Ksatria yang berada di ruangan keluarga menatap foto orangtuanya adiknya bergantian.
"Ma... Pa..., Aurel aku menyayangi kalian semua." Air mata menetes dan segera di usap.
Ksatria kembali seperti semula bersifat dingin dan cuek. Segera menelpon bawahannya untuk mengurus pernikahannya dengan Daysi besok.
Pagi hari.
Di kamar Daysi.
Daysi sudah bangun dari Subuh, ada sekitar 4 orang dari pihak tata rias. Daysi yang sudah mandi ketiga kalinya mendengus kesal.
"Mbak, apa aku harus mandi. Aku sudah mandi ketiga ini?" ucap Daysi bingung.
"Sudah, tidak mandi lagi. Mbak Daysi apa sudah siap kami dandani?" ucap Syalsa alias Samir.
"Emm aku harus panggil kamu siapa?" tanya Daysi polos.
Syalsa alias Samir tertawa.
"Panggil saja Syal... saa...," dengan logat manja.
Para asisten Samir tertawa kecil. Kemudian mendapat tatapan tajam dari Samir langsung melakukan aktivitasnya.
Beberapa jam kemudian sudah selesai merias Daysi, Daysi nampak cantik sekali dengan balutan busana kebaya putih. Dan apalagi Daysi di dandani oleh Syalsa alias Samir. Si penata rias nomer satu di kota ini.
Para sopir sudah bersiap dari pagi, menunggu kedatangan tuannya. Ksatria yang sudah rapi dengan setelan jasnya nampak sempurna. Tanpa berdandan ia sudah sangat tampan. Ia memasuki mobil pribadinya dan menyuruh sopir segera berangkat.
Daysi yang juga sudah rapi dengan pakaian kebayanya segera menuruni tangga, dengan bantuan Syalsa dan asistennya. Mereka memasuki mobil yang sama.
KUA.
Sesampainya di kantor KUA, langsung di laksanakan acara ijab qabulnya. Para bawahan Ksatria merekam kejadian tersebut. Untuk di abadikan. Dan akan di kirimkan ke email Aurellia, sebagai tanda bukti jika Ksatria Kakaknya sudah menemukan Daysi dan menikahinya sesuai permintaan Aurellia.
Setelah suara sah terdengar, Daysi bernafas lega. Masih gerogi di dalam tubuhnya dan apalagi berdekatan dengan Ksatria. Setelah menandatangani buku nikah, Ksatria keluar dan menyuruh bawahannya untuk mengantar Daysi pulang dengan selamat.
Ksatria segera berdiri meninggalkan Daysi di dalam kantor KUA. Ksatria langsung menuju Hotel. Pikirannya kacau balau.
Suara deringan telpon. Dari kekasihnya. Tertulis nama Lady.
"Hallo..., ada apa Ledy?"
"Bisa tidak kita ketemu sayang?" memastikan jika Ksatria mau. "Di hotel kamu ya, boleh." Ucap Lady.
"Ya!" Ksatria, langsung mematikan ponselnya.
15 menit kemudian Lady sampai di hotel Ksatria, ia masuk melalui lift biasa di hotel Ksatria.
Suara ketukan pintu dari luar ruangan pribadi Ksatria. Ksatria membuka pintu tersebut, Lady langsung saja masuk tanpa permisi.
"Kamu mau ngapain?" tanya tegas Ksatria.
"Aku kangen kamu!" langsung memeluk Ksatria dari depan. Ksatria tidak nyaman dengan keadaannya sekarang.
"Manja sekali wanita ini, aku jadi risih dengannya." Dalam batin Ksatria.
Lady yang tidak mendapat sambutan pelukan melepas pelukannya. Banyak tanda tanya di pikiran Lady.
"Kenapa sayang, apa kamu tidak mau lagi bersamaku?" Lady penasaran dengan sikap Ksatria.
"Iya, kita sudahi saja. Aku bosan denganmu." Memberi kartu debit ke pada Lady.
"Apa ini maksudnya?" tanya Lady pura-pura tidak paham.
"Aku tahu kamu seberapa liarnya saat bersama laki-laki, di dalamnya cukup untuk kamu pergi ke salon." Jawab Ksatria mendorong kasar tubuh Lady dan langsung melemparnya ke lantai.
"Kamu begitu kasar dan arogan Ksatria Malik. Aku bersumpah kamu akan mendapatkan karma Ksatria. Kamu akan merasakan dicampakkan saat kamu mencintainya." Umpatan Lady langsung berdiri meninggalkan hotel Ksatria.
Para karyawan yang sedang bersih-bersih mendengar umpatan Lady hanya diam dan terheran-heran. Di dalam pikiran mereka mungkin wanita tersebut menggunakan rayuan maut, untuk menjerat Ceo-nya.
●●●
Daysi yang berada di rumah menangis sesenggukan, saat ini ia menjadi istri sah dari Ksatria Malik. Tetapi yang ia rasa hanya sebagai istri di atas buku nikah.
Mbok Yati yang merasa kasihan dengan Daysi segera membuatkan makanan dan susu hangat. Sedari pagi Daysi tidak mau makan.
Ketukan pintu mengagetkan Daysi, Daysi segera menghapus air matanya. Dan membukakan pintu.
"Non, Non makanlah dulu jangan membuat tubuh Non semakin lemah. Jika Non lemah bagaimana menghadapi Tuan muda Non?" ucap Mbok Yati.
Setelah mendengar penuturan Mbok Yati. Daysi segera menerima nampan yang di bawa oleh Mbok Yati. Daysi segera melahap masakannya dan segera menghabiskan makanan tersebut.
Mbok Yati tersenyum lega. Jika Mbok Yati tidak dapat merayu Nona Daysi untuk makan, pasti akan terkena masalah saat Ksatria pulang nanti.
Malam hari.
Ksatria yang baru saja masuk rumah langsung menuju ruang makan, nampak sepi ruang makannya.
Mbok Yati yang sudah menyiapkan makanan tersenyum kepada Tuan mudanya ini.
"Mau Mbok buatin apa lagi Den?"
"Gak usah Mbok. Mbok dimana Daysi?"
"Nak Daysi ada di kamarnya Den!" jawab Mbok Yati. "Apa perlu Mbok panggilkan?"
"Tidak usah Mbok, suruh dia masuk kamarku saja Mbok!"
Mbok Yati mengangguk paham dan langsung menuju kamar Daysi. Mbok Yati mengetuk kamar Daysi dan meminta izin untuk masuk, setelah mendapat Izin dari Daysi. Mbok Yati masuk dan membicarakan kedatangannya, lantara di suruh Tuan Ksatria agar Daysi masuk ke kamarnya sekarang.
Daysi masih tidak percaya dengan penuturan Mbok Yati, rasa ketakutan menerpa diri Daysi saat mulai melangkahkan kakinya masuk kamar Ksatria di lantai atas.
Cklek..., suara pintu terbuka. Dengan nuansa perpaduan coklat keemasan di setiap sudut kamar yang di tunjukkan oleh Mbok Yati.
"Nak Daysi saya tinggal ke bawah ya. Nak Daysi pesan Mbok satu, jika nanti Aden (Tuan Ksatria) meminta yang aneh-aneh turuti saja Nak Daysi. Agar Nak Daysi tidak terkena masalah." Peringatan dari Mbok Yati. Daysi mengangguk paham.
Satu jam Daysi menunggu ia lelah duduk di kursi yang panas ini, bagaimana tidak ia betada di kamar seseorang yang benar-benar keras kepala dan arogan ini.
Suara langkah kaki semakin mendekat, menuju kamar yang tersebut. Suara pintu terbuka, Daysi segera menoleh dan benar saja Ksatria masuk kamar dan mendekat ke tempat duduk Daysi.
Daysi bergetar hebat, ia merasa seperti wanita yang tertindas saat malam pengantin. Ksatria yang melihat tubuh Daysi bergetar hebat semakin mendekatkan dirinya.
"Wanita sepertimu tidak pantas mendapatkan diriku. Jangan bermimpi terlalu tinggi, masih banyak wanita yang sempurna dalam segala hal. Dan satu lagi jika nanti Aurellia pulang kamu harus berpura-pura bahagia dengan pernikahan ini. Dan ada lagi jika di luar dan tidak ada Aurel kamu dan aku orang yang tidak saling mengenal." Berlalu pergi menuju kamar mandi.
Seketika Daysi terjatuh di sofa karena tubuhnya tidak mampu membawa badannya lagi.
"Aku tidak boleh kalah dari orang sok berkuasa ini, dia pikir cuma dia apa yang memiliki harta melimpah, masih banyak yang lain. Tapi bagaimana caraku melawan, sedangkan aku tidak memiliki apa-apa. Bisa makan nasi saja sudah mendingan." Daysi berpikir dengan keras.
Tigapuluh menit kemudian Ksatria keluar dari kamar mandi dengan mengenskan jubah mandi. Daysi membaca beberapa majalah yang berada di bawah meja kecil. Daysi melirik sekilas, dan tidak menganggap Ksatria ada.
Rasa marah, benci masih menerpa hatinya. Daysi meletakkan majalah kembali ke tempatnya.
"Bolehkah aku besok berkerja lagi?" Daysi bertanya tanpa melihat Ksatria.
"Terserah, asalkan tidak membuat masalah lagi!" jawab singkat Ksatria dan berbaring di ranjangnya.
"Kamu tidur saja di sofa itu, pasti bisakan tidur di sofa itu?" menatap tajam Daysi.
Daysi mengangguk dan segera membaringkan dirinya di sofa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Mayra Putri
sombong skali sih, ksatria baja hitam.....
2021-06-14
1
Erna Burnama
biarkn saja yg mo dibuat Ama ksatria...ntar dia bucin sendiri..😀😀😀
2021-03-29
3
BELVA
ok aku absen balik ka
2021-01-11
1