Like dan bintang 5 jangan lupa ya. Terimakasih.
***
Selesai membersihkan toilet Daysi menuju gudang untuk mengambil beberapa keperluan bersih-bersih. Ketika melihat manager Okta ia meletakkan kembali peralatannya. Pak Okta yang membawa banyak barang-barang langsung menyuruh Daysi membantunya.
"Daysi sini, gara-gara kamu kerjanya tidak beres, ini hukumanmu. Datang ke ruangan CEO Ksatria dan gantikan seprainya." Okta melempar beberapa kotak, dengan tiba-tiba ke tubuh Daysi.
Daysi terkejut dengan perlakuan manager hotel tempat ia berkerja.
"Mohon maaf, saya salah apa ya Pak Okta. Sampai-sampai anda membentak saya?" Daisy memberanikan bertanya.
"Gara-gara kamu berkerja tidak becus, saya hampir kehilangan pekerjaan saya. Apa kamu tidak tahu jika CEO Ksatria tidak menyukai warna putih. Jika kamu mengulanginya lagi saya pecat kamu." Ucap tegas Okta.
Daysi hanya menunduk, ia ketakutan saat ini. Perlahan Daysi menuju ruangan CEO Ksatria.
Tok... tok... tok..., Daysi mengetuk pintu.
"Cepat rapikan tempat tidurku, aku mau istirahat." Ksatria duduk di depan tv.
"Ketus banget jadi orang." Gumam lirih Daysi yang masih terdengar jelas di telinga Ksatria Malik.
"Sekali lagi aku mendengar kamu berbicara seperti itu, saya pecat kamu." Ancam Ksatria pada Daysi.
Daysi segera merapikan ruangan Ksatria.
"Permisi Pak, semua sudah selesai. Apa boleh saya kembali berkerja?" Daysi berada di samping Ksatria, berdiri dengan menundukkan kepalanya.
"Sana-sana." Ksatria mengibas-ngibas kan tangannya.
Setelah keluar dari ruangan Ksatria Malik. Daysi mengambil minuman dari tas kecilnya.
"Haus banget, aahh... leganya." Setelah minum air mineral, Daysi segera merapikan bajunya dan mengenakan jaketnya. Jam menunjukkan waktu pulang, karena ia shift pagi.
Ksatria yang masih fokus dengan laptopnya tidak sadar jika jam menunjukkan pukul sebelas malam. Ia segera menutup laptopnya. Dan membaringkan tubuhnya di ranjang tidurnya.
Keesokan harinya.
Suara burung berkicau di luar jendela tempat Ksatria tidur, ia segera bangun dari tidurnya dan membersihkan diri.
Selesai mandi Ksatria mengenakan pakaian rapi dengan jasnya serta dasi kupu-kupu.
"Perfect..." pujiannya pada diri sendiri.
Dengan berjalan elegan ia menuju lantai bawah. Okta yang mengetahui bosnya sudah rapi dan berada di lantai bawah segera menyapanya. "Selamat pagi Bapak Ksatria." Sapanya tersenyum.
"Pagi, siapkan sarapan untukku." Duduk di kursi restoran hotelnya.
Okta mengangguk, ia memesankan makanan kesukaan Ksatria, tanpa ada nasi atau apapun yang berwarna putih. Kecuali air mineral. 15 menit kemudian, makanan sudah sampai di meja Ksatria, para pelayan menyajikan dengan hati-hati.
"Silahkan di nikmati Pak." Okta membungkukkan badan dan langsung pergi.
Ksatria yang baru saja selesai makan di kejutkan dengan suara benturan yang cukup keras. Para karyawan yang mendengar langsung keluar.
"Ada apa ini?" Ksatria langsung menatap tempat kejadian.
Seorang yang sedang mabuk menyerempet karyawannya yang sedang bersih-bersih.
Daysi menahan sakit yang berada di lengan dan kakinya, ia terserempet mobil tersebut. Teman-temannya segera menolong Daysi, dan membopongnya masuk ke dalam ruangan khusus karyawan. Daysi menahan sedikit luka goresan di lengannya, untuk kakinya tidak lecet. Setelah selesai di obati Daysi kembali berkerja dan menuju halaman depan.
Sementara orang yang menabrak hotel Ksatria di bawa polisi, ternyata ia buronan karena mengelapkan uang milik perusahaan. Setelah permasalahan selesai di depan hotelnya, Ksatria membubarkan orang-orang yang masih berkumpul di tempat kejadian.
"Kalian semua cepat bubar." Ksatria segera masuk dan mengelilingi hotelnya. Okta mengikuti Tuan Ksatria yang mengelilingi hotelnya.
Tiba-tiba Ksatria berhenti tepat di tempat istirahat karyawan.
"Ohhh ya Okta, tadi yang keserempet mobil siapa namanya?" berjalan menjauhi area tersebut.
"Namanya Daysi Pak, baru empat bulan berkerja disini. Ada apa ya Bapak?"
"Kenapa di bajunya tidak ada namanya, apa dia tidak berniat berkerja?" Ksatria menuju lift.
"Maaf kan saya, semua karyawan di sini memiliki name tag. Bahkan karyawan baru juga menggunakannya, nanti saya tegur dia Pak." Okta menundukkan kepalanya.
"Jika kamu tidak berniat berkerja disini, segara buat surat pengunduran diri saja." Berjalan menuju ruangannya dan masuk.
Okta hanya diam di tempat.
"Daysiiiiii sudah dua kali ini kamu membuat masalah, kamu harus aku hukum hari ini." Gerutu Okta dalam hati.
Daysi yang sedang bersih-bersih merasakan hidungnya gatal.
"Hhhaaacching... hacing..., aduh siapa lagi sih yang mengumpat." Daysi merapikan tanaman.
Okta segera membalikkan badan dan mencari Daysi. "Dimana Daysi?" Okta menanyai teman Daysi satu profesi.
"Dia ada di teras, membersihkan bunga Pak!" jawab Abang.
Okta langsung menuju tempat yang di sebutkan oleh Abang. "DAYSIII..." teriaknya Okta.
Daysi terkejut. Dan langsung mendekat ke Pak Okta. "Ada apa Pak?"
"Mana name tagmu, gara-gara ulahmu aku hampir hilang pekerjaan. Jika kamu tidak berniat berkerja mengundurkan diri saja." Ucap Okta ketus. Okta mengulangi ucapan Ksatria.
"Ini Pak, saya masukkan di kantong!" Daysi mengeluarkan name tagnya.
"Cepat pakai, jika aku melihat tidak kamu pakai, siap-siap saya pecat kamu." Pergi meninggalkan Daysi. Kemudian mebalikkan badannya.
"Satu lagi sebagai hukuman, kamu kerja lembur hari ini." Okta berjalan pergi.
Daysi segera mengenakannya, ia sering lupa memakainya sebab ia selalu naik turun membersihkan cendela. Membuat Daysi sering menyimpan name tagnya.
"Haaahhhh..., kerja lembur. Padahal hari ini niatnya mau ke panti asuhan. Sudahlah lebih baik aku undur saja kesananya." Segera melanjutkan pekerjaannya.
Ksatria yang dari tadi mengawasi CCTV cukup heran dengan gadis bernama Daysi.
"Ada-ada saja, terlihat di tegur seperti itu masih bisa ceria saat bersih-bersih. Memang unik." Ksatria langsung menutup laptopnya.
Ksatria keluar dari ruangannya dan menuju area parkir mobil, ia masuk mobilnya.
_ _ _
Seorang wanita menunggunya di restoran. Dengan melambaikan tangannya. Ksatria segera menghampirinya.
"Maaf menunggu lama. Sudah pesan makanan?" Ksatria mengeser duduknya di depan gadis itu.
"Baru minum saja, oh ya. Apa kamu punya waktu minggu ini?" Lady menggengam tangan Ksatria. Tapi Ksatria segera menariknya.
"Punya, mau pergi kemana?" Ksatria melambaikan tangannya untuk memesan makanan.
"Nanti aku kabari tempatnya, emmm Ksatria kapan kamu berencana melamarku?" Lady terang-terangan menanyai Ksatria.
"Aku tidak bisa, bukannya kamu tahu jika kamu bukan satu-satunya wanita yang aku miliki!" jawab Ksatria santai.
"Tapi aku juga butuh kepastian Ksatria, orangtuaku menanyai hubungan kita." Lady mengenggam tangan Ksatria.
"Aku tidak bisa, carilah yang mau kamu ajak ke pelaminan Lady!" Ksatria menarik tangannya dan menuju kasir.
"Ksatria tunggu..." Lady mengikuti Ksatria.
Saat Ksatria berada di parkiran, ia berhenti sebelum naik mobilnya.
"Ada apa lagi?"
"Untuk minggu depan bagaimana?" menatap wajah Ksatria.
"Kita lihat saja, jika kamu mengulangi pertanyaan konyolmu tadi saat di restoran. Aku tidak mau bertemu lagi." Ksatria segera masuk mobil dan melajukan kendaraannya.
"Ksatriaa... akan aku buat kamu menyesal menolakku." Ancam Lady masuk kedalam mobilnya.
Ksatria yang berada di dalam mobil memijat pelipisnya. Suara deringan ponsel terdengar. Ksatria segera mengangkat ponselnya.
"Iya..., hallo. AAPPAAA..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Srirahayu Rahmadani
mmm
2021-05-02
1
yutantia 10
salam kenal thor
aku mampir
2021-01-02
1
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-11-24
1