Siang itu seperti yang sudah di sepakati sebelumnya, Rangga menyuruh sopirnya menjemput Bintang untuk di bawa ke kantornya.
Sebenarnya dalam hati, Bintang masih tidak mengerti dengan kesepakatan yang di maksud oleh Rangga.
Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya dia tiba di kantor milik Rangga. Disana Rangga sudah nenunggunya.
"Ini! Silahkan kamu baca dan tanda tangani!" Rangga menyerahkan sebuah map kepada Bintang.
Bintang menerimanya dan membuka map tersebut. Betapa terkejutnya dia saat tahu isinya adalah sebuah kontrak, lebih tepatnya KONTRAK PERNIKAHAN.
Kontrak itu memuat beberapa pasal yang di antaranya:
Pernikahan akan dilakukan di KUA dan hanya akan dihadiri oleh keluarga inti dan dua orang saksi.
Pernikahan di tentukan hanya untuk 6 bulan dan bisa di rubah dengan kesepakatan dua belah pihak.
Dilarang mencampuri privasi masing-masing.
Tidak boleh ada kontak fisik tanpa seijin masing-masing pihak.
Pihak satu akan nemberikan nafkah setiap bulannya sebesar Rp.25.000.000 atau sesuai dengan kesepakatan pihak dua.
Pihak satu akan membiayai kebutuhan hidup pihak dua dan akan membiayai pendidikannya sampai sarjana.
Itulah isi dari kontrak pernikahan tersebut.
"Apa ini?" tanya Bintang.
"Kesepakatan. Aku sudah bilangkan kalau aku sangat membenci wanita," jawab Rangga dengan tatapan dinginnya.
Bintang berdiri kemudian melempar map itu ke wajah Rangga.
"Aku tidak mau menanda tangani kontrak itu. Aku lebih memilih tidak menikah denganmu dari pada aku harus membohongi ibu dan juga tante Mia. Aku mundur," kata Bintang yang sangat emosi. Kemudian dia berjalan meninggalkan Rangga.
"Kamu yang mengatakan setuju akan menikah dengan ku, jadi kamu juga yang harus mengatakan pembatalan ini kepada mereka," seru Rangga sebelum Bintang meninggalkan kantornya.
Bintang tidak perduli, dia terus berjalan meniggalkan kantor Wijaya Grup. Saat ini hatinya terasa begitu sakit.
Dia pulang dengan naik ojol, dia berhenti di taman kota. Disana Bintang menangis, dia tidak menyangka kalau Rangga akan melakukan ini padanya, terutama ibu dan tante Mia.
"Kontrak pernikahan? Apa maksudnya? Dia benar benar keterlaluan. Apa menurutnya pernikahan adalah sebuah permainan? Dia bahkan tega ingin membohongi orang tuanya sendiri," gumam Bintang sambil menangis. Dia duduk di taman sampai menjelang maghrib.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang mengawasinya, hatinya juga merasa sakit tatkala melihat Bintang menangis di sana.
*****
Bintang tiba di rumahnya jam 6 sore.
"Sayang, kamu sudah pulang? Bagaimana pertemuanmu dengan Rangga?" tanya ibunya.
"E....Bintang capek Bu. Bintang mau mandi, sholat dan istirahat. Bintang ke kamar ya, Bu," pamit Bintang. Kemudian dia masuk ke kamarnya.
"Ada apa dengan anak itu? Pasti ada sesuatu," batin Ratih.
Didalam kamar, Bintang memikirkan cara untuk membatalkan perjodohannya dengan Rangga. Tetapi yang tidak menyakiti hati ibu dan juga tante Mia.
"Alasan apa yang harus aku berikan kepada mereka? Kenapa semuanya jadi serumit ini. Aku tidak mau membohongi tante Mia, apalagi ibu. Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan?" Bintang berbicara pada dirinya sendiri.
"Aku harus bilang ke ibu, kalau aku tidak mau melanjutkan perjodohan ini. Aku harus berani ambil resiko dari pada aku membohingi mereka. Ya... aku pasti bisa!" Bintang bermonolog untuk menyemangati dirinya sendiri.
Bintang mengambil napas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya.
Setelah selesai mandi dan sholat, Bintang menemui ibunya.
" Bu, ada yang ingin Bintang bicarakan sama ibu," kata Bintang.
"Bicaralah!" suruh sang ibu.
"Bu,sebenarnya...."
Belum sempat Bintang berbicara terdengar suara ketukan pintu.
"Biar Bintang buka," kata Bintang sambil berjalan ke arah pintu.
"Tante, ada apa kesini?" Tanya Bintang begitu membuka pintu, kerena yang datang adalah Mia.
"Tante ingin memberikan sesuatu untukmu, tapi sebelumnya apa Tante boleh masuk?"
"Maaf Tante, silahkan masuk!" suruh Bintang.
Ketika Bintang hendak menutup pintu ada seseorang yang menahannya dan orang itu adalah Rangga.
Mata mereka saling beradu, untuk beberapa detik tatapan mereka saling mengunci.
"Bintang, suruh Rangga masuk Nak!" terdengar suara Ratih dari dalam.
"iya,Bu," jawab Bintang sedikit berteriak.
"Masuklah!"
Rangga kembali dengan tatapan dinginnya, sementara Bintang menatapnya dengan tatapan malas.
*****
(Di ruang tamu)
"Sayang, ini untukmu," kata Mia sambil menyodorkan kotak kecil pada Bintang.
Bintang menatap ibunya untuk bertanya, Ratih menganggukkan kepalanya sebagai tanda agar putrinya itu menerimanya.
Bintang membuka kotak tersebut. Dia terperangah saat melihat isi yang ada di dalamnya. Dan isinya adalah sebuah cincin dengan permata berwarna biru.
"Tante, Bintang tidak bisa menerimanya. Ini terlalu berlebihan," jawab Bintang sambil menyodorkan kotak itu kembali pada wanita di depannya.
"Kamu harus menerimanya, itu adalah cincin keluarga. Dulu mertua Tante yang memberikan itu dan mertua Tante juga menerima cincin itu dari mertuanya.
Dan sekarang giliran Tante memberikan cincin itu padamu. Bukankah kalian akan segera menikah, jadi sudah tugas Tante memberikan cincin itu pada menantu Tante," jawab Mia panjang lebar.
"Tapi..," Bintang masih ragu untuk menerimanya, apalagi dia berniat untuk membatalkan perjodohan itu.
"Dimana toiletnya?" tanya Rangga tiba-tiba.
"Kamu antar Rangga dulu, Nak!" suruh Ratih.
Bintang menangguk.
Bintang menunjukkan letak toilet kapada Rangga. Namun di luar dugaan Rangga mendorong Bintang ketembok dan menguncinya dengan dua tangannya.
"Apa yang kamu lakukan?" Bintang berusaha keluar dari kungkungan tangan Rangga yang mengunci tubuhnya.
"Kau lihat! Karena ulahmu meraka berharap lebih dengan hubungan kita. Jadi jika kau ingin membatalkannya katakan sekarang juga! Jangan membuat mereka semakin berharap," kata Rangga dengan menatap tajam Bintang.
Kemudian Rangga melepaska Bintang dari kunciannya.
"Keputusan ada di tanganmu," ucap Rangga sambil berjalan melewatinya.
Rangga kembali ketempat orang tua mereka sambil sesekali memberikan tatapan tajamnya pada Bintang.
Bintang melihat ibu dan Tante Mia dari kejauhan. Dia melihat senyum kebahagian di raut wajah mereka. Dia semakin bingung dengan keputusan yang akan dia ambil. Akhirnya dengan berat hati dia sudah memantapkan diri untuk mengambil sebuah keputusan.
"Ma, Tante, ada yang ingin Bintang bicarakan dengan kalian," kata Bintang dengan sorot mata yang tajam.
Ratih dan Mia saling pandang, mereka penasaran dengan apa yang akan di bicarakan oleh Bintang. Demikian juga Rangga dia penasaran dengan keputusan yang akan di ambil oleh Bintang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Pecinta Halu
Ngomong apa yaaaa???!!! itumah skrg aja liat bencu nnti juga jd liat cinta hehehe
2021-09-30
1
Indria Agustini
Lah aq malahan deg deg an nih thor 🙂🙂🙂
2021-09-24
0
𝖘𝖙𝖗𝖔𝖇𝖊𝖗𝖞banana🍓🍌
kok aq deg degan ya...🙄🙄
2021-08-01
0