CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!

..."Semua orang tahu akan batasan, tapi kadang kala. Ada orang yang tidak bisa mengerti arti dari sebuah aturan. Hidup itu perlu diatur, tapi bukan penekanan. Dengan adanya aturan, maka orang tidak akan bersikap semena-mena."...

...~~~...

Baru saja semalam mengabari kedua orangtuanya Azura. Tanpa terasa hari pun sudah mulai pagi lagi. Di luar rumah Kyai Harun, nampak seorang laki-laki yang tengah membersihkan rumput-rumput yang membuat pandangan mata sedikit terganggu untuk melihat keindahannya.

Di sana ada Mahen yang tengah memotong rumput, laki-laki itu nampak tenang di pagi hari, dengan membersihkan halaman rumah kakeknya. Dan tanpa disadari olehnya, datanglah seorang wanita cantik berhijab biru langit yang hanya dipakai asal, karena ia selalu tidak ingin memakai kain penutup kepala itu, tapi karena lingkungan tempat tinggalnya sekarang adalah sebuah pesantren berbasis islami pastinya, dan sudah seharusnya dia mengenakan kerudung seperti apa yang diminta umminya dulu.

Tatapan mata itu tertuju kepada Mahen, dengan pancaran mata yang begitu bahagia. Sampai di mana, ia pun tertarik untuk mengusik laki-laki itu.

"Pagi A Mahen, lagi apa tuh?" tanya Azura dengan berdiri di belakang pemuda itu sembari menatapnya.

Sontak laki-laki itu menoleh ke belakang dan bertapa terkejutnya dirinya, sewaktu melihat orang yang berdiri di hadapannya sekarang, setalah memposisikan tubuhnya berharapan dengan wanita itu.

"Astaghfirullah. Azura, kamu ngapain di sini?" Mahen nampak terkejut dan bertanya kepada gadis itu, sembari memalingkan wajahnya ke arah lain, karena Azura memakai kerudungnya asal.

"Haha, A Mahen lucu. Azura tanya malah balik tanya," ucap gadis itu sembari tertawa lepas karena lucu melihat reaksi Mahen sewaktu melihat dirinya.

Bukannya melihat Azura, Mahen malah memalingkan wajahnya ke arah lain, dan segera mencari cara agar wanita di hadapannya itu tahu akan kesalahannya itu.

"Azura, cepat benerin hijabmu itu! Jangan seperti itu, lehermu kelihatan dan rambutnya juga. Apabila ada yang melihat kamu seperti ini, maka kamu akan kena hukuman," kata Mahen dengan memperingati sepupunya itu.

"Hah, maksudnya A Mahen itu apa? Azura enggak mau ah! Lagian masih pake hijab juga, masa harus setiap saat dipake kan gerah tau," seru gadis itu sembari memperhatikan tingkah Mahen yang nampak tidak nyaman.

"Cepat Azura! Benerin dulu kerudung kamu itu! Jangan banyak protes, nanti Kakek lihat kamu. Apa kamu mau di hukum?" ujar Mahen sekali lagi mengingatkan Azura akan pelaturan di sana.

Bukannya takut, wanita itu malah tersenyum manis. "Kenapa si nunduk-nunduk begitu? Emangnya Azura ini jelek apa? A Mahen dari tadi nunduk terus. Lihat dong sini, mana yang gak benernya biar Azura bisa benerin," ucapnya yang malah menggoda Mahen.

"Azura! Jangan coba-coba mengalihkan topik deh! Mahen serius, itu kamu tutupi dulu. Kalau enggak, A Mahen pergi ni," kata Mahen yang membuat Azura cukup terhibur bukannya takut.

"Coba sini dekat-dekat, kalau mau Azura pake kerudung yang bener sambil dibenerin dong sama A Mahen. Sini tangannya," ucap Azura sembari satu tangannya hendak meraih jemari laki-laki tampan itu.

"Azura, jaga batasan kamu ya!" tegas Mahen dengan segera berjalan mundur ke belakang dan memberikan peringatan kepada wanita cantik itu.

"Emangnya kenapa si, A Mahen begitu? Kita itu sepupu loh, masa pegang tangan aja gak boleh? Dulu waktu kita masih kecil, A Mahen pegang tangan Azura, tapi sekarang A Mahen enggak mau," tutur Azura dengan mencari jawaban dari apa yang dipikirkannya selama ini.

"Sekarang beda Azura! Itu dulu waktu kecil, sekarang kita sudah sama-sama dewasa. Setidaknya, kamu dewasa sedikit sekarang. Dan kita harus jaga batasan!" ucap Mahen yang mulai menatap Azura sekilas.

"Batasan apa coba? Enggak ada batasan di antara kita. Lagian A Mahen juga sepupu Azura," kata gadis cantik itu dengan polosnya berkata seperti itu.

"Cek! Kamu ini ya, walupun kita sepupu tetap saja ada batasnya. Kamu enggak bisa sembarangan sentuh-sentuh A Mahen kayak tadi ya, kita bukan mahram!" Mahen memperjelas maksud dari ucapannya.

Azura memutar matanya jengah dengan perkataan dari Mahen. "Sudah deh, A. Jangan ada aturan begitu. Banyak aturan batasan, kita ini sudah kenal lama, masa gini aja jadi masalah," katanya yang malas jika diceramahi oleh sepupunya itu.

"Ya iya, hidup itu harus ada aturan dan batasan. Jika saja dalam sebuah negara tidak ada aturan dan hukum, maka apa yang akan terjadi?" tanya laki-laki itu mulai mengubah cara pikir gadis itu.

"Ya banyak yang gak benernya, banyak pelanggaran." Azura menjawab begitu saja, dengan apa yang ia ketahui.

"Nah itu dia, makanya dalam sebuah negara itu diatur, dan ada hukum yang mempertegas aturan itu. Dan jika saja di dalam hidup tidak ada aturan dan batasan, maka berantakan lah semuanya. Maka dari itu, mulai dari sekarang jaga batasan kita sebagai lawan jenis, dan benerin tuh hijab kamu itu biar terlihat cantik," jelas Mahen dengan apa yang ia bisa.

"Ya udah, Azura benerin ni kerudungnya," ucap gadis itu dengan merapihkan kembali kerudungnya, sehingga terlihatlah kecantikannya dalam balutan hijab segi empat dengan pakaian serba pajang.

"Gimana, Azura sudah cantik, kan?" tanya gadis itu sembari tersenyum manis dan meminta pendapat Mahen atas penampilannya itu.

"Hem, ya cantik." Mahen menjawab dengan mode dinginnya lagi, tidak seperti tadi yang berkata panjang lebar.

"Ih, kok gitu aja si jawabannya?" kata Azura dengan wajah yang sudah cemberut, karena tidak mendapatkan respon seperti yang diinginkannya.

"Kenapa?" tanya Mahen tanpa rasa bersalah, bertanya seperti itu kepada gadis yang baru saja dibuatnya cemberut.

"Bilangnya cantik banget dong gitu," ucap Azura yang kembali tersenyum seketika Mahen kembali bertanya.

"Iya, cantik banget deh." Mahen berucap seperti yang diinginkan oleh Azura tadi agar tidak ribet.

"Gitu dong bagus, makasih A Mahen. Sini peluk dulu," kata Azura yang hendak berhambur ke dalam tubuh Mahen.

"Eettt! Enggak boleh harus jaga batasan!" ucap Mahen sembari berjalan mundur dan memperingati gadis itu dengan arah tangannya juga.

Wajah Azura kembali cemberut, karena Mahen sekali lagi membuat moodnya secepat kilat berubah.

"Ih, semua aja gak boleh. Terus kapan Azura bisa peluk A Mahen?" tanya wanita itu dengan menatap wajah Mahen.

"Enggak tahu deh." Mahen malah menjawab seperti itu, tanpa memikirkan perasaan Azura yang sudah menunggu jawabannya dengan penuh harap.

"A Mahen, nyebelin deh! Yang bener deh jawabannya," kata Azura tidak suka dengan Mahen seperti sekarang ini.

"Iya-iya, nanti saja bisanya jika kita menikah, dan itu hanya contohnya saja," ucap Mahen yang bingung mencari jawaban.

"Ayo, kita menikah!" kata Azura secepat mungkin menjawab, sembari tersenyum manis kepada Mahen.

.

.

.

Waduh baru ketemu sudah ngajak nikah aja ini. Gimana ni, pemasaran gak sama reaksi Mahen nanti? Ditunggu ya update selanjutnya! Dan jangan lupa berikan like sama komentar kalian yang banyak, oke! Jangan sampai kosong loh.

Episodes
1 CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2 CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3 CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4 CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5 CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6 CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7 CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8 CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9 CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10 CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11 CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12 CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13 CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14 CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15 CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16 CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17 CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18 CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19 CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20 CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21 CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22 CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23 CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24 CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25 CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26 CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27 CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28 CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29 CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30 CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31 CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32 CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33 CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34 CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35 CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36 CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37 CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38 CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39 CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40 CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41 CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42 CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43 CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44 CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45 CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46 CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47 CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48 CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49 CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50 CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51 CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52 CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53 CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54 CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55 CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56 CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57 CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58 CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59 CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60 CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61 CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62 CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63 CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64 CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65 CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66 CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67 CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68 CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69 CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70 CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71 CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72 CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73 CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74 CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75 CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76 CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77 CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78 CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79 CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80 CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak
Episodes

Updated 80 Episodes

1
CHAPTER 1 : Hancurnya Hati
2
CHAPTER 2 : Lari Dari Pernikahan
3
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
4
CHAPTER 4 : Bertemu Kembali Gadis Kecil
5
CHAPTER 5 : Tidak Bisa Peka
6
CHAPTER 6 : Sikap Yang Selalu Dingin
7
CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya
8
CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki
9
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
10
CHAPTER 10 : Ayo, Kita Menikah!
11
CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!
12
CHAPTER 12 : Di Balik Sikap Cerianya
13
CHAPTER 13 : Ternyata Masih Cinta
14
CHAPTER 14 : Dibuat Penasaran
15
CHAPTER 15 : Memilih Untuk Mengalah
16
CHAPTER 16 : Hari Terakhir Di Sini
17
CHAPTER 17 : Rasa Yang Tumbuh
18
CHAPTER 18 : Apa Mungkin, Aku Cemburu?
19
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
20
CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi
21
CHAPTER 21 : Keadaan Yang Rumit
22
CHAPTER 22 : Di Antara Dua Hati
23
CHAPTER 23 : Masih Menjadi Azura Kecil
24
CHAPTER 24 : Dunia Ini Terlalu Sempit
25
CHAPTER 25 : Semua Tergantung Nasib
26
CHAPTER 26 : Bertemu Kembali
27
CHAPTER 27 : Cemburunya Azura
28
CHAPTER 28 : Tidak Bisa Dimengerti
29
CHAPTER 29 : Tidak Bisa Peka
30
CHAPTER 30 : Kita Tidak Lagi Sama
31
CHAPTER 31 : Kisah Itu Belum Usai
32
CHAPTER 32 : Hanya Dianggap Bayangan
33
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
34
CHAPTER 34 : Kamu Egois, Azura!
35
CHAPTER 35 : Tidak Berdaya Lagi
36
CHAPTER 36 : Tak Lagi Di Anggap
37
CHAPTER 37 : Berusaha Melupakan
38
CHAPTER 38 : Bahagia Tapi Tidak Dengan Hati
39
CHAPTER 39 : Harus Menemuinya
40
CHAPTER 40 : Tidak Ingin Jadi Penghalang
41
CHAPTER 41 : Bahagiaku Ada Padamu
42
CHAPTER 42 : Setidaknya Ini Lebih Baik
43
CHAPTER 43 : Masih Ragu Dengan Keputusan
44
CHAPTER 44 : Masih Bisa Di Perjuangkan
45
CHAPTER 45 : Pemandangan Menyakitkan
46
CHAPTER 46 : Usaha Yang Berakhir Kesedihan
47
CHAPTER 47 : Bukan Pernikahan Impian
48
CHAPTER 48 : Menghentikan Pernikahan
49
CHAPTER 49 : Pengakuan Azura
50
CHAPTER 50 : Kesalah Pahaman Azura
51
CHAPTER 51 : Tidak Ada Kata Selain Maaf
52
CHAPTER 52 : Menepati Janji Masa Kecil
53
CHAPTER 53 : Jibril Yang Tak Terima
54
CHAPTER 54 : Pernikahan Kita Tetap Terjadi
55
CHAPTER 55 : Pernikahan Mengharukan
56
CHAPTER 56 : Bagaikan Di Negeri Dongeng
57
CHAPTER 57 : Kesedihan Mendalam Rima
58
CHAPTER 58 : Ternyata Cintaku Terbalas
59
CHAPTER 59 : Sangat Bersyukur
60
CHAPTER 60 : Meraih Kebahagiaan Bersama
61
CHAPTER 61 : Azura Yang Tersipu Malu
62
CHAPTER 62 : Cinta Dalam Pernikahan
63
CHAPTER 63 : Pagi Pertema Bersama Suami
64
CHAPTER 64 : Tidak Sendiri lagi
65
CHAPTER 65 : Harus Bisa Move On
66
CHAPTER 66 : Sikap Manja Azura
67
CHAPTER 67 : Susana Pengantin Baru
68
CHAPTER 68 : Dia Yang Menghapus Rasa Sakit
69
CHAPTER 69 : Membuat Istri Merajuk
70
CHAPTER 70 : Berdamai Dengan Masa Lalu
71
CHAPTER 71 : Sikap Tak Terduga Dari Rima
72
CHAPTER 72 : Lepas Kontrol
73
CHAPTER 73 : Tidak Mempermasalahkan Itu
74
CHAPTER 74 : Terlalu Keras Kepada Anak
75
CHAPTER 75 : Membantu Rima Untuk Bahagia
76
CHAPTER 76 : Butuh Waktu Sendiri
77
CHAPTER 77 : Lepaskan Semua Beban Pikiran
78
CHAPTER 78 : Kamu Tidak Akan Mengerti
79
CHAPTER 79 : Merasa Lebih Baik
80
CHAPTER 80 : Ingin Memiliki Anak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!