Daysi berusaha menutupi sakitnya ini, hidup dengan satu ginjal saja membuat ia harus extra hati-hati dalam beraktivitas. Daysi biasanya berkunjung di panti asuhan sampai malam kalau saat ini ia hanya sekitar 5 jaman berkunjung di panti asuhan.
Daysi berjalan menelusuri jalan pedesaan, suara kicauan burung mengiringi perjalanannya. Sesekali air mata ia seka dari pipinya. Setelah berada di jalan raya ia melihat sekilas mobil mewah di depannya.
Di dalam mobil ada dua insan yang sedang berbicara setengah serius. Di dalam mobil tersebut adalah Ksatria Malik dengan Faya.
"Sayang apa kamu tidak berencana memiliki kekasih sungguhan?" tanya Faya yang sedang bergelayut manja di lengannya.
"Tidak!" jawab singkat Ksatria.
"Kenapa, apa kamu sudah menikah diam-diam tanpa sepengetahuan para kekasihmu?" ucapan Faya membuat Ksatria tersedak tiba-tiba.
"UUHHUKK... UHUKKK...," Ksatria segera meminum air mineral yang selalu ia bawa.
"Kamu tidak apa-apa sayang, apa yang sakit? kenapa aku bertanya seperti itu kamu langsung batuk-batuk, apa ada yang salah?" Faya langsung memeriksa dahi Ksatria.
Asal kamu tau mbak sok cantik, istri mas Ksatria sangat cantik, namun mata mas Ksatria yang masih buta butuh tuntunan dan tongkat untuk berjalan. Dalam batin sopir pribadi Ksatria Malik, namanya Slamet.
"Aku tidak apa-apa, mungkin debu di mobil berterbangan!" Ksatria segera menepis tangan manja Faya. Namun Faya tidak mau melepaskannya.
Dasar mas Ksatria, kenapa mbak ini tidak di putuskan saja sih, saya takut jika ini berlangsung lama di kehidupan mas Ksatria. Gumam Slamet dalam hati. Slamet terus melajukan kendaraanya.
Kediaman Ksatria Malik.
Setelah menghantar Faya ke apartemennya Ksatria Malik segera kembali ke rumahnya. Ksatria Malik sebelum pulang membeli sesuatu yang akan berguna nantinya.
Ksatria langsung masuk kedalam rumahnya, rasa sedih menyelimuti hati Ksatria, ia begitu sangat merindukan suara tawa Aurellia. Gadis ceria dan pintar juga cerdik.
"Andai aku tidak memaksa Daysi mendonorkan ginjalnya pasti aku juga tidak di posisi yang merugikan ini." Ksatria menyesali telah mengancam Daysi waktu itu.
Daysi yang tengah asik bermain di taman bunga tidak mengetahui kepulangan Ksatria Malik. Baginya hanya angin lalu, ada tidaknya Ksatria di rumahnya itu adalah urusannya sendiri. Sesuai perjanjian jika tidak ada Aurellia tidak usah bersikap romantis.
Dan sampai detik ini Aurellia tidak kunjung pulang, walaupun sang Kakak Ksatria Malik telah menikahi Daysi sahabatnya waktu SMA dulu. Malahan Aurellia menyuruh sang Kakak mencintai dengan tulus sahabatnya baru ia akan pulang ke Indonesia.
Ksatria menyenderkan tubuhnya di kursi dekat taman, ia juga tidak melihat keberadaan Daysi yang tengah asik memilih-milih tanaman yang bagus untuk menghias kamarnya. Ksatria yang mendengar suara orang memotong bunga langsung melihat ke sumber suara tersebut. Karena jaraknya tidak terlalu jauh jadi sangat terlihat jelas jika Daysi memotong bunga.
Ksatria berjalan mendekati Daysi. Suara seraknya mengejutkan Daysi.
"Apa yang kamu lakukan. Kamu mau menghabiskan bunga di rumahku?" Ksatria menatap keranjang tempat Daysi meletakkan beberapa bunga mawar merah dan putih.
"Saya hanya mengambil 5 tangkai, tidak mungkin habis jika cuma 5 sajakan!" Daysi melanjutkan mengambil yang terakhir, namun di cegah dengan cepat oleh Ksatria Malik. Daysi menatap sekilas, "ada apalagi pak Ksatria?" melepas gengaman tangan Ksatria.
"Jangan memotong bunga-bunga di kebun ini, apa kamu tidak lihat tanaman-tanaman ini jadi jelek karena ulahmu. Perawatan tanaman ini sangat mahal, jadi jika kamu mengulanginya lagi, jangan harap kamu mendapat gaji di hotel." Ancam Ksatria berlalu pergi.
"Sombong," Daysi menyudahi memotong tangkai bunga. Daysi segera membersihkan dirinya dan menata rapi bunga yang ia petik tadi. "Cantik sekali." Pujinya kepada bunga mawar tersebut.
"Seperti anda Nak Daysi," Mbok Yati membawa nampan untuk menghantarkan susu hangat ke Daysi. "Ini minum dulu susunya." Menyodorkan satu gelas susuk ke Daysi.
"Terimakasih Mbok. Mbok bolehkah Daysi bertanya?" Daysi segera menghabiskan susunya dan meletakkan gelas yang baru ia gunakan ke nampan yang di pegang Mbok Yati.
"Tanya apa Nak, apa tentang Aden?" Mbok Yati menebak pertanyaan Daysi.
"Ko Mbok bisa tau, padahal Daysi belum bicara apa-apa!" Daysi memperlihatkan susunan gigi yang rapi.
"Karena hanya Aden yang mampu membuat Nak Daysi penasaran, makanya Mbok bisa menebak. Ayo Nak Daysi mau tanya tentang apa kalau soal asmara, Aden tidak pernah cerita apa-apa." Mbok Yati tersenyum.
"Yahhhh... padahal Daysi mau tanya itu. Apa dia tidak pernah membawa kekasihnya pulang ke rumah Mbok?" Daysi sudah penasaran seperti apa Ksatria Malik dulu.
"Tidak, ini sudah malam sebaiknya Nak Daysi segera beristirahat jika ada pertanyaan lain Nak Daysi tanya langsung saja ke Aden ya!" Mbok Yati segera pergi dari kamar Daysi.
"HHHUUHHHH..., niat mau kepoin orang itu malah cuma ini yang aku dapatkan, ehhh... tunggu sebentar kenapa aku harus kepoin dia bukannya dia memiliki sifat ganti pasangan lebih cepat dari berganti pakaian?" Daysi segera menepis pikiran buruknya dan segera tidur.
Pagi hari.
Kediaman Ksatria Malik, semua orang sedang mengerjakan pekerjaan masing-masing begitu juga dengan Daysi. Sudah beberapa kali Daysi selalu menyiapkan pakaian dan sarapan pagi untuk Ksatria Malik namun usahanya belum membuahkan hasil sampai sekarang.
Daysi tidak mau usaha lagi, ia hari ini tidak menyiapkan sarapan Daysi hanya menyiapkan pakaian saja. Setelah menyiapkan pakaian formal Ksatria ia bergegas pergi dari kamar Ksatria dan bersiap-siap untuk pergi berkerja.
Ksatria yang baru saja membuka mata sedikit terusik karena cahaya matahari menerpa wajahnya. Ksatria segera bangun dan membersihkan diri. Ksatria hafal betul jika pakaian itu yang mempersiapkan adalah Daysi, karena beberapa kali Ksatria melihat Daysi masuk ke ruangan ganti pakaian.
"Aku pakai saja kalau begitu, setidaknya aku menghargai sedikit kerja kerasnya." Ksatria segera mengenakan pakaian tersebut. Setelah bersiap-siap Ksatria turun ke ruang makan.
Ksatria menatap sekilas hanya ada masakan Mbok Yati selera makannya yang semula ingin sekarang berkurang.
"Apa dia tidak memasak?" Ksatria segera meminum susu dan pergi. Saat berada di garasi mobil baru kali ini ia melihat Daysi menggunakan helmnya dan mengendarai sepeda motornya.
"Apa dia tidak kepanasan hanya menggunakan sepeda motor???" Ksatria langsung menancapkan gasnya menuju hotel.
ROYAL MALIK
Hotel yang berdiri megah di pusat kota seperti iconnya kota tersebut. Ksatria memasuki area parkir, hari ini ia tidak menggunakan jasa sopirnya. Ksatria menatap area parkir sepeda motor sebelum ia masuk ke dalam hotel.
Daysi yang sedang mengemas sampah yang berserakan di area taman. Daysi dengan teliti mengambil daun-daun dan ranting pohon yang berjatuhan.
"Daysi ini." Abang menyodorkan air mineral ke Daysi. Daysi mendongakkan kepalanya dan segera mengambil air mineral yang di berikan oleh Abang.
"Terimakasih," Daysi tersenyum ke arah Abang. Sepasang sorot mata dari atas lantai balkon menatap dengan tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Yura
bosen
2021-05-16
1
Wati Ingin Sllu Trsenyum
hadir nih kak.kapan dong bucinnya siksatria itu.
2021-05-02
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
Aku datang lagi kakak
bersama cinta pak bos😘
semangat ya.. 💪💪💪
dan mampir lagi yuk
2021-01-07
2