CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh

..."Di saat cinta itu tumbuh, selalu saja ada masalah di dalam kisahnya. Jika memang benar cinta, buktikan lah dari bagaimana caramu bersikap terhadap dirinya. Bukan lagi soal ego yang didapatkan, tetapi perjuangan dalam menumbuhkan kepercayaan."...

...~~~...

Di perjalanan pulang ke Jakarta, Mahen masih diam dan sesekali melirik Azura yang berada di sampingnya. Begitupun sebaliknya, Azura juga sesekali mencuri pandangan dari Mahen, selagi laki-laki itu mengemudi mobil.

Dan pada detik kemudian, kedua matanya beradu pandang, saling menatap tetapi teralihkan kembali, karena Mahen harus fokus mengendarai mobilnya.

"Ehem." Mahen berdehem untuk mencairkan suasana yang ada di dalam mobil itu, karena keduanya saling diam.

"Ya, kenapa A Mahen? Haus ya?" tanya Azura yang mengira, jika Mahen membutuhkan air untuk diminum.

"Eh, enggak kok. Ini tadi enggak enak saja tenggorokannya," ucap Mahen yang sedikit malu karena menarik perhatian Azura.

"Oh ya udah, kirain A Mahen haus. Kalau memang haus, enggak papa sini Azura bantu kalau gak bisa," ujar Azura yang mengerti, jika saja Mahen kesusahan untuk minum air dari botol, karena kedua tangannya sedang memegang kemudi.

"Enggak papa, aku bisa sendiri kok kalau haus." Mahen menolak tawaran dari Azura yang ingin membantunya.

"Eh, ini biar Azura bantu saja. Ni enggak papa, pasti kering itu tenggorokannya kalau dibiarin begitu saja," balas Azura sembari membuka botol air mineral dari tangannya dan mebantu Mahen untuk meminum air itu.

"Tunggu dulu Azura! Bahaya kalau kayak gini." Mahen malah terus menolak dan meminggirkan dulu mobilnya ke pinggir jalanan, karena merasakan jantungnya mulai berdetak begitu kencang pada saat Azura mendekatinya.

"Eh, kenapa berhenti? Kan biarkan Azura saja yang bantu A Mahen minum, enggak perlu berhentiin mobilnya juga," kata Azura yang bingung melihat Mahen menghentikan mobilnya.

"Enggak papa, biar aku saja bisa sendiri," ucap Mahen dengan mengambil alih botol dari tangan Azura.

"Ih, enggak papa. Sini biar Azura bantu, katanya udah anggap Azura kayak adik sendiri. Enggak papa dong cuman bantu ginian aja mah," seru Azura dan mengambil kembali botol air itu dari tangan Mahen sembari membantu Mahen untuk meminum air tersebut.

Mahen akhirnya pasrah, ia menerima bantuan dari Azura, dan meneguk banyak air dari dalam botol itu. Kedua matanya pun menatap lekat wajah cantik Azura dari dekat.

Dalam posisi yang sedekat ini, Azura malah kelihatan semakin cantik. Hal itu malah membuat Mahen merasakan kembali debaran dari jantungnya dan rasa yang aneh dari hatinya, seakan ia mulai merasakan lagi sebuah rasa yang pernah mati sebelumnya.

Deg! Deg! Deg!

Detak jantung Mahen berdetak kencang, seperti melodi indah yang mengayun seiring musik yang berirama. Rasanya gugup dan nyaman saling bertautan, membuat Mahen bingung harus bagaimana lagi.

"Cukup, Azura. Sudah cukup Mahen minum airnya," ucap Mahen yang malah menjauhkan dirinya dari Azura, karena takut ketahuan, jika detak jantungnya berdetak, setelah mereka berdekatan.

"Loh kenapa? Kalau masih harus, ini minum lagi," ucap Azura dengan menyodorkan kembali botol air itu kepada Mahen.

"Sudah, Mahen enggak haus lagi. Kita lanjutkan perjalannya ya? Biar sampainya enggak lama," kata Mahen dan kembali menyalakan mobilnya.

Mendengar jawaban dari Mahan, sontak membuat Azura mengangkat sebuah senyuman di bibirnya. Melihat kegugupan dari Mahen yang terlihat begitu jelas, apalagi dari tatapan matanya itu, Azura melihat sebuah pancaran yang tidak seperti biasanya.

"Aduh, kenapa ini dengan diriku? Rasanya begitu gugup ketika berdekatan seperti ini dengan Azura dan jantungku tidak henti-hentinya berdebar, di saat berada di dekatnya. Apa mungkin aku telah jatuh cinta kepada Azura? Ah, ini tidak mungkin!" batin' Mahen berucap sembari menggelengkan kepalanya.

Azura yang tidak sengaja melihat Mahen menggelengkan kepalanya merasa heran dan hendak menanyakannya.

"Kenapa A Mahen? Ada masalah?" tanya Azura untuk mencari sebab dari tingkah Mahen yang tidak biasa.

Mahen menoleh sekilas kepada Azura dan kembali mengemudi. "Hah? Enggak ada kok. Semua baik-baik saja, kalau kamu ngantuk tidur aja Azura, karena perjalanan masih jauh," jawabnya dengan berusaha keras bersikap biasa saja.

"Yakin, enggak ada masalah? Kenapa tadi menggelengkan kepala kayak gitu? Lagian Azura masih kuat kok, nanti mungkin tidurnya," ucap gadis itu sembari tersenyum tipis.

"Baguslah, kamu tidur saja biar enggak pusing lihat jalanan. Enggak ada, Mahen hanya reflek saja tadi," ujar Mahen dengan menutupi apa yang sebenarnya ia pikirkan.

"Oh ya udah, Azura tidur saja ya? Nanti kalau sudah sampai, bangunin Azura saja ya, A Mahen?" ucap Azura dengan memperbaiki duduknya dengan senyaman mungkin.

"Iya, nanti Mahen bangunin. Azura tidur saja," jawab Mahen sembari fokus menjalankan mobilnya sampai ke tempat tujuan.

Setalah mendapatkan jawaban seperti itu, rasanya Azura cukup tenang. Dengan bagitu, ia bisa tidur nyaman, walupun berada di dalam mobil.

***

Satu jam kemudian, keduanya telah sampai di depan rumah Abi Ibrahim dan Ummi Safa. Mahen terlihat cukup kelelahan, walaupun sudah menjalankan mobil dengan kecepatan sedang, tapi jaraknya lumayan sehingga membuatnya merasakan pegal.

Lantas, ia pun menatap ke samping untuk melihat gadis yang di antarkannya ke rumah pamannya itu. Namun, apa yang dilihatnya itu membuat Mahen tidak tega untuk membangunkannya.

"Pulas banget tidurnya Azura. Enggak mungkin aku bangunin sekarang, nanti dia malah pusing lagi. Biar aku gendong saja deh ke rumah Paman Ibrahim," ucap Mahen dengan memandangi wajah cantik yang terpejam itu.

Dengan cepat, Mahen keluar dari mobil dan membuka pintu mobil yang sebelahnya lagi. Dan segara mengeluarkan Azura dari mobil itu dengan cara menggendongnya.

"Bismilah, semoga enggak sampai bangun," kata Mahen dengan perlahan menggendong tubuh Azura. Dan pintunya di bantu ditutup oleh satpam di rumah Abi Ibrahim.

Namun sayangnya, sepanjang Mahen menggendong tubuh Azura ke dalam rumah. Jantungnya tidak bisa berhenti berdetak begitu saja. Rasanya tidak karuan bagi Mahen sekarang ini.

"Assalamualaikum," ucap Mahen sewaktu ia sampai mesuk ke dalam rumah Abi Ibrahim dengan cara menggendong tubuh Azura.

"Waalaikumssalam. Aaaaa! Azura, putri kita sudah pulang Abi," teriak Ummi Safa yang malah girang melihat Azura pulang bersama Mahen.

"Alhamdulillah. Mahen, kenapa Azura digendong seperti itu?" tanya Abi Ibrahim setelah berada di hadapan Mahen.

"Ini, Paman. Azura ...," ucap Mahen yang malah tertunda karena Azura mengeliat dan bersuara.

"Emmm ... Azura di mana ini?" gumam gadis itu yang belum menyadari bahwa dirinya berada di dalam gendongan Mahen.

"Loh, kok semuanya putih-putih, ada lampu juga. Apa Azura di kamar ya? Atau di dunia lain?" lanjut gadis itu dengan mengucek kedua matanya, karena melihat pemandangan yang berbeda.

.

.

.

Hayo mulai tertarik tuh Mahen. Dan gimana ya reaksi Azura nantinya pas tahu lagi di gendong begitu? Jangan lupa berikan like sama komentar kalian yang banyak ya! Jangan sampai ketinggalan loh! Ditunggu ya kelanjutannya, oke?

Episodes
1 CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2 CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3 CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4 CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5 CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6 CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7 CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8 CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9 CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10 CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11 CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12 CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13 CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14 CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15 CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16 CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17 CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18 CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19 CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20 CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21 CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22 CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23 CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24 CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25 CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26 CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27 CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28 CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29 CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30 CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31 CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32 CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33 CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34 CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35 CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36 CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37 CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38 CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39 CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40 CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41 CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42 CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43 CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44 CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45 CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46 CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47 CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48 CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49 CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50 CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51 CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52 CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53 CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54 CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55 CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56 CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57 CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58 CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59 CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60 CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61 CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62 CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63 CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64 CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65 CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66 CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67 CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68 CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69 CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70 CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71 CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72 CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73 CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74 CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75 CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76 CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77 CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78 CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79 CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80 CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak
Episodes

Updated 80 Episodes

1
CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2
CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4
CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5
CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6
CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7
CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8
CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10
CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11
CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12
CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13
CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14
CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15
CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16
CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17
CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18
CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20
CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21
CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22
CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23
CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24
CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25
CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26
CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27
CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28
CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29
CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30
CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31
CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32
CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34
CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35
CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36
CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37
CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38
CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39
CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40
CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41
CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42
CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43
CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44
CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45
CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46
CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47
CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48
CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49
CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50
CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51
CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52
CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53
CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54
CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55
CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56
CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57
CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58
CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59
CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60
CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61
CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62
CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63
CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64
CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65
CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66
CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67
CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68
CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69
CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70
CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71
CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72
CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73
CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74
CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75
CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76
CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77
CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78
CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79
CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80
CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!