. Jangan pulangkan Azura ke rumah Abi dan Ummi. Azura mau di sini saja sama A Mahen," ucap Azura secara tidak langsung, membuat semua orang menatap kepada Mahendra.

"Eh maksudnya, mau belajar mengaji di sini sama A Mahen," lanjutnya yang baru ingat, jika ia telah salah berucap.

Tatapan mata yang pada awalnya menatap ke arah Mahendra, sekarang beralih kembali kepada Azura yang tertunduk di hadapan Kakek Harun, sembari memegang kakinya itu dengan begitu erat.

"Berdirilah, jangan seperti itu! Enggak baik untuk kamu," kata Kakek Harun yang tidak nyaman dengan tindakan dari Azura itu.

"Tapi izinin dulu Azura tinggal di sini ya? Kalau enggak mau diizinin, Azura mau tetap begini saja terus sampai besok pagi," ujar Azura yang tidak berpikir panjang dulu.

.

.

.

Hayo itu Kakek Harun maafin enggak ya? Udah penasaran, kan? Berikan like sama komentar kalian dulu per babnya yang banyak ya! Jangan sampai kosong, oke?

Episodes
1 CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2 CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3 CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4 CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5 CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6 CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7 CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8 CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9 CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10 CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11 CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12 CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13 CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14 CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15 CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16 CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17 CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18 CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19 CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20 CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21 CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22 CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23 CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24 CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25 CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26 CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27 CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28 CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29 CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30 CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31 CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32 CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33 CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34 CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35 CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36 CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37 CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38 CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39 CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40 CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41 CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42 CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43 CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44 CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45 CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46 CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47 CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48 CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49 CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50 CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51 CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52 CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53 CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54 CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55 CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56 CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57 CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58 CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59 CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60 CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61 CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62 CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63 CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64 CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65 CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66 CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67 CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68 CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69 CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70 CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71 CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72 CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73 CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74 CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75 CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76 CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77 CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78 CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79 CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80 CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak
81 CHAPTER 81 : Tiba-Tiba Sensitif
82 CHAPTER 82 : Laki-laki Tidak Waras
Episodes

Updated 82 Episodes

1
CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2
CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4
CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5
CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6
CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7
CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8
CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10
CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11
CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12
CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13
CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14
CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15
CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16
CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17
CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18
CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20
CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21
CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22
CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23
CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24
CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25
CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26
CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27
CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28
CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29
CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30
CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31
CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32
CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34
CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35
CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36
CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37
CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38
CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39
CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40
CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41
CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42
CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43
CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44
CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45
CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46
CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47
CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48
CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49
CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50
CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51
CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52
CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53
CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54
CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55
CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56
CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57
CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58
CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59
CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60
CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61
CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62
CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63
CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64
CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65
CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66
CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67
CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68
CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69
CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70
CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71
CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72
CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73
CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74
CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75
CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76
CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77
CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78
CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79
CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80
CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak
81
CHAPTER 81 : Tiba-Tiba Sensitif
82
CHAPTER 82 : Laki-laki Tidak Waras

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!