Setelah selesai mengemasi gorden yang bececeran di lantai dengan sesegera Daysi memasukkannya ke kantong plastik besar. Ksatria punya ide jahil ke Daysi saat ini.
"Eeehhh itu mau kamu bawa kemana. Kamu bawa pulang itu dan cuci dirumah." Ksatria menunjuk gorden yang di bawa Daysi dan menyuruh Daysi membawa pulang gorden yang ia lepas.
"Baiklah," ucap Daysi berlalu pergi dari ruangan Ksatria Malik.
"Aku kira dia bakalan mengelak tidak mau seperti waktu itu memetik bunga mawar." Ksatria segera melanjutkan pekerjaannya.
Daysi yang merasa sangat kelelahan akhirnya meluruskan kakinya di kursi dekat taman kecil di hotel. Ada beberapa kolam ikan kecil sebagai hiasan taman. Daysi mengambil pakan ikan dan menaburkan pakan ikan sedikit. Abang yang melihat Daysi memberi makan langsung saja menghampirinya dan duduk di samping Daysi.
"Ini untukmu." Abang menyodorkan air mineral ke Daysi, Daysi langsung menerimanya dan meminumnya sampai habis.
"Kenapa, apa ada masalah?" tanya Abang yang menyadari jika Daysi termenung sedih.
"Tidak ada, ayo kita berkemas-kemas lagian inikan waktunya jam pulang!" Daysi segera berdiri dan mengambil peralatannya yang ia letakkan di sampingnya.
"Kenapa aku merasa kamu menyembunyikan sesuatu yang besar Daysi. Tapi apa?" dalam batin Abang, Abang mengikuti langkah Daysi untuk kembali ke tempat istirahat dan bersiap-siap pulang.
"Daysi ayo ngobrol ada caffe yang baru buka tapi coffe itu keliling letaknya ada di dekat Pasar Ramai. Bisa tidak?" Abang berjalan di samping Daysi.
"Oke, sekalian aku butuh udara segar hari ini!" Daysi tersenyum dan senyuman Daysi membuat Abang langsung terpana dengan pesonannya.
Okta yang tidak sengaja melihat Daysi tersenyum ke Abang ia mengepalkan tangannya.
"Daysi... segitu mempesonanya dirimu saat tersenyum tetapi senyumanmu hanya kamu tunjukkan ke dia." Dalam batin Okta yang tersakiti. Okta segera membalikkan badannya ia pura-pura tegas untuk bawahannya tetapi dalam hatinya ia sangat rapuh sekali.
Abang langsung mengenakan jaketnya begitu juga dengan Daysi, mereka berdua pergi menggunakan motor masing-masing. Daysi segera meletakkan bungkusan besar yang berisi gorden di jok bagian belakan sepeda motornya dan tentu saja di bantu oleh Abang.
Abang tidak banyak tanya tentang sesuatu yang di bawa oleh Daysi pasti itu suruhan Pak Okta kalau tidak CEO Ksatria Malik. Karena hanya orang-orang itu yang memiliki jabatan tinggi di hotel ini.
Sesampainya di Pasar Ramai. Abang dan Daysi memarkirkan kendaraannya di tempat parkir. Daysi begitu kagum dengan suasana ramai Pasar Ramai, suasana yang mengingatkan mendiang kedua orang tuanya, dulu sebelum orang tuanya tiada ia sering pergi kepasar dengan kedua orang tuanya.
"Hari ini aku ingin melonggarkan pikiranku yang suntuk. Abang mana tempatnya di sini begitu ramai sampai aku tidak bisa fokus mencari kedai yang kamu maksud tadi?" Daysi melihat sekeliling tempat tersebut.
"Itu!" Abang menunjukkan tempat kedai kopi keliling di sebelah ujung pasar. Tempatnya lumayan ramai. Hampir semua tempat di duduki oleh pembeli bahkan ada beberapa yang sedang berdiri mengantri.
Sesampainya di kedai kopi tersebut Daysi di suruh duduk oleh Abang. Abang segera mengantri untuk memesan minuman dan makanan ringan yang ada di menu.
Hampir 20 menit Abang mengantri, setelah menerima makanan ringan dan minuman yang ia pesan. Senyum semringah dari Abang terpancar.
"Kenapa aku merasa hari ini sedang berkencan saja. Aahhh... senangnya hatiku." Dalam batin Abang ia tersenyum-senyum gembira sambil membawa minuman dan makanan di tangannya.
Setelah sampai di tempat duduk Abang langsung memberikan satu cap coffe ke Daysi. Dengan senang hati Daysi menerimanya.
Tidak banyak obrolan yang di ucapkan Abang maupun Daysi. Hari semakin larut Daysi yang merasa langit mulai gelap dan sekarang berganti bintang yang saling berkelap kelip di angkasa membuat ia segera menyudahi percakapannya dengan Abang.
"Aku capek ayo pulang." Daysi mengajak Abang untuk pulang dan segera mengemasi barang-barang yang tergeletak di meja tempat ia duduk.
"Ayo, apa besok kamu berkerja?" tanya Abang yang langsung mengenakan tas serempangnya.
"Besok jadwalku libur, memangnya ada apa Bang?" tanya Daysi yang memasukkan ponselnya di tas kesayangannya.
"Tidak ada apa-apa, sepi aja jika kamu libur tidak ada yang bisa aku ajak mengobrol dengan leluasa selain kamu!" jawab Abang yang berjalan di samping Daysi.
Setelah membayar semua menu yang ia beli, Abang segera memasukkan dompetnya ke tas selempangnya. Daysi yang mengeluarkan uang untuk mengganti uang Abang namun di tolak oleh Abang dengan halus.
"Kenapa. Apa kamu sudah punya uang lebih sampai-sampai menolak uang yang aku beri ini?" Daysi memasukkan kembali uang yang tadinya untuk mengganti uang Abang.
"Aku yang mengajakmu kesini dan itu sudah wajar jika aku yang membayarnya. Jadi tidak usah kamu ganti, oke!" Abang tersenyum begitu manis di hadapan Daysi.
"Nih orang lama-lama bisa menghipnotis siapa pun yang melihatnya. Abang begitu manis dan tampan di tambah ada lagi lesung pipit di kedua ujung bibirnya. Aduhhhh... sadar Daysi kamu sudah menikah walaupun pernikahan sembunyi." Daysi segera memukul pikiran berhianatnya.
"Mikirin apa sih kamu Daysi sampai memukul kepalamu?" tanya Abang yang melihat gelagat Daysi yang aneh.
"Aku tidak memikirkan apa-apa. Ya sudah aku bayar parkir dulu tadi kan kamu sudah traktir aku minum dan makan!" Daysi segera membayar uang parkir 2 sepeda motor.
Abang yang mengikuti Daysi dari belakang sepeda motornya curiga karena Daysi memasuki rumah yang begitu terlihat mewah dan megah.
"Benarkah ini rumah Daysi. Jika ia orang berada kenapa ia berkerja sebagai cleaning servis di hotel???" pertanyaan di kepala Abanh bermunculan. Setelah memastikan keamanan Daysi. Abang segera melajukan kendaraannya.
Daysi yang baru saja memarkirkan sepeda motornya tersenyum lega saat melihat mobil pribadi Ksatria belum ada di parkiran garsi. Saat melangkah keluar dari garasi Daysi terkejut dengan Ksatria Malik yang melipat tangannya di dada.
"Baru pulang kerja atau berkencan?" pertanyaan aneh terlontar begitu saja dari mulut Ksatria Malik.
"Bukannya anda sendiri pak Ksatria yang terhormat yang memberi kebebasan dari masing-masing pihak, jika tidak ada Relli di sini bukannya tidak ada keterikatan!" jawab Daysi mengingatkan Ksatria Malik tentang perjanjian itu.
"Betul sekali ucapanmu. Jadi demi membuat Aurel kembali kamu harus membuat sandiwara baru saja. Bagaiman jika kamu dan aku saling mengenal satu sama lain?" tanya Ksatria mendekati Daysi.
"Apa maksud anda, sandiwara baru apa. Aku tidak mengerti maksud anda pak Ksatria?" Daysi berjalan mundur ia takut jika Ksatria melakukan sesuatu yang merugikan kedepannya.
Ksatria tersenyum licik saat melihat Daysi ketakutan. Ksatria segera membalikkan badannya dan meninggalkan Daysi yang masih ketakutan.
"Haahhh... menakutkan sekali tatapannya seperti serigala yang lapar saja." Daysi segera membuka ikatan yang ada di jok belakang motornya. "Untung besok libur kalau tidak pasti aku akan kurang tidur lagi."
Daysi segera masuk kedalam rumah melalui pintu samping.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Sri Hastuti
😡😡😡😈😈😈😈rasa mau ku cekik aja s Ksatria itu huh
2021-06-03
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like lagi..
bawa semangat💪
2021-01-07
1
ARSY ALFAZZA
next
2020-11-21
1