**Terimakasih buat teman-teman yang stay di karya author ini. Dukungan kalian sangat berarti untuk author. Jangan bosan ya dengan karya author😊.
Selamat membaca**.
_ _ _
Abang yang sedari tadi menunggu Daysi tersenyum saat di temui Daysi langsung. Baru kali ini Daysi menemuinya.
"Abang, lagi nungguin siapa?" Daysi duduk di samping Abang. Abang yang duduk di hampiri oleh Daysi langsung berbunga-bunga.
Ksatria yang tidak sengaja lewat langsung menatap arah lain.
"Dasar perempuan sama saja, tidak bisa menjaga dirinya untuk satu orang saja." Umpatan Ksatria berlalu pergi.
Tanpa sadar Ksatria mengucapkan sesuatu yang amat ajaib jika di dengar orang lain, pasalnya selama ini belum pernah Ksatria Malik menunjukkan wajah ketidak sukaannya ke perempuan yang terikat dengannya. Baik kepada para kekasihnya dulu, dia dulu selalu membiarkan wanita yang ia kencani berbicara atau jalan dengan laki-laki lain.
Vivi yang melihat Ksatria kesal langsung mendekatinya. Melihat Ksatria badmood langsung menyodorkan coffe kepada Ksatria.
Tetapi Ksatria menolak mentah-mentah.
Saat akan pergi tiba-tiba mantan Ksatria bernama Lily datang dengan senyum menawan serta membawa sesuatu bingkisan.
"Ksatria, tunggu aku kesini mau memberi ini." Ucap Lily menyodorkan paper bag berukuran sedang ke arah Ksatria yang hendak masuk ke mobilnya.
Ksatria hanya menyimpan pemberian Lily tanpa ucapan apapun. Baginya wanita itu bukan apa-apanya, ya walaupun pernah di katakan pacaran, namun Lily adalah masa lalunya.
Lily tersenyum saat bingkisannya di terima oleh Ksatria. Saat ini Ksatria menuju restoran untuk bertemu dengan beberapa klien, yang sudah lama mengajak Ksatria kerja sama dengan hotelnya.
Setelah bertemu beberapa kliennya tidak terasa jam sudah menujukkan pukul 6 sore. Ksatria segera pulang ke rumahnya.
Kediaman Ksatria Malik.
Daysi yang sudah pulang sedari tadi. Kini melakukan aktivitasnya yang lain. Banyak pekerjaan yang menumpuk. Karena kemarin ia lupa mencuci pakaiannya.
Sebenarnya Daysi ingin sekali menggerjakan tugasnya sendiri, tetapi tetap saja Mbok Yati selalu melarangnya apa lagi jika Mbak Ria ada tambah omelan yang di lontarkan. Tidak boleh ini dan itu.
"Haduhhh, orang kaya mah bebas. Mau seratus pembantu di rumahnya mengeluarkan ratusan juta untuk menggaji bebas. Kalau aku masih bisa berkerja sendiri kenapa tidak. Yang penting sekarang aku menjaga kesehatanku saja. Hidup dengan satu ginjal saja, heemmm... andai," belum selesai berbicara ucapan Daysi di potong Ksatria yang mendengarkan celotehan Daysi sedari tadi.
"Andai apa, andai ginjalmu di kembalikan. Kamu berencana membunuh adikku, mimpi saja. Dasar tidak tahu diri." Ucap Ksatria dengan kasar, kemudian melemparkan paper bag dari Lily kepada Daysi, kemudian Ksatria berjalan meninggalkan Daysi yang mematung.
"Siall, kenapa hidupku bertemu dengan orang super playboy dan ihhhh..., menyebalkan." Daysi berjalan keluar rumah Ksatria.
Saat ini Daysi berada di halaman depan. Halaman depan ini begitu luas. Rumah kediaman Ksatria jika di lihat dari jauh bak Istana Kemerdekaan. Luas dan indah. Di bagian balkon paling atas ada tempat pendaratan helikopter.
Setelah lelah berjalan di halaman depan. Daysi masuk kedalam rumah dan masuk ke kamarnya dan melakukan beberapa tugas kecilnya.
"Andai aku memiliki kekayaan yang melimpah seperti ini, apa aku juga akan menjadi orang sombong seperti, dia?" Daysi menyindir Ksatria Malik. Untungnya Ksatria Malik tidak mendengar sebab jarak antara Daysi dan Ksatria ada sekitar 50 meter lebih.
Ksatria saat ini berada di gasebo. Dengan menyenderkan tubuhnya di atas tempat duduk sambil menikmati bintang yang mulai menampakkan gemerlap malam.
Daysi masih berada di kamarnya. Ya kamarnya selain langsung menghadap kebun bunga juga langsung tertuju pada gasebo rumah Ksatria Malik.
Daysi segera menutup gordennya, kamar bernuansa colorfull. Perpaduan merah jambu dengan kuning es mambo. Warna kesukaan Daysi. Beberapa hari ini Daysi sibuk dengan dekorasi kamarnya. Bahkan setelah mendapat gaji Daysi membeli beberapa barang-barang untuk medekorasi kamarnya.
Daysi, menghiasi dengan lampu bernuasa baby pink.
"Haaahhh..., akhirnya selesai juga nih dekorasi kamarnya. Kalau di lihatkan tidak monoton seperti sebelumnya. Tidak kuning ya tidak putih, alias pudar warna." Daysi segera merebahkan tubuhnya tanpa bersih-bersih dahulu.
Ksatria yang baru saja dari gasebo langsung masuk kedalam rumah, saat melihat sekeliling rumah tidak menemukan Daysi akhirnya ia bertanya kepada Mbak Ria.
"Ria, dimana Daysi?" tanpa melihat ke arah Ria. Ria tertunduk tanpa menatap wajah Ksatria Malik.
"Mbak Daysi ada di kamarnya pak boss!" jawab Ria ketakutan.
"Dia tidak ada di kamarku, jangan berbohong kamu." Ksatria langsung pergi.
"Pak boss mbak Daysi ada di kamar lamanya, beberapa hari ini," Ria melanjutkan kalimatnya.
Betapa bodohnya Ksatria saat ini, kalau Daysi tidak ada di kamarnya berarti ia berada di kamar lamanya. Kenapa Ksatria menjadi bodoh saat berhadapan dengan Daysi.
"Sialll, apa dia marah gara-gara ucapanku tadi, memangnya ada yang salah dengan ucapanku?" Ksatria menanyai diri sendiri.
Ucapan yang sangat tajam untuk orang lain menurutnya itu ucapan tegas dan biasa saja.
Saat menapaki jalan menuju kamar Daysi, Ksatria dengan sangat hati-hati saat berada du depan kamar Daysi seperti pencuri saja.
CCEEKKLEK... KKKRRIIEEETTT..., suara kamar di buka. Ksatria sangat terkejut dengan kamar yang menurutnya sangat baru ini. Colorfull di mana-mana bagkan terkesan untuk anak kecil.
"Haduhhh cewek terlihat tomboy tapi tetap saja dalamnya hello kitty, puft...." Ksatria tertawa kecil.
Kesatria menatap ke arah tempat tidur sama saja bahkan berwarna pink terang. Ksatria melihat Daysi terlelap di atas ranjangnya berusaha mendekatinya. Namun tiba-tiba Daysi mengeliat membuat Ksatria mengurungkan niatnya.
Ksatria berlalu pergi meninggalkan kamar Daysi. Sesampainya di kamar sendiri, Ksatria membersihkan tubuhnya yang lengket. Ksatria kemudian memainkan ponselnya.
Ada begitu banyak pesan yang masuk di ponsel Ksatria, tertera nama Vivi, kemudian Mega, Faya bahkan Lily juga mengirimkan pesan. Dari sekian banyak pesan yang di terima Ksatria tidak ada satupun yang ia balas. Menurutnya terlalu basi.
Karena sudah lelak Ksatria pun tertidur dengan ponsel berada di tangannya. Ksatria masuk ke alam mimpinya. Dalam mimpi ia bertemu kedua orang tuany. Kedua orang tuanya berpesan untuk menjaga hati seorang wanita yang baik. Seolah-olah orang tuanya tahu jika ia telah menikah. Ksatria tidak menjawab pesan kedua orang tuanya. Ksatria hanya diam saat berada di alam mimpi.
CCITT... CITT..., suara burung berkicau pagi hari membangunkan Ksatria dari mimpinya. Ksatria mengingat-ingat pesan kedua orang tuanya. Maksudnya apa, siapa itu menjadi pertanyaan dalam pikiran Ksatria.
Daysi yang sudah rapi dengan pakaiannya, segera berangkat tanpa berpamitan dengan Ksatria, setiap hari hanya itu-itu saja yang terjadi di kediaman Ksatria. Tanpa ada pembicaraan yang panjang.
Dua orang yang berbeda dalam segala hal, sulit menyatu apabila berbeda arah dan pandangan pemikiran.
Daysi masih setia dengan sepeda motor lamanya, mungkin jika di jaman sekarang tidak ada yang mau menggunakannya lagi. Tapi bagi Daysi ini sesuatu yang membanggakan dan perjuangan hidupnya.
Senyum merekah menghiasi wajah Daysi saat di perjalanan menuju Hotel Royal Malik. Sesampainya di hotel mata-mata benci untuk Daysi sangat tajam bak serigala yang lapar.
Daysi mengacuhkan semua mata yang melihatnya.
"Heemmm... eemmmm... eeeemmm." Daysi menyanyi dengan lirih. Saat memegang sapu ia di kejutkam dengan seseorang.
"DOORR..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Mendaratkan 5 like untuk karya Author yg keren ini... Yuhuu semangat nulisnya 💪...
Mampir juga yukks ke novelku... Aku tunggu ya.. 👍
Salam dari Drachenfutter (Hadiah Dari Sang Suami)
2021-01-22
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
hadir kembali nih kak..
bersama asisten dadakan😉
mampir lagi yukkk
semangatt💪💪
2020-12-27
1
Daratullaila🍒
Hai author aku mampir lagi membawa like, semangat up nya💪
Jangan lupa baca episode baru CIC
Salam dari Calon Istri Ceo☺💖
2020-12-16
1