Ksatria berjalan dengan elegan memasuki area hotelnya, tanpa sengaja ia menabrak seseorang. Orang tersebut terjatuh, Ksatria menatap sekilas orang itu sosok yang ia kenal waktu kuliah dulu.
"Kamu, Ksatria kan." tanya orang yang tertabrak.
"Iya..., lagi apa kesini, melamar pekerjaan?" ucap Ksatria dingin.
"Iya, eeemmm... aku dengar-dengar kamu pemilik hotel ini ya," tanya wanita tersebut.
"Iya. Mari duduk di situ." Ksatria mempersilahkan wanita itu duduk.
"Apa kamu yakin mau berkerja di sini, bukannya ijasah kamu bagus waktu wisuda dulu. Aku kira bakalan kerja di perkantoran, apa ada masalah?" tanya Ksatria penasaran.
"Tidak ada apa-apa, cuma ingin suasana baru saja. Ohh ya..., apa kamu belum menikah Ksatria." Vivi penasaran dengan kehidupan Ksatria.
"Yahhh seperti yang kamu lihat, aku masih betah menyendiri," jawab santai Ksatria.
Daysi yang tugasnya bersih-bersih mendengar semua ucapan Ksatria dan wanita itu. Tetapi untungnya Daysi menggunakan masker dan topi, sebab tugas Daysi banyak selain membersihkan ruangan bagian dalam juga taman hotel.
"Dasar lupa status." Umpat Daysi dalam hati. "Berdoalah dengan sungguh-sungguh pak Ksatria yang terhormat, semoga ucapanmu barusan akan menjadi kenyataan suatu hari." Ucap lirih Daysi.
Ksatria masih asik mengobrol dengan teman kuliahnya dulu. Dari dulu sampai sekarang Ksatria memang laki-laki bernilai plus, selain pintar dan tampan ia juga orang berada.
Sudah bisa di pastikan daya tariknya lebih unggul dari pada yang lain.
"Ohh ya Ksatria, eemm aku pulang dulu ya. Apa aku boleh minta nomor ponselmu?" tanya Vivi pada Ksatria dengan menyodorkan ponselnya.
Ksatria menerima ponsel Vivi dan mengetik nomornya. "Ini." Mengembalikan ponsel Vivi.
Vivi tersenyum penuh kemenangan, niatannya mendekati Ksatria dengan pelan-pelan berhasil juga. Vivi pun merencanakan hal yang lain jika ini sudah berhasil.
Ksatria yang tahu betul sifat-sifat wanita seperti itu ia tetap menanggapi sambil menata hati.
Sore hari.
Daysi segera menaiki pesanan ojek onlinenya menuju ke arah rumah Ksatria. Saat berada di jalan ia merasakan perutnya sakit.
"Awww... sshhh..., sakit." Keluh Daysi memegang perutnya. "Mas tolong berhenti sebentar, perutku sakit."
Tukang ojek tersebut memberhentikan laju kendaraannya dan mencari tempat yang pas untuk istirahat dan kebetulan yang di lewati area taman. Jadi tukang ojek berhenti.
Daysi segera turun dari kendaraan tersebut dan duduk di salah satu bangku yang kosong dan segera meminum obat pereda sakit.
Daysi mengambil air putih dan meminum obatnya. Merasa perutnya tidak sakit lagi Daysi melanjutkan perjalanannya lagi. Sesampainya di kediaman Ksatria Malik ia turun dari ojek yang ia tumpangi.
"Ini Mas dan kembaliannya untuk Mas." Dengan tersenyum. Daysi segera masuk ke dalam rumah. Nampak hening.
Tiba-tiba Ksatria datang dan berucap dengan kata kasarnya.
"Jangan sampai adikku tahu jika kamu memiliki pacar di luar sana." Segera meninggalkan Daysi yang masih mematung.
"Tidak sadar dengan ucapannya sendiri, padahal dia sendiri banyak pacar di mana-mana bahkan menyebut dirinya masih singel. Cihh... tidak tahu malu." Gerutunya saat berjalan ke kamar.
Daysi tidak menanggapi ucapan Ksatria barusan dan mengganggap nya angin lewat saja. Daysi segera bersih-bersih dan mengerjakan tugas lainnya.
Mbok Yati yang bahagia memiliki majikan seperti Daysi tidak ada henti-hentinya mendoakan agar rumah tangganya langgeng terus.
"Nak Daysi, apa Nak Daysi tidak lelah?" mbok Yati bertanya dengan hati-hati.
"Tidak Mbok. Tenang saja Mbok!" jawab Daysi yang masih asik memotong sayuran. "Aku hanya menumpang di sini, jika aku tidak melakukan apa-apa takutnya nanti aku di suruh ganti rugi." Dalam batin Daysi.
Mbok Yati mengangguk dan menyiapkan makan malam. Daysi yang sudah kelelahan merebahkan badannya dan tertidur di kamarnya tetapi bukan kamar Ksatria.
Ksatria melihat sekeliling rumahnya namun tidak menemukan keberadaan Daysi. Ksatria kemudian menanyai salah satu asisten rumahnya.
"Dimana Daysi?"
"Mbak Daysi ada di kamarnya boss, sepertinya kelelahan!" jawab Ria hati-hati. Ria yang melihat Daysi kelelahan dan pucat tidak berani menggangunya. Karena Daysi memintanya untuk diam saja.
Ksatria langsung menuju kamarnya. Melihat Daysi yang tidur dengan meringkuk membuat Ksatria penasaran dengan Daysi.
"Kenapa ada seorang wanita seperti ini." Ksatria mencoba menyentuh dahi Daysi. Ksatria terkejut saat tangannya bersentuhan dengan dahi Daysi yang amat panas.
Ksatria langsung keluar kamar dan menyuruh Ria untuk menelpon Dokter. Ria mengangguk paham dan segera menelpon Dokter. Setelah menelpon Dokter, Ria mengirim beberapa pesan kepada Aurellia.
Aurellia yang mendapatkan pesan singkat tersebut tersenyum. Berharap jika hal ini terus terjadi agar rumah tangga Kakaknya semakin berwarna.
Setelah di periksa oleh Dokter, Daysi segera di suruh minum obat. Mbok Yati membantu Daysi duduk di ranjangnya.
Ksatria masih acuh tak acuh kepada Daysi. Ada beberapa pesan masuk dari kekasih Ksatria yang belum ia putuskan dan di tambah lagi pesan dari Vivi teman lamanya.
Ksatria langsung pergi tanpa menyentuh makanan yang sudah di siapkan oleh Daysi dan Mbok Yati. Hampir setiap hari seperti ini kelakuan Ksatria dan pada akhirnya masakan hasil buatan Daysi di makan oleh para asisten dan penjaga rumahnya.
Sampai tengah malam Ksatria baru kembali ke rumahnya dengan bau alkohol yang menyengat. Ksatria merebahkan dirinya di kamar. Rasa lelah melanda tubuhnya.
Pagi hari.
Seperti biasa Daysi beraktivitas menyiapkan segala keperluannya untuk berkerja.
"Nak..., apa Nak Daysi sudah merasa baikan dan sembuh?" tanya Mbok Yati.
"Sudah Mbok, aku baik-baik saja!" dengan tersenyum.
Ksatria dan Daysi sejak menikah tidak pernah sesekali makan bersama. Daysi lebih memilih menghindari Ksatria dari pada muncul di hadapannya. Daysi tidak ingin jatuh cinta dengan Ksatria, walaupun pesonanya tidak dapat di pungkiri.
Bahkan laki-laki yang memandangnya pasti suka dengan paras tampan Ksatria.
Ksatria masih tidur sampai jam menunjukkan pukul 10 pagi. Mbok Yati tidak berani membangunkannya, taku jadi lampias kemarahannya.
Daysi yang sudah berangkat dari pagi menggunakan jasa ojek online, sudah berkerja di hotel Ksatria Malik dengan membawa peralatan tempurnya.
Daysi membersihkan jendela dan tanaman yang ada di lobby hotel. Daysi tidak lupa lagi mengenakan nametagnya.
Sebagai tukang cleaning servis Daysi berkerja selayaknya. Walaupun saat ini statusnya istri pemilik Royal Malik tidak dapat mengubahnya dari butiran kerikil menjadi berlian.
Ksatria yang baru datang terkejut melihat Daysi yang tengah berkerja. Merasa heran dengan sosok Daysi membuat Ksatria terbesit rasa penasaran.
"Wanita ini, apa tubuhnya sudah membaik. Sudahlah dari pada mengurusi dia lebih baik mengurus diriku sendiri." Ksatria berjalan menuju lift pribadinya.
Vivi yang hari ini mulai berkerja sebagai asisten manager tersenyum bahagia saat melihat Ksatria datang ke hotel. Vivi menjadi tidak bisa berkonsentrasi saat berkerja setelah melihat Ksatria baru datang. Demi mencari perhatian Ksatria, Vivi berpura-pura sedang berkerja dengan baik membantu Okta.
Saat jam makan istirahat Vivi mencari keberadaan Ksatria. Ksatria yang duduk di kursi balkon lantai 2 hanya diam sambil memandang Daysi yang tengah membersihkan area taman dengan teman-temannya satu profesi.
Vivi dengan segera mengejutkan Ksatria. Segera mengalihkan pandangannya.
"Lihat apa sih?" tanya Vivi yang sedang membawa 2 kota makan dan minum. Vivi meletakkannya di meja depan Ksatria.
"Tidak melihat apa-apa!" jawabnya mengelak.
"Oooo"
Mereka berdua menghabiskan makan bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Dewi mailina
satria entar bucin sama daysi
2021-07-02
2
Mei Shin Manalu
Like di sini juggaa
2021-01-22
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
cinta pak bos hadir menyapa lagi kak😉
mampir lagi yuk..
sehat dan semangat ya💪
2020-12-21
2