CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil

..."Seluruh dunia bisa berkata iya, jika takdir mempertemukan dua orang yang telah terikat oleh sebuah janji. Namun, keadaaan bisa berkata tidak, jika takdir itu telah membawanya jauh ke dalam keterpurukan yang amat menyakiti diri."...

...~~~...

Kedua retina hitam pekat itu saling menatap satu sama lain. Keduanya hanya bisa terdiam dalam keadaan yang membuat keduanya bertemu kembali.

Debaran jantung terdengar begitu kuat, bagaikan irama lagu yang sangat sahdu. Sama-sama menggentarkan jiwa yang sudah mati, karena takdir yang seakan tidak adil.

Mahendra pun, sampai tidak menyangka bisa bertemu dengan gadis kecilnya yang tidak lain adalah sepupunya sendiri. Di mana, sejak dari umurnya tujuh tahun, Azura sudah begitu dekat dengan dirinya. Sampai pamannya---Ibrahim yang memutuskan untuk tinggal bersama istrinya, di rumah sang mertua, sehingga keduanya tidak bisa bertemu lagi.

Tanpa disadari, Azura terus memandangi wajah tampan yang nampak jelas di hadapannya itu, sampai melupakan pertanyaan yang telah diajukan oleh Mahendra kepada dirinya.

"Hey, kenapa diam saja Azura?" ucap Mahen dengan menyadarkan gadis cantik itu dari lamunannya.

"Eh, iya A Mahen. Azura lagi, eemm ... main ke Bandung. Kebetulan kita ketemu di sini," jawab Azura cepat dengan mencari alasan agar Mahendra tidak lagi bertanya.

Kening Mahen sedikit berkerut, karena merasa heran, dengan jawaban dari Azura yah seakan berbeda dari, apa yang tengah dilihatnya itu.

"Oh cuman main ya?" tanya Mahendra dengan menatap penampilan Azura, serta melihat kegugupan yang tersembunyi di balik wajah cantiknya itu.

Azura langsung mengangguk, tanpa menyadari penampilan dirinya yang masih menggunakan pakaian pengantin.

"Iya, A Mahen. Azura lagi main ke sini, terus enggak nyangka bisa ketemu di sini sama A Mahen," ucap gadis itu dengan sedikit tersenyum tipis agar Mahendra percaya kepada dirinya.

"Lantas, kenapa kamu memakai pakaian pengantin gitu? Dengan keluar dari mobil pick up yang membawa kasur dan lemari ke pesantren ini? Dan mana pengawal juga mobil Paman Ibrahim? Kok enggak datang bersamamu, Azura?" tanya Mahen bertubi-tubi, dengan menatap lekat wajah gadis kecilnya dulu yang sekarang sudah nampak dewasa.

"Eeemm ... itu di belakang, tadi mogok. Jadi, Azura ikut sama mobil bapak ini. Kan biar cepat juga sampainya." Azura kembali membuat alasan agar lepas dari Mahendra.

Belum sempat Mahendra kembali bertanya, seorang supir yang mengantarkan perlengkapan asrama santri, nampak menghampiri Azura kembali.

"Oh ya, maaf Neng. Bukannya lancang, tapi bapak lihat tadi Neng mau dikejar penjahat bukannya mau jalan-jalan ke sini," ujar bapak supir itu kepada Azura.

Deg.

Gadis itu langsung menatap kepada sopir mobil itu. Nampaknya, Mahen mulai curiga kepada dirinya. Dan ia tidak bisa lagi untuk melakukan apa-apa.

Azura sampai menggigit bibirnya karena mulai tertangkap basah tengah berbohong kepada adik sepupunya itu, walupun umurnya lebih muda dari pada Mahendra. Akan tetapi, abinya adalah kakak dari Alaska---babanya Mahendra, sehingga hubungan keduanya tetap saudara sepupu hanya beda dari segi umurnya saja.

"Kamu berbohong, hem? Jangan bilang, kamu kabur dari orangtuamu itu?" tanya Mahendra yang langsung mengintrogasi Azura.

"Enggak kok, ini bukan salah Azura. Dengan terpaksa Azura kabur dari rumah, karena ulah Abi sama Ummi juga yang memaksa Azura untuk menikah hari ini," jawab Azura yang akhirnya jujur karena tidak bisa berbohong lagi.

Sejenak Mahen terdiam, dia mulai paham akan kedatangan Azura dalam penampilannya sekarang ini.

"Kalau begitu, ikut Mahen! Biar Mahen yang antar kamu ke rumah Abimu kembali," ucap Mahen yang tidak ingin, jika paman dan tantenya itu khawatir akan Azura.

"Enggak mau! Azura mau di sini saja! Jangan bawa Azura kembali ke rumah Abi!" pinta Azura yang tidak menginginkan kembali ke rumahnya dan menikah dengan Jibril.

"Kalau kamu di sini, nanti Paman Ibrahim sama Tante Safa marah sama kamu. Udah, kita selesaikan saja di rumah Paman Ibrahim ya?" kata Mahen dengan membuat Azura mengerti.

"Enggak! Pokoknya Azura mau tetap di sini. A Mahen jangan bujukin Azura lagi!" tegas Azura sembari meninggalkan Mahen, dengan berjalan masuk ke dalam gerbang Pesantren Darussalam.

"Eh, Azura! Kamu mau ke mana? Jangan dulu masuk!" teriak Mahen yang terkejut akan tindakan Azura.

Dengan segera, Mahen mengejar Azura dan membawanya kembali di depan pesantren, sebelum ada santri lain yang melihat keduanya.

"Enggak, pokoknya Azura enggak mau pulang!" kata Azura sekali lagi, karena Mahen menghentikan pergerakannya.

"Dengerin Mahen dulu ya? Oke, Mahen akan turuti kemauan Azura, tapi selama di sini. Azura harus belajar mengaji di pesantren ini," ucap Mahen dengan memberikan peringanan.

Kedua mata Azura langsung berbinar, mendengarkan perkataan dari Mahen. "Benaran ya, A Mahen enggak bakalan bilang sama Abi dan Ummi soal Azura di sini?" tanyanya untuk memastikan.

"Iya, insya allah. Asalkan kamu mau mondok di sini," sahut Mahen yang sudah biasa membujuk gadis cantik itu.

"Ya udah, Azura mau deh di sini." Gadis yang memakai pakaian pengantin itu menyetujui permintaan dari Mahen.

"Ya udah ayo, kita ke dalam dulu untuk bertemu dengan Kakek," ucap Mahen yang bersiap biasa saja, tanpa adanya senyuman di bibirnya itu. Dan malah melangkah begitu saja, meninggalkan Azura.

"Ih, A Mahen kok gitu sih? Cuek dan dingin banget sekarang, tapi tidak papa deh. Yang terpenting sekarang, Azura tidak jadi nikah sama Jibril, dan bisa lebih dekat lagi dengan A Mahen," batin' Azura berucap sembari tersenyum.

Dirasa Azura tidak mengikutinya. Mahen pun segera menoleh ke belakang dan melihat gadis itu yang hanya senyum-senyum saja, menatap dirinya.

"Kenapa masih berdiri saja di situ? Cepat masuk! Sebelum Mahen hubungi Paman Ibrahim dan Tante Safa nantinya," ujar Mahen dengan menakut-nakuti Azura.

"Eh jangan, A Mahen! Jangan kasih tau Abi sama Ummi. Azura sekarang masuk kok ini," balas Azura cepat sembari berlari kecil, menghampiri Mahendra yang sudah cukup jauh di depannya, walupun kesusahan karena memakai baju pengantin.

"Hem, dasar! Dari dulu enggak pernah berubah," ucap Mahen pelan sembari menggelengkan kepalanya, melihat tingkah Azura yang sama seperti anak kecil, walaupun umurnya sudah terbilang dewasa untuk menikah.

Dan di sepanjang perjalanan masuk ke dalam Pesantren Darusallam. Azura merasa bosen, karena Mahen tidak sama sekali bertanya apapun kepadanya, padahal ini kali mereka bertemu kembali setelah sekian tahun lamanya.

"A Mahen, dari tadi kok diem aja? Jutek banget si. Ngomong dong, atau tanya Azura gitu biar enggak bosen." Gadis cantik itu mulai protes dengan sikap Mahen yang sangat acuh.

"Kalau ngomong, nanti berisik. Udah kanu diam saja!" kata Mahen dengan tidak menanggapi keinginan sepupunya itu.

"Ih, A Mahen nyebelin! Enggak asik ah!" cetus Azura dengan bibir yang sudah mencabik, menandakan jika ia sedang ngambek kepada laki-laki di sampingnya itu.

.

.

.

Aduh, Azura ngambek tuh. Mahen bakalan bisa bujukinnya enggak ya? Penasaran kan? Berikan like sama komentar kalian per babnya yang banyak dulu oke? Jangan sampai kosong loh!

Episodes
1 CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2 CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3 CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4 CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5 CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6 CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7 CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8 CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9 CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10 CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11 CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12 CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13 CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14 CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15 CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16 CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17 CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18 CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19 CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20 CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21 CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22 CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23 CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24 CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25 CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26 CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27 CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28 CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29 CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30 CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31 CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32 CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33 CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34 CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35 CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36 CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37 CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38 CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39 CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40 CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41 CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42 CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43 CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44 CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45 CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46 CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47 CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48 CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49 CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50 CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51 CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52 CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53 CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54 CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55 CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56 CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57 CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58 CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59 CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60 CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61 CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62 CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63 CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64 CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65 CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66 CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67 CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68 CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69 CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70 CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71 CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72 CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73 CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74 CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75 CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76 CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77 CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78 CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79 CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
Episodes

Updated 79 Episodes

1
CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2
CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4
CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5
CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6
CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7
CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8
CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10
CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11
CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12
CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13
CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14
CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15
CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16
CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17
CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18
CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20
CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21
CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22
CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23
CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24
CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25
CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26
CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27
CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28
CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29
CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30
CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31
CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32
CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34
CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35
CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36
CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37
CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38
CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39
CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40
CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41
CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42
CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43
CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44
CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45
CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46
CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47
CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48
CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49
CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50
CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51
CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52
CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53
CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54
CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55
CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56
CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57
CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58
CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59
CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60
CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61
CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62
CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63
CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64
CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65
CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66
CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67
CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68
CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69
CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70
CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71
CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72
CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73
CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74
CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75
CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76
CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77
CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78
CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79
CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!