Mbok Yati hanya tersenyum di tanyai Daysi.
Daysi tambah bingung dengan Mbok Yati.
Ksatria yang sudah rapi dengan pakaiannya tidak berpamitan pada Daysi, ia langsung berangkat menuju hotelnya. Jalan yang di lalu Ksatria cukup padat namun lancar, tidak seperti biasanya yang terkena macet. Sesampainya di hotel Rafa langsung masuk kedalam hotelnya.
Okta yang sudah ada di dalam hotel langsung menemui Ksatria dan langsung menawari sarapan pagi. Ksatria hanya meminta di buatkan bubur ayam dengan menggunakan daun bayam sebagai pewarnanya. Okta segera menemui chef adalan hotel Royal Malik.
Koki yang sudah berkerja sejak Ksatria umur 5 tahun. Koki kepercayaan ini sengaja tidak di ganti, karena lewat tangannya yang mahir meracik bumbu, sehingga chef ini menjadi primadona hotel Royal Malik. Sebenarnya banyak chef-chef handal di Royal Malik, akan tetapi Ksatria hanya cocok dengan masakannya saja. Chef tersebut bernama Dodi, chef kesukaan Ksatria.
Daysi yang baru saja sampai menggunakan sepeda motor bututnya, walaupun kesannya butut dan tidak layak memasuki kawasan hotel semewah Royal Malik, tidak membuatnya berkecil hati.
Lagian ia membelinya sewaktu ia SMA dulu, motor perjuangan dan penuh kenangan, bahkan sebagai saksi bisu perjuangan Daysi mencari nafkah.
Daysi memarkirkan motornya di tempat parkir khusus karyawan, Daysi segera mengambil kartu dan memasukkannya ke alat untuk data kehadiran, setelah mengisi data kehadiran.
Daysi segera ke tempat istirahat karyawan untuk meletakkan tas dan jaket yang ia kenakan, tiba-tiba saat membuka lemarinya ada secarik kertas bergambar snow white princess kesukaannya.
Pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepala Daysi.
"Siapa sih yang mengirim ini, bukannya sekarang jaman moderen ya. Aneh." Daysi tidak membacanya ia langsung memasukkannya ke tas punggungnya.
Daysi segera mengambil peralatan kerjannya.
Ksatria yang baru saja selesai sarapan langsung berkeliling, sedangkan Vivi langsung saja menempel pada Ksatria. Membicarakan ini itu bahkan ada yang tidak penting.
Okta tidak mengurusi Vivi, ia lebih fokus untuk langsung terjun mengawasi bawahannya agar tidak melakukan kesalahan yang fatal. Pekerjaannya sangat penting demi mengejar masa depan dan orang yang ia cintai.
Okta menatap setiap gerak gerik Daysi. Melihat begitu cekatan Daysi mengerjakan pekerjaannya membuat Okta sedikit tersenyum.
"Benar-benar cantik." Gumam lirih Okta.
Ksatria yang tidak sengaja melihat Okta menatap Daysi dengan tersenyum langsung mendekat.
"EEHHEEMMM..., pekerjaanmu apa cuma itu saja?" tanya Ksatria tiba-tiba.
Okta langsung menunduk dan segera berpamitan kepada Ksatria.
"Tidak pak Ksatria, saya minta maaf!" Okta langsung pergi.
Ksatria hanya melihat Daysi sekilas dan langsung pergi, agar tidak ada yang curiga bahwa mereka berdua suami istri.
Daysi yang melihat bayangan Ksatria hanya menghela nafas.
Jam makan siang.
Vivi masih mengekori Ksatria dan berusaha merayunya sebisa mungkin. Kemudian ia kembali keruangannya untuk mengambil kotak makan siang untuk Ksatria.
Vivi langsung masuk setelah mengetuk pintu ruangan Ksatria beberapa kali.
"Ksatria, aku bawa sesuatu. Apa kamu mau makan?" Vivi menyodorkan kotak makan. Ksatria hanya melihat sekilas tanpa mencicipinya.
"Kamu makan sendiri." Jawab datar Ksatria kemudian melanjutkan pekerjaannya.
"Kenapa?" Vivi tidak percaya Ksatria menolaknya.
"Aku tidak ingin makan apapun, pergilah!" tanpa menghiraukan Vivi yang bersedih.
Vivi segera pergi keluar dari ruangan Ksatria. Okta yang berpapasan dengan Vivi hanya ada senyum mengejek. Okta segera masuk ke ruangan Ksatria setelah Ksatria memberikan pesan singkat.
"Ada apa pak?" ucap Okta berdiri di samping Ksatria.
"Pesankan makana untukku, suruh chef Dodi yang memasaknya dan menghantarkannya kesini." Ksatria langsung membalikkan kursinya dan berjalan di balkon.
Ksatria memandang sekeliling hotelnya dengan intens, tempat ia berdiri sekarang adalah puncak teratas hotel Royal Malik.
Daysi yang bagian bersih-bersih ruangan Ksatria hanya meratapi kesedihannya, bagaimana tidak saat bersih-bersih ada resiko tinggi yang ia panggul.
Teman-teman seprofesinya tidak ada yang berani membersihkan ruangan Ksatria, pada akhirnya Daysi lah yang menjadi umpan. Suara ketukan pintu terdengar, saat tidak ada yang menjawab Daysi langsung memasuki ruangan Ksatria. Karena tangannya sudah sakit, mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban. Daysi langsung masuk ke ruangan Ksatria.
"Kemana orangnya?" mengelap setiap sudut ruangan Ksatria.
Ksatria mendengar ada orang yang masuk ke ruangannya langsung menuju sumber suara alat-alat bersih.
"Heyy..., apa kamu tidak punya mulut saat masuk ruanganku?" suara sedikit serak dan berat itu mengejutkan Daysi.
Daysi menebah dadanya berkali-kali.
"Maaf pak Ksatria tadi saya sudah mengetuk pintu ruangan anda berkali-kali tetapi tidak ada jawaban dari anda, jadi saya langsung masuk dan tangan saya sampai seperti ini!" jawab Daysi menunjukkan jari jemarinya yang memerah dan hampir mengeluarkan darah.
Ksatria hanya melihat sebentar. Chef Dodi yang baru saja masuk ruangan Ksatria langsung saja meletakkan masakannya.
"Chef Dodi, tolong buatkan satu menu lagi untuk dia." Perintah Ksatria pada chef Dodi sambil menunjuk keberadaan Daysi.
Chef Dodi terkejut dengan kelakuan Ksatria barusan, baru kali ini menyuruhnya membuatkan makanan selain untuk adik tercintanya.
Chef Dodi segera menganggukkan kepalanya dan berpamitan.
"Kamu Daysi, ikut chef Dodi ke dapur. Makanlah di sana." Ksatria langsung duduk di meja makannya.
Daysi langsung mengemas peralatan bersih-bersihnya.
"Permisi pak Ksatria." Sambil membungkukkan badannya. Ksatria hanya menatap sekilas.
Saat berada di luar ruangan Ksatria. Daysi mengumpat Ksatria. Ksatria yang sedang makan hanya bersin-bersin.
Saat berada di dapur para chef, banyak chef yang membicarakan Daysi, pasalnya dapur selalu bersih tanpa ada kotoran kenapa Daysi masuk. Pertanyaan itu muncul di benak para chef dan yang lainnya yang berkerja di dapur Royal Malik.
Saat chef senior Dodi membuatkan menu untuk Daysi, semua yang ada di dalam terkejut bukan main. Pasalnya chef Dodi adalah chef senior kepercayaan Tuan Ksatria.
Daysi langsung menghabiskan makanannya dan bergegas pergi setelah mengucapkan terimakasih kepada chef Dodi. Daysi tidak menghiraukan pertanyaan demi pertanyaan yang melontar dari para karyawan. Benar-benar seperti suatu keajaiban bisa memakan masakan chef Dodi.
Selain Ksatria dan pembeli, chef Dodi tidak akan langsung turun tangan untuk memasak, sedangkan saat ini chef Dodi langsung mau turun tangan.
"Haahhh kenyang, baru kali ini aku memakan masakan chef Dodi, chef yang terkenal di Royal Malik. Tapi kenapa tadi Ksatria menyuruh chef Dodi memasak untukku. Aahhh... paling cuma rasa kasihan melihat tanganku yang memar ini." Daysi langsung melanjutkan pekerjaannya.
Riri yang melihat wajah ceria Daysi langsung memalingkan wajahnya. Riri begitu tidak menyukai paras Daysi.
Memang Daysi memiliki wajah biasa saja, akan tetapi jika ia berdandan, bahkan artis saja bisa kalah dengan kecantikan Daysi.
Sebenarnya Daysi adalah sosok yang cantik, jika ia mau merawat diri ke salon. Berbeda dengan Riri, Riri lebih suka bermake-up walaupun tipis.
Abang yang hari ini shif malam sudah datang, entah terkena angin apa, padahal jam masih menunjukkan pukul 3 sore sedangkan jam kerjanya pukul 6 sore.
"Abang, ko sudah sampai jam segini?" tanya seseorang yang membawa peralatan bersih-bersih.
Abang hanya menatap sekilas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Like
2021-01-22
3
Cahaya mata
Jempol hadir untuk mendukung author ❣️
2021-01-17
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
sehat dan like selalu💪😊
2020-12-25
2