Sekitar 30 menit perjalanan,Rangga tiba di restoran miliknya.
Dia di sambut oleh manager restoran yang membawanya ke ruangannya.
"Pak Rudi,tolong kumpulkan semua pegawai dan koki di ruang konfernsi" suruh Rangga pada pak Rudi,manager restoran tersebut.
"Termasuk 3 pegawai yang baru masuk Pak?" tanya Pak Rudi.
"Aku bilang semuakan?jadi kumpulkan semuanya."jawab Rangga yang memang dalam mood jeleknya.
"Baik,Pak" jawab Pak Rudi.
Sekitar 10 menit semua pegawai dan koki sudah berkumpul.
"Selamat siang"
"Siang,Pak" jawab semuanya
"Apa kalian tahu kenapa kalian saya kumpulkan di sini?" tanya Rangga pada mereka.
Mereka semua hanya berbisik-bisik tidak ada yang berani menjawab secara langsung.
"Aku tidak tahu bagaimana cara kerja kalian.Tapi yang aku ingin tanyakan kenapa omset kita semakin kesini semakin menurun?" tanyanya dengan wajah menakutkan.
"Apa lagi bulan ini,pendapatan restoran ini turun hingga 30%.Sebenarnya kalian bisa kerja tidak" teriak Rangga lagi.
Semua orang hanya diam dan tidak ada yang berani berbicara.
"Pokoknya kalau dalam satu bulan ini tidak juga ada peningkatan penjualan,Maka kalian semua akan aku pecat", tukas Rangga.
"Kalian kembalilah bekerja" suruh Rangga kepada semua pegawainya.
"Pak Rudi,bawa pegawai baru kita ke ruanganku" Kata Rangga sebelum masuk ke ruangannya.
Rangga duduk sambil memijit pelipisnya yang sedikit pusing.
tok..tok..tok..
"Masuk" kata Rangga
Pak Rudi datang dengan membawa 3 orang witers.
"Pak ini pegawai baru kita,Dewi,Ana dan juga Bintang. Mereka orang yang di rekomendasikan keluarga Bu Ningsih" Pak Rudi memperkenalkan.
Baik Rangga maupun Bintang,mereka sama-sama terkejut.Tapi mereka masih bisa mengontrol reaksi mereka.
"Aku harap kalian bisa bekerja dengan sungguh.Aku tidak suka dengan pegawai yang tidak kompeten" kata Rangga sambil menatap tajam ke arah mereka lebih tepatnya Bintang.
"Silahkan kembali bekerja" suruh Rangga.
Bintang, Dewi dan Ana keluar dari ruang tersebut.
"Rangga ternyata serem ya kaya singa" kata Ana.
"Menurut gua dia kelihatan berwibawa,jadi kelihatan makin keren" puji Dewi.
"Jadi,restoran ini juga milik dia.Sebenernya dia se kaya apa sih? pantes saja dia songong" kata Bintang dalam hati.
"Bi,kalau menurut Lo Rangga itu orangnya gimana?" tanya Ana,Bintang masih diam sambil memikirkan sesuatu.
"Bi.." teriak Ana dan Dewi bersamaan.
"Kalian tanya apa tadi?" tanya Bintang
"Lo,mikirin apaan sih?" tanya Dewi.
"E...Dew,An gua baru inget kalau tadi pagi gua lupa sesuatu" kata Bintang.
Ana dan Dewi saling tatap.
"Apaan?" tanya mereka bersamaan.
"Kalian kedapur duluan saja ntar gua nyusul" kata Bintang pada dua temannya.
Rangga masih fokus menghitung pembukuannya.
tok..tok...tok
"Masuk" jawab Rangga tanpa melihat siapa yang datang.
"Ada apa?"tanya Rangga tanpa menoleh.
Orang itu malah mengunci pintu dan membuat Rangga melihat kearahnya.
"Beraninya ..." Rangga tidak melanjutkan perkataannya saat tahu yang datang adalah Bintang.
"Ada apa?" tanyanya ketus.
"Maaf,tapi...sepertinya tadi pagi aku melupakan sesuatu" jawab Bintang.
"Melupakan sesuatu? maksud kamu?" tanya Rangga bingung.
Tiba-tiba Bintang, mencium bibir suaminya itu.
"Aaku lupa ini"katanya sambil menatap mata Rangga. Manik mata keduanya bertemu,jantung mereka berdegup lebih kencang dari biasanya.
"Aku sudah selesei,permisi" kata Bintang sebelum melangkahkan kakinya.Tapi lengan tangannya di tahan oleh Rangga.
Rangga yang awalnya duduk,kini dia berdiri tepat di depan wajah Bintang. Satu tangannya menarik pinggang Bintang dan satunya lagi memegangi dagu istrinya itu.Dan cup dia mulai mencium bibir istrinya itu dengan sangat rakus,Bintang yang tidak mengira Rangga akan membalas ciumannya pun kaget.Karena biasanya Rangga tidak akan bereaksi dengan apapun yang Bintang lakukan.
Tapi keduanya akhirnya terbawa suasana.Kedua tangan Bintang melingkar di leher suaminya,ciuman mereka semakin dalam mulai dari lumatan,hingga hisapan,lidah mereka saling membelit.Hingga tanpa sadar Bintang melenguh.kedua tangan Rangga mulai bergerilya masuk kedalam baju istrinya itu.Ciuman itu kini turun ke leher dan meninggalkan bekas kebiruan.Rangga mulai membuka satu persatu kancing baju milik istrinya.Tapi tiba-tiba...
tok..tok..tok..
"Pak,ada tamu dari kantor perpajakan" kata pak Rudi dari luar.
Suara Pak Rudi membuyarkan keduanya.Bintang segera mengancingkan bajunya dan Rangga menghapus lipstik yang menempel di bibirnya.
"Aku harus sembunyi di mana?" tanya Bintang berbisik.
Rangga menunjuk ke kolong mejanya,menyuruh Bintang bersembunyi di situ.
Rangga segera membuka knock pintu tersebut.
"Silahkan,duduk" suruh Rangga kepada pak Rudi dan orang dari dinas perpajakan.
"Maaf,Pak.Kenapa Bapak mengunci pintunya?" tanya pak Rudi
"Tadi ada kucing liar masuk" jawab Rangga. Bintang yang mendengar itu lansung menggigit betis kaki suaminya itu.
"Aw.."teriak Rangga.
"Ada apa Pak?" tanya pak Rudi
"Tidak ada apa-apa." jawab Rangga.
"Ada apa,Bapak ingin menemui saya?" tanya Rangga pada Orang dari dinas perpajakan.
"Saya membawa surat penunggakan pajak yang di lakukan restoran ini".
Rangga menatap tajam pak Rudi seolah mengatakan bagaimana bisa terjadi.
" Nanti saya akan mengurusnya langsung ke kantor pajak"kata Rangga kemudian.
"Kalau begitu saya permisi,Pak"
Pak Rudi dan orang dari dinas perpajakan keluar dari ruangan Rangga.
"Keluarlah,jangan sampai pak Rudi atau pegawai lain melihatmu"
Bintang segera keluar dari persembunyiannya.
"Bintang, lupakan kejadian tadi.Anggap tidak pernah terjadi sesuatu di antara kita" kata Rangga sebelum Bintang keluar dari ruangannya.
Sebenarnya Bintang merasa hatinya sangat sakit,tapi dia berusaha untuk bersikap biasa.
"Jangan khawatir"jawabnya di sertai senyum.
"Kau harus kuat Bintang, ini hanya goresan kecil di hatimu.Kamu harus tetap kuat" Bintang berusaha menyemangati dirinya sendiri.
*****
"Bi,Lo darimana saja.Tadi pak Rudi mencarimu" tanya Ana saat melihat Bintang sedang duduk di belakang dapur restoran.
"Gua tadi ada sedikit urusan" jawab Bintang.
"Lo,habis nangis Bi?" tanya Ana yang melihat mata Bintang sedikit sembab.
"Tidak,hanya kemasukan debu tadi" jawab Bintang lagi.
"Ya sudah,sebaiknya kita kembali bekerja" kata Ana.
Ana tahu kalau Bintang berbohong, tapi dia tidak ingin memaksa sahabatnya itu untuk bercerita.Jadi dia hanya berusaha mengalihkan pikiran Bintang agar tidak sedih lagi.
Rangga merutuki kebodohannya yang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
jika saja Pak Rudi tidak datang entah apa yang sudah dia lakukan.
"Hampir saja..." katanya seraya menghela napasnya panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
jumirah slavina
lupa morning kiss donk🤣🤣🤣🤣
2024-05-19
1
Indra Jaya
mulai nikmat nih cerita tegang sudah ... 😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
2022-01-31
1
Suminah
gak mau tp nyosor jg rangga
2022-01-15
0