Tiba-tiba seseorang datang dari belakang Daysi dan langsung mengejutkan Daysi.
"DOOR...," seseorang membuat Daysi meloncat dari tempat ia bersih-bersih, bahkan sapu yang ia gunakan untuk bersih-bersih halaman luar ikut terpental.
KKREESSS..., seseorang tidak sengaja ban mobilnya menindas sapu yang di gunakan Daysi. Daysi yang tadinya ingin marah kepada orang yang membuatnya terkejut kini malah meratapi nasib, sapu kesayangannya.
"Oohhh..., sapu kebesaranku. Maafkan aku telah membuatmu terluka." Ucap Daysi menggambil sapu yang telah patah menjadi 2 bagian. Daysi langsung menatap tajam orang yang membuatnya terkejut sampai-sampai sapu yang ia gunakan terpental dan patah.
Abang hanya menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal, saat Daysi menatap tajam dirinya.
"Hiks... ganti sapu Daysi." Dengan mulut cemberut dan mata berkaca-kaca. Abang yang melihat Daysi seperti anak kecil, langsung saja mengacak-acak rambut Daysi yang tertutup oleh topi.
"Oke, aku ganti sapu kamu dengan sapu yang lain," Abang menipu Daysi.
"Beneran?" tanya Daysi dengan wajah bahagia. Abang mengganguk.
Abang menggambil sapu yang di pegang Daysi, dan menggambil tali untuk menginkat sapu milik Daysi. Setelah selesai mengikatnya Abang mengembalikan sapu tersebut ke Daysi.
"Ini aku ganti, sapunya jadi lainkan?" tanya Abang dengan gelak tawa.
"Aku kira kamu ganti yang baru, eehhh tau-taunya tetap sama bahkan sekarang sangat pendek sapu yang aku kenakan!" Daysi menatap sapunya yang terlilit tali berwarna putih, karena kesal Daysi pergi meninggalkan Abang dan melanjutkan pekerjaannya.
Abang akhirnya melanjutkan pekerjaannya yang tertunda karena menggoda Daysi.
Saat bersih-bersih ia menangkap sosok tidak asing di mata Daysi, ya itu adalah Ksatria Malik sang suami yang tengah keluar dari mobil bersama seorang wanita.
"Haduhhhh... pemandangan yang sangat segar untuk orang yang jatuh cinta," Daysi segera melanjutkan pekerjaanya. Daysi tidak ingin berlama-lama menatap dua insan yang saling melempar senyum itu.
Ksatria yang tidak sengaja melihat Daysi tidak memperdulikan Daysi. Ksatria malah melanjutkan berbicara dengan Faya. Faya sangat bahagia dengan perhatian palsu Ksatria.
Ketika jam makan siang, perut Daysi sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi. Daysi segera menuju tempat karyawan istirahat. Daysi tidak memperdulikan yang ia makan, setiap hari hanya sayur dan tahu tempe saja kadang-kadang dengan telur mata sapi.
Dua bulan telah berlalu sampai saat ini Ksatria Malik belum melaksanakan tugasnya sebagai suami. Bahkan ia juga lupa tidak memberi nafkah lahir untuk Daysi. Daysi juga tidak meminta nafkah dari Ksatria Malik. Hanya menunggu kesadaran saja darinya, jika tidak sadar berarti ya belum sadar jika ia sudah menikah dan harus menafkahi istrinya.
"Haahhh..., bulan ini gajiku aku tabung saja. Jika nanti ada uang lebih aku simpan lagi, buat adik-adikku yang ada di panti asuhan." Daysi menghitung semua pengeluarannya.
Ksatria yang tidak sengaja mendengar ucapan Daysi langsung masuk kedalam kamar Daysi. Daysi terkejut dengan kedatangan Ksatria di dalam kamarnya.
"Kenapa kamu tidak meminta jika tidak memilki uang, aku bisa memberikannya?" Ksatria membuka dompetnya dan memberikan kartu debit ke Daysi.
"Aku tidak membutuhkannya dan aku masih bisa berkerja!" Daysi menyodorkan kembali kartu debit ke Ksatria.
"Itu hakmu, kamu pakai saja. Aku tidak mau berdosa karena tidak menafkahi kamu." Ksatria pergi dari kamar Daysi.
"Terimakasih, ternyata ingat juga dia, aku pikir dia tidak takut dengan dosa," Daysi memasukkannya ke dompet kesayangannya.
Ksatria merasa lega telah memberikan nafkah lahir untuk Daysi, setidaknya ia tidak merasa bersalah. Selain itu agar adik tercintanya mau kembali ke tanah air.
Ksatria selalu mengirim pesan lewat pesan suara email dan lain-lain. Tetapi tetap tidak membuahkan hasil usahanya, adiknya tetap bersih kukuh dengan pendiriannya. Sebenarnya ia geram sekali dengan kehadiran Daysi di kehidupannya ini. Selain penyebab adiknya pergi gara-gara ia juga harus menikahnya.
"Andai ginjalmu tidak cocok dengan adikku, pasti adikku masih ada di Indonesia. Kamu memang celah di antara saudara berikatan darah ini." Ksatria kesal jika meminta adiknya pulang tetapi tidak mau. Hanya satu alasan dia tidak mau pulang karena ia ingin Ksatria mencintai sahabatnya Daysi.
Permintaan konyol dan gila menurut Ksatria. Ksatria tetap dingin terhadap Daysi, begitu juga Daysi, ia selalu menghindar jika bertatapan langsung atau tidak sengaja bertemu. Daysi membangun tembok yang kuat untuk dirinya begitu juga Ksatria membekukan hatinya untuk Daysi.
Pagi hari.
Daysi hari ini libur berkerja karena jadwal ia cuti. Hari ini Daysi sudah rapi dengan pakaiannya, Daysi membawa roti dan susu kotak untuknya nanti jika ia lapar saat keluar rumah. Terkesan seperti anak kecil tetapi demi menjaga kesehatannya ia terpaksa membawanya, selain itu makanan yang ia bawa juga tidak berat.
Panti Asuhan.
Tak terasa Daysi telah menginjakkan kakinya di panti asuhan lagi setelah beberapa bulan ini tidak berkunjung. Daysi segera memarkirkan sepeda motornya di bawah pohon dekat pos kampling panti asuhan.
Suasana Panti kini berubah 180 drajat, dulu bagunan ini sangat sederhana namun sekarang bangunan ini berdiri kokoh bahkan bisa di bilang lebih bagus dari sebelum kejadian kebakaran itu.
Salah satu anak panti yang melihat Daysi datang langsung memberi tau Umma Inayah. Umma Inayah langsung memeluk dan menyambut kedatangan Daysi. Daysi membawa beberapa makanan ringan untuk adik-adiknya.
Suara tangisan bayi terdengar nyaring. Daysi langsung memgerutkan alisnya. Dan mencari suara bayi tersebut. Bayi tersebut menangis di depan panti asuhan, lebih tepatnya di dekat pohon besar.
"Siapa yang tega membuang bayi ini, Umma apa Umma tidak tau jika ada bayi di sini?" Daysi mengendong dan menimangnya.
"Umma tidak tau Daysi, Umma juga baru saja mendengarnya!" jawab Umma Inayah tersenyum.
"Kasihan sekali kamu, begitu lucu dan menggemaskan. Kenapa orang tuamu tega membuangmu." Menciumi pipi bayi tersebut.
Umma Inayah yang melihat pemandangan ini meneteskan air mata. Ia masih teringat betul saat Daysi pertama kali menginjakkan kakinya di panti asuhan ini. Ia menangis karena di ejek oleh teman sebayanya.
Umma Inayah yang melihatnya langsung menolong dan mengajaknya tinggal di panti asuhan. Dulu panti ini sangat sepi hanya ada 5 orang itu juga termasuk Umma Inayah.
"Daysi, apa kamu akan menginap di sini malam ini?" tanya Umma Inayah sambil mengambil alih gendongan bayi kecil tersebut.
"Tidak Umma, hari ini Daysi banyak pekerjaan di rumah majikan Daysi Umma. Saat ini Daysi tinggal di sana!" Daysi menutupi kepedihannya sendiri. Ia terlalu takut jika Umma Inayah kepikiran dengan keadaannya sekarang.
"Yasudah tidak apa-apa Daysi. Daysi apa kamu baik-baik saja kenapa wajahmu pucat sekali, apa kamu sakit?" tanya Umma Inayah langsung menyentuh dahi Daysi. "Dahi kamu tidak panas kenapa terlihat pucat?" Umma Inayah langsung meletakkan bayi tersebut ke tampat tidur.
"Daysi lupa pakai lipbalm Umma!" Daysi segera mengeluarkan lipbalmnya dan mengoleskannya ke bibir pucat Daysi.
Umma Inayah berusaha percaya dengan ucapan Daysi barusan. Tapi dalam lubuk hati terdalamnya ia curiga dengan Daysi. Ada apa sebenarnya, itu menjadi pertanyaan di benak Umma Inayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Mampir
2021-02-22
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like mendarat lagi kakak😊
dari "asisten dadakan."
kutungggu kehadiranmu kembali.
💪💪💪
2020-12-31
2
Vera Nika Anjani
aku udah mampir n boom like dari prolog sampai sini ya thor..
semangat terus upnya
2020-12-16
1